Tingkatkan kualitas layanan, XL incar dua blok di frekuensi 2100 MHz
Jika bisa mendapatkan kedua blok tersebut, XL bisa menghadirkan layanan 4G secara maksimal
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk (XL), Dian Siswarini, menyatakan keinginannya untuk mendapatkan blok kanal 11 dan 12 di frekuensi 2.100 MHz. Sebagai informasi, blok 11 dan 12 di frekuensi tersebut adalah warisan Axis setelah merger dengan XL sebesar 10 MHz.
"Kalau dibilang tertarik, kita ya tertarik. Tapi kan, belum tahu mekanismenya, apakah itu lelang atau beauty contest. Semua ditentukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) selaku pemerintah," ujarnya saat ditemui setelah acara komersialisasi 4G LTE di Jakarta, Selasa (17/11).
-
Apa yang XL Axiata terus perluas di Sulawesi? PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus memperluas jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) di Sulawesi.
-
Kenapa XL Axiata ingin meningkatkan penetrasi layanan konvergensi di Indonesia? XL Axiata dengan Link Net diharapkan akan mampu meningkatkan penetrasi layanan konvergensi di Indonesia.
-
Apa yang dibangun XL Axiata di Sulawesi? XL Axiata meresmikan beroperasinya jaringan backbone fiber optic jalur Gorontalo – Palu untuk melayani lonjakan trafik layanan seluler di seluruh Sulawesi dan mendukung layanan internet rumah.
-
Bagaimana XL Axiata mempersiapkan diri untuk memperluas layanan konvergensi? Dalam kerja sama ini, XL Axiata telah menyiapkan perencanaan (planning) dan desain target pasar yang bisa melayani kebutuhan layanan konvergensi (convergence). Sementara itu, Link Net akan melakukan desain jaringan dan kapasitas yang dapat memenuhi kebutuhan target pasar XL Axiata.
-
Mengapa XL Axiata memperluas jaringan XL SATU Fiber di Morowali? Potensi pasar untuk layanan konvergensi di Sulawesi sangat besar karena digitalisasi di semua bidang juga telah menjangkau hingga ke pelosok daerah, termasuk Morowali. Sampai saat ini penetrasi XL Satu telah mencapai sekitar 30%,” ujar dia.
-
Di mana XL Axiata menargetkan perluasan layanan konvergensi? Dalam lima tahun ke depan, kedua pihak akan memperluas cakupan layanan hingga 8 juta home pass.
Ketertarikannya ini, bukan tanpa sebab. Pasalnya, dengan banyaknya spektrum yang dimiliki oleh operator, maka berujung juga pada layanan yang berkualitas bagi para pelanggannya.
"Spektrum itu menentukan kapasitas. Semakin banyak spektrum, investasi yang diperlukan untuk kapasitas pun lebih rendah," ujarnya.
Dian pun berencana, jika bisa mendapatkan kedua blok tersebut, maka pihaknya juga bisa melakukan penerapan teknologi carrier agregation (CA) atau penggabungan frekuensi yang mampu menyediakan layanan 4G secara optimal. Sekadar informasi, XL saat ini memiliki lebar pita 22,5 MHz di frekuensi 1.800 MHz, 15 MHz di 2.100 MHz, dan 7,5 MHz di 900 MHz.
Meskipun begitu, jika pihaknya tak memenangkan tender untuk kedua blok tersebut, tak menjadi masalah. Toh, kata dia, XL masih memiliki frekuensi cukup untuk menggelar jaringan 4G.
"Memang teknologi carrier agregation bagus utuk 4G-LTE. Namun, ekosistem handset yang mendukung carrier agregation belum banyak, hanya 5 persen dari total handset yang ada," ujar Dian.
Baca juga:
XL tancap gas komersialisasi 4G LTE di Jakarta
Proses tata ulang 4G LTE di 1.800 MHz akhirnya rampung
Soal akuisisi Link Net, Bos Indosat: Masih proses
7 Mahasiswa ini terpilih jadi 'bos' XL
Jogja, kota pelajar yang jadi tujuan baru 4G Telkomsel