Tiga layanan online baru resmi diluncurkan PANDI
Tiga layanan online baru resmi diluncurkan PANDI. Pertama melayani pengguna yang ingin membuat situs dengan nama domain dengan aksara suku-suku terbesar di Indonesia. Kedua adalah layanan SSO, sedangkan yang ketiga adalah Blog my.id.
Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) hari ini meluncurkan tiga layanan baru berbasis internet. Layanan pertama yang diluncurkan adalah Internationalized Domain Name (IDN) untuk lima aksara Nusantara. IDN merupakan sistem penggunaan aksara non-latin sebagai nama domain internet.
Ketua PANDI, Andi Budimansyah, mengungkapkan, sistem IDN selama beberapa tahun terakhir ini sudah banyak digunakan di negara-negara yang dominan menggunakan aksara non-latin, seperti Tiongkok, Rusia, Jepang, atau Arab. Sementara di Indonesia berdasarkan riset internal PANDI, kata dia, setidaknya ada lima aksara lokal yang masih bertahan dan cukup banyak digunakan di Indonesia.
-
Bagaimana PANDI ingin memperkuat identitas digital Indonesia? Oleh karenanya, PANDI juga tengah merancang Identitas digital berbasis Blockchain bekerjasama dengan instansi pemerintahan terkait.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Kenapa internet cepat penting? Internet yang cepat dapat membantu berbagai hal dalam hidup seseorang, mulai dari hal rekreasi hingga dalam bidang profesi.
-
Dimana internet pertama kali diakses di Indonesia? Perkembangan akses internet di Indonesia dimulai dengan kelahiran protokol IP pertama pada tahun 1988.
-
Apa yang mau dilakukan Menkominfo untuk meningkatkan kecepatan internet di Indonesia? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengatakan pemerintah memberikan perhatian khusus mengenai kecepatan internet. Menurutnya, kecepatan internet Indonesia masih rendah dengan angka 24,9 Mbps. Angka itu bawah Philipina, Kamboja, dan Laos, menurutnya Indonesia hanya unggul dari Myanmar dan Timor Leste di kawasan Asia Tenggara.
-
Kenapa PANDI Meeting 2024 mengusung tema "Indonesia Berdaulat Digital"? PANDI sebagai Registri Nama Domain .id sangat memiliki perhatian terhadap upaya mewujudkan kedaulatan Indonesia, misalnya dalam konteks penatakelolaan .id sebagai demarkasi wilayah Indonesia di internet.
"Aksara Jawa, Sunda, Bali, Bugis, dan Batak relatif masih banyak dipahami oleh masyarakat di daerah asalnya. Karena itu, kami memulai melakukan riset IDN untuk lima aksara tersebut. Apabila ada yang ingin membuat situs web dengan nama domain lima aksara Nusantara itu, saat ini sudah bisa kami layani," katanya melalui keterangan resmi, Rabu (17/5).
Layanan kedua yang diluncurkan PANDI hari ini adalah layanan single sign-on (SSO) 'u.id'. U.id merupakan layanan single sign-on (SSO) yang memungkinkan pengguna masuk pada beberapa layanan berbasis internet tanpa harus mendaftar berkali-kali.
"Layanan single sign-on sebenarnya sudah banyak ditawarkan oleh penyedia aplikasi online dan media sosial. Kita mengenal Facebook Connect yang kemudian berevolusi menjadi Facebook’s single sign-on. Layanan sejenis juga ditawarkan oleh Google, Twitter, atau Yahoo! Namun, kebanyakan layanan SSO ini hanya menggunakan verifikasi alamat email dan nomor ponsel saja," ungkapnya.
Kemudian, layanan ketiga yang luncurkan PANDI adalah Blog my.id. Blog my.id adalah platform blog berbasis Wordpress yang ditempatkan pada server PANDI di dalam negeri. Untuk mendaftarkan diri di blog my.id, pengguna harus mendaftarkan diri di u.id.
"Selain menggunakan server di dalam negeri, seluruh pengguna blog ini mendapatkan nama domain my.id gratis selamanya. Satu akun u.id hanya dapat mendaftarkan satu akun di blog my.id. Dengan cara ini, semua blog diketahui dengan pasti siapa pemiliknya," ujar Andi.
PANDI, menurut Andi, merasa prihatin dengan semakin maraknya konten-konten blog yang meresahkan. “Banyak sekali blog digunakan untuk menyebarkan berita bohong, fitnah, penipuan, atau kejahatan lainnya. Karena seluruh blog dengan platform ini diketahui dengan pasti siapa pemiliknya, pengguna akan lebih bertanggung jawab dalam membuat konten untuk blognya,” pungkas Andi.
Baca juga:
PANDI sebut pertumbuhan domain dot ID kalahkah domain dot SG
Untuk Indonesia, publik dukung internasionalisasi domain .ID
PANDI gelar workshop 'Penyelesaian Perselisihan Nama Domain'
PANDI buka pendaftaran registrar baru
Saat Semua naik, PANDI justru turunkan biaya domain .ID 50 persen!