Satu menit, 232 PC terinfeksi malware dan 12 situs diretas
Indonesia telah menyiapkan 5 agenda keamanan dunia cyber yang sedang dan terus berjalan
Pusat Data dan Sarana Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan "Joint Workshop on Cyber Security through JASPER between Indonesia and Japan".
Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Bambang Heru Tjahjono. Adapun tamu undangan yang hadir dari Kementerian/Lembaga, Komunitas Keamanan Informasi Indonesia, peneliti, dan akademisi.
Dalam paparannya mewakili ID-SIRTII, Rudi Lumanto menyampaikan mengenai data dan fakta tentang gangguan yang terjadi di dunia cyber Indonesia.
Salah satu poin pemaparannya adalah bahwa di Indonesia dalam satu menit, 232 PC terinfeksi oleh malware, 20 korban pencurian identitas, 12 website terkena hacked. Indonesia juga telah menyiapkan 5 agenda keamanan dunia cyber yang sedang dan terus berjalan.
Kemudian berturut-turut pemateri dari Jepang menyampaikan paparannya. Nakao menyampaikan tentang tren serangan cyber yang terjadi di Jepang serta penanggulangannya.
Daisuke Inoue dari National Institute of Information and Communications Technology (NICT) mendemonstrasikan tentang aplikasi NICTER, DAEDALUS, dan NIRVANA sebagai alat visualisasi serangan cyber yang dikembangkan oleh Jepang.
Dilanjutkan oleh Takemasa Kamatani dari Security Operations Center, KDDI serta Satoshi Noritake, dari Telecom-ISAC Japan, yang mempresentasikan tentang proyek PRACTICE (Proactive Response Against Cyber-attacks Through International Collaborative Exchange).
Pemaparan berikutnya oleh Katsunari Yoshioka dari Yokohama National University yang menyampaikan progress dari penelitian dan pengembangan proyek PRACTICE.
Pemaparan diakhiri oleh Hasyim Gautama dari Direktorat Keamanan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Sebelum acara diakhiri, diadakan panel oleh Kepala Pusat Data dan Sarana Informatika, Direktorat Keamanan Informasi, dan perwakilan dari Jepang.
Dalam panel ini, terjadi diskusi interaktif antara panelis dan para tamu undangan. Beberapa hal yang menjadi isu dalam diskusi tersebut adalah perlunya kolaborasi intensif antara Indonesia dan Jepang, data aplikasi, serta tindak lanjut dari workshop ini.