Sukses bobol Reuters.com, peretas publikasikan berita hoax
Tidak hanya mengambil alih Reuters.com, peretas juga mempublikasikan berita bohong, Jumat (03/08) kemarin.
Setelah banyak laporan bahwa situs-situs besar seperti <a title="LinkedIn" href="http://www.merdeka.com/teknologi/sebanyak-646-juta-password-di-linkedin-berhasil-dibobol.html">LinkedIn</a>, <a title="eHarmony, Last.fm," href="http://www.merdeka.com/teknologi/setelah-linkedin-dan-eharmony-kini-giliran-lastfm-jebol.html">eHarmony, Last.fm,</a> <a title="Twitter" href="http://www.merdeka.com/teknologi/twitter-kembali-dibobol-peretas.html">Twitter</a> dan <a title="Yahoo!" href="http://www.merdeka.com/teknologi/peretas-serang-yahoovoice-450-ribu-data-penting-bocor.html">Yahoo!</a> pernah rontok karena serangan peretas, kini giliran sebuah situs media online ternama, Reuters juga kebobolan.
Sesaat setelah situs mereka dibobol oleh peretas, Reuters secara cepat mengatakan melalui account Twitter resminya bahwa laporan berita yang berhubungan dengan konflik Suriah adalah bohong. "Reuters.com menjadi target peretasan pada hari Jumat (04/08). Berita yang termuat bukanlah laporan dari reporter kami. Kita akan membenahi masalah ini secepatnya," ungkap pihak Reuters seperti yang dikutip oleh Mashable (05/08).
Berita Reuters versi peretas mengatakan bahwa Reuters telah melakukan interview dengan pimpinan pasukan Suriah Riad al-Asaad. Padahal, Reuters tidak pernah mempunyai jadwal interview dengan pimpinan pasukan Suriah tersebut. Setelah keadaan kembali normal, pihak Reuters dengan cepat menghapus berita tersebut.
Tidak hanya mengumumkan melalui account Twitter saja, pihak Reuters juga memberikan konfirmasi tersebut kepada NBC News. Sampai sekarang belum terdapat pihak yang mengaku bertanggung jawab atas peretasan tersebut.