30 Peribahasa Jawa Lucu dan Artinya, Penuh Makna
Peribahasa Jawa lucu dan artinya yang penuh makna.
Peribahasa Jawa lucu sering kali digunakan masyarakat. Terkadang, peribahasa Jawa lucu ini digunakan untuk menyindir seseorang khususnya terkait dengan sikapnya. Namun, sindiran menggunakan peribahasa Jawa lucu ini akan dikemas menggunakan gaya bahasa sindiran tidak secara langsung.
Harapannya adalah seseorang yang disindir tidak akan mudah tersinggung dan marah dengan kata-katanya. Meskipun nantinya akan muncul rasa kecewa, bersalah hingga putus asa.
-
Bagaimana cara berlatih pidato bahasa Jawa? Agar dapat berpidato dengan fasih dan lancar, tentu diperlukan latihan secara berulang-ulang. Para pelajar pun dapat berlatih untuk berpidato dengan naskah yang akan dibicarakan di depan umum.
-
Bagaimana Bahasa Indonesia berkembang pesat melampaui bahasa induknya, bahasa Melayu? Bahasa Indonesia berkembang pesat melampaui bahasa induknya, bahasa Melayu, sehingga menjadikannya bahasa terbesar di Asia Tenggara.
-
Kapan Ajeng Kamaratih belajar bahasa asing? Mantan finalis Miss Indonesia, pembaca berita, dan presenter televisi, Ajeng Kamaratih hobi belajar bahasa asing.
-
Apa saja jenis-jenis kata depan di bahasa Indonesia? Jenis-jenis Kata Depan Berikut beberapa jenis kata depan, antara lain: Kata Depan Dasar Jenis-jenis kata depan yang pertama adalah kata dasar.Jenis kata depan ini tidak memiliki imbuhan, awalan, atau sisipan.
-
Apa yang dimaksud dengan pidato bahasa Jawa? Pidato merupakan salah satu hal yang banyak dipelajari saat duduk di bangku sekolah. Baik sekolah dasar hingga menengah, para pelajar dilatih untuk mengenal serta berbicara fasih dalam pidato.
-
Kenapa penting untuk mengetahui peribahasa Bahasa Indonesia? Oleh karena itu, penting untuk mengetahui peribahasa Bahasa Indonesia beserta artinya.
Lantas apa saja peribahasa Jawa lucu dan artinya yang penuh makna? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (15/11), simak ulasan informasinya berikut ini.
Peribahasa Jawa Lucu dan Artinya
1. Alon-alon waton kelakon (Pelan-pelan asalkan tercapai)
Seseorang yang memiliki prinsip teliti dan berhati-hati dalam mengerjakan sesuatu hal. Selain itu juga, yang penting semua berjalan baik dan tercapai dengan memuaskan.
2. Amburu uceng, kelangan deleg (Memburu uceng atau ikan kecil tetapi kehilangan ikan gabus atau ikan yang lebih besar)
Karena terlalu fokus mengejar suatu hal tidak bernilai, pada akhirnya justru kehilangan suatu hal yang lebih berguna atau berharga.
3. Ana dina ana sega (Ada hari, ada nasi)
Sebaiknya tidak perlu mengkawatirkan mengenai kebutuhan hidup sehari-hari. Asal ingin dan niat bekerja, pasti akan memperoleh rezeki atau penghasilan.
4. Anggondheli buntuting macan (Memegangi dengan erat, ekor macan)
Seseorang yang mempercayai perkataan penjahat, akan tetapi pada akhirnya menjadi sasaran kejahatannya juga.
5. Apik kemripik nancang kirik (Terlihat baik, ternyata Ia memelihara anjing)
Seseorang yang penampilannya suci, namun hatinya busuk.
6. Caweta tekan wadone (Bercawatlah hingga binimu sekalian)
Keroyoklah saya dengan binimu sekali pun, saya tidak takut (Kata-kata menantang).
Peribahasa Jawa Lucu dan Artinya II
7. Cincing-cincing klebus (Meskipun sudah disingsingkan ke atas, masih saja basah)
Meskipun telah mengatakan tidak besedia, namun tetap saja dipaksa melakukan suatu hal yang mengeluarkan biaya.
8. Cobolo mangan teki (Orang bodoh yang memakan rumput teki)
Saking bodohnya, sampai tidak pantas untuk makan nasi. Pantasnya memakan rumput teki.
9. Cocak anguntal elo (Cicak menelan pohon elo)
Memiliki cita-cita yang mustahil untuk dicapai.
10. Cuplak andheng-andheng (Sejenis kutil di telapak tangan atau kaki jika tidak dibuang sakit, dibuang juga sakit)
Perkara yang serba merepotkan.
11. Cur-curan banyu kendhi (Seperti air yang memancar dari kendi)
Orang yang berani bersumpah untuk membuktikan kejujurannya.
12. Debeciki mbalang tai (Diberlakukan dengan baik malah melempar tinja)
Seseorang yang sudah diperlakukan dengan baik, justru membalasnya dengan kejahatan. Bukan membalasnya dengan kebaikan.
Peribahasa Jawa Lucu dan Artinya III
13. Dicuthata kaya cacing (Dicungkil lalu dibuang seperti halnya cacing)
Dipecat kemudian diusir dengan semena-mena seperti orang nista.
14. Digebyah uyah padha asine (Dicampur aduk agar rata, garam yang sama-sama asinnya)
Apabila salah satu orang dinilai jahat, maka semua orang dalam kelompok tersebut turut dianggap jahat.
15. Udan kethek (Hujan kera)
Turun hujan namun masih ada panas matahari.
16. Ula marani gitik atau gebuk (Ular mendatangi pukul)
Seseorang yang dengan sengaja mendatangi bahaya. Seseorang yang mendatangi musuhnya dengan sengaja.
17. Ulat madhep ati karep (Air muka dan hati yang sedang senang)
Seseorang yang memiliki suatu cita-cita, bersikap penuh rasa percaya diri dan akhirnya berhasil.
18. Madu balung kepesing (Bertengkar memperebutkan tulang belulang, meskipun sampai menahan buang air besar)
Seseorang yang bertengkar memperebutkan suatu hal yang tidak ada manfaatnya.
Peribahasa Jawa Lucu dan Artinya IV
19. Maling monthok (Membalikkan harapan yang besar)
Seseorang yang mengingkari janjinya kepada orang lain. Di mana orang tersebut sudah menggantungkan harapan dan kepercayaan besar terhadap dirinya.
20. Mambu ati (Berbau hati)
Laki-laki yang tengah jatuh cinta terhadap perempuan atau sebaliknya. Seseorang yang mengagumi atau terpesona terhadap penampilan orang lain.
21. Mancak wadhah tulupan (Mencari belalang, setelah dapat disimpan di lobang supitan)
Orang yang bekerja dengan susah payah, akan tetapu tidak ada hasilnya.
22. Mangsa dadi slilit (Makanan yang terselip di antara gigi-gigi)
Kekuatan atau kesaktiannya sama sekali tidak berarti.
23. Mecel manuk miber (Membuat pecel dari burung yang masih terbang)
Orang yang terburu-buru menyanggupi suatu hal.
24. Mendhak-mendhak kaya liwet (Merendahkan seperti nasi liwet)
Karena lama tidak mendapatkan kenaikan jabatan, lama kelamaan merasa rendah diri. Misalnya orang yang awalnya menjabat dan berkedudukan tinggi, didesak sehingga semakin lama menjadi rendah diri.
Peribahasa Jawa Lucu dan Artinya V
25. Nandur wiji keli (Menanam biji yang hanyut)
Merawat keturunan bangsawan yang hidupnya menderita.
26. Nebak wong mangan (Menerkam orang yang sedang makan)
Menggagalkan orang yang akan mendapatkan kebahagiaan atau keberuntungan.
27. Nemu kuwuk (Bertemu kucing hutan)
Seseorang yang bertemu maupun berpapasan dengan musuhnya.
28. Ngendelake gada githik (Mengandalkan gada dan cambuknya)
Seseorang yang menyelesaikan persoalan hidup dengan mengandalkan kekuatan dan kekuasaannya.
29. Ngenteni kumambang watu item (Menanti terapungnya batu hitam)
Seseorang yang hanya mengharapkan keberuntungan tanpa mau berusaha dan berjuang untuk meraihnya.
30. Nggoleki lingsa sumlempit (Mencari telor kutu yang terselip)
Hanya karena iri, malah mencari-cari kesalahan.