Sebagian besar pelanggan Smartfren diduga semu
Jumlah pelanggan riil Smartfren diperkirakan hanya setengah dari yang diklaim.
Indonesia Telecommunication User Group (IDTUG) mensinyalir sebagian besar pelanggan Smartfren adalah semu karena pengguna Andromax lebih banyak menggunakan nomor GSM-nya.
"Andromax kan dual ON, dan kebanyakan pengguna banyak menggunakan nomor GSM nya untuk SMS dan voice, sedangkan nomor CDMA Smartfren hanya agar Andromax bisa dipakai saja. Namun, pengguna GSM itu diklaim Smartfren sebagai pelanggannya," ungkap Sekjen IDTUG Muhammad Jumadi kepada merdeka.com, Minggu (16/2).
Saat ini, jumlah pelanggan Smartfren diklaim adalah sekitar 13-14 juta pelanggan. Operator CDMA itu menargetkan jumlah pelanggan hingga 18 juta sampai akhir tahun ini dengan tambahan 4-5 juta.
Jumadi menuturkan jumlah pelanggan riil Smartfren diperkirakan hanya setengah dari yang diklaim, namun karena menggunakan Andromax, sinyal dari handset tersebut tetap terhubung ke BTS Smartfren sehingga tetap diklaim sebagai pelanggannya.
"Smartfren secara cerdik mengarahkan pelanggan ke layanan Smartfren saat mengakses data dan membalas SMS, sehingga tetap memberikan trafik dan revenue ke operator tersebut," tegasnya.
Smartfren memang memesan handset sendiri untuk para pelanggannya, yaitu smartphone Andromax yang dual-ON atau bisa diisi dengan simcard Smartfren dan satu simcard GSM. Hal ini untuk memberikan kesempatan kepada pelanggan yang ingin menikmati layanan Smartfren namun tetap mengaktifkan nomor lamanya.
Dirut Smartfren Merza Fachys mengatakan pihaknya memang memberikan kesempatan terbuka kepada pemakai smartphone Andromax untuk memanfaatkan fitur dual ON GSM dan CDMA nya tanpa batas.
"Data di jaringan Smartfren menunjukkan kenaikan trafik yang konsisten setiap harinya seiring dengan semakin banyaknya pemakaian smartphone Andromax," tuturnya.