Potensi besar branchless banking ada di pinggiran kota
Hampir 120 juta orang yang belum tersentuh bank berada di pinggiran kota.
Bank Mandiri dan operator telekomunikasi seperti Telkom, Telkomsel, XL, dan Indosat baru saja melakukan kerjasama untuk membidik masyarakat Indonesia yang belum tersentuh perbankan. Hal ini karena dari total populasi 250 juta penduduk, baru sekitar 60 juta yang tersentuh layanan perbankan, dan masih ada 120 juta yang belum tersentuh bank.
Kebanyakan dari jumlah 120 juta orang yang belum tersentuh bank berada di pinggiran kota. Oleh sebab itu, Bank Mandiri dan empat operator telekomunikasi itu bergegas menggarap ladang yang masih basah itu dengan produk Rekening Hape.
-
Siapa yang bisa memanfaatkan kemudahan transaksi di Mobile Banking? Pihak yang memanfaatkan aplikasi mobile bangking bisa melakukan transaksi keuangan apa saja tanpa perlu khawatir tidak adanya mesin ATM terdekat.
-
Kapan Bank Jago mulai berinovasi dan menghadirkan aplikasi keuangan? Berdiri Sebagai Bank Artos pada 1992 Akar dari bank digital yang satu ini adalah PT Bank Artos Indonesia yang berdiri pada 1992 di Bandung.
-
Bagaimana QLola by BRI memudahkan akses perbankan? Dengan sistem Single Sign on Access, nasabah hanya membutuhkan satu username dan password untuk mengakses seluruh fitur dalam platform ini hanya dengan dengan satu kali log-in.
-
Kenapa pengguna Android lebih baik dalam mengelola uang? Menariknya, survei yang dilakukan oleh Slickdeals menemukan bahwa pengguna Android lebih pintar dalam mengelola uang mereka.
-
Bagaimana Bank Jatim mendorong UMKM binaannya agar paham teknologi digital? UMKM binaan bankjatim juga didorong untuk paham teknologi digital. Salah satu caranya dengan memfasilitasi transaksi menggunakan QRIS bankjatim. “Maka dari itu, UMKM yang kami bawa ke Bengkulu ini juga sudah memanfaatkan QRIS bankjatim dalam melakukan transaksi pembayaran dengan pembeli. Praktis dan cepat tinggal scan QR code,” ungkap Busrul.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
Rekening Hape baru tersedia di kota Garut, Tasikmalaya, dan Bandung, Jawa Barat. Rencananya layanan ini akan diperluas ke kota lain. "Rekening Hape ini komplementer. Pasarnya sangat besar, makanya kami sangat optimis," ujar Group Head Mobile Financial Services Indosat, Randy Pangalela dalam jumpa pers di Jakarta.
Chief Digital Services Officer XL, Yessie D. Yosetya pun memiliki rasa optimis yang sama dengan Randy. Dikatakannya, jumlah agen Rekening Hape ditargetkan dapat tumbuh menjadi 1.700 pada akhir 2015 di seluruh Indonesia. Sementara dari sisi jumlah nasabah Rekening Hape dirinya menargetkan bisa tumbuh tiga juta sampai lima juta di tahun 2015.
Rasa optimis Yessie bukan tanpa alasan. Sederhananya, kata dia, jika menggunakan rekening hape bisa melakukan transaksi apa saja. Misalnya pembayaran tagihan atau pembayaran situs e-commerce. Berbeda dengan e-money hanya sebagai alat pembayaran semata. Maklum, saat ini e-money memang sedang gencar disosialisasikan juga.
"Jelas segmen pasarnya berbeda. Rekening Hape bakal mengincar pasar di daerah pinggiran kota. Sementara e-money mengincar pengguna smartphone di perkotaan," katanya.
Apalagi, segmen pasar di daerah yang warganya masih menggunakan ponsel basic maupun feature phone yang masih mendominasi 70 persen pasar. Sekadar informasi, Rekening Hape memanfaatkan nomor telepon seluler nasabah sebagai nomor rekening. Para agen yang telah ditunjuk akan menjadi perpanjangan tangan bank di desa untuk menjangkau nasabah. Nasabah juga dapat tarik tunai tabungannya dari mesin ATM Bank Mandiri dan jaringan ATM Bersama.
(mdk/dzm)