Analisis Peta Kekuatan Arab Saudi, 3 Kelemahan Ini Bisa Bawa Garuda Menang
Kelemahan Arab Saudi bisa dimanfaatkan Timnas Indonesia untuk raih kemenangan perdana.
Timnas Indonesia akan menghadapi Arab Saudi pada matchday keenam Grup C ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada Selasa (19/11) malam WIB.
Membaca kondisi calon lawan Garuda, Arab Saudi saat ini tengah dalam performa terburuk mereka dalam satu dekade terakhir.
- Analisis Kemenangan Timnas Indonesia Lawan Arab Saudi
- Sederet Keuntungan Timnas Indonesia Usai Kalahkan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Menganalisis Timnas Indonesia, Aspek yang Harus Dibenahi untuk Kalahkan Arab Saudi
- Hasil Pertandingan Pertama antara Arab Saudi dan Timnas Indonesia: Garuda Memimpin Lebih Awal, Skor Berakhir Imbang 1-1.
Penampilan mereka di ronde ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 juga dianggap kurang meyakinkan.
Bahkan mereka belum lama ini memecat pelatih Roberto Mancini dan menggantikannya dengan Herve Renard pada bulan lalu.
Sepeninggalan Mancini, Arab Saudi menghadapi sejumlah masalah seperti karakter bermain hingga buruknya penyelesaian akhir.
Beberapa masalah tersebut tentu menjadi peluang besar bagi Timnas Indonesia bisa mencuri poin atas Green Falcon di pertandingan nanti.
Ada beberapa kelemahan Arab Saudi yang bisa dimanfaatkan Garuda untuk meraih poin penuh di pertandingan nanti. Simak analisanya berikut ini.
Telat Antisipasi Serangan Balik
Arab Saudi memiliki masalah dalam transisi menyerang ke bertahan.
Berkaca dari laga kontra Australia, Bahrain dan Jepang, Green Falcon beberapa kali keteteran menghadapi serangan balik cepat lawan.
Hal tersebut terjadi karena agresifnya para pemain tengah dan depan Saudi saat melakukan serangan sehingga meninggalkan jarak antara pertahanan dan lini tengah.
Alhasil saat lawan melakukan counter attack, akan langsung berhadapan dengan dua pemain belakang yang secara kecepatan sangat lemah.
Pada pertemuan pertama melawan Indonesia pun, Arab Saudi beberapa kali kerepotan mengantisipasi serangan balik cepat Garuda lewat Rafael Struick, Witan dan Ragnar Oratmangoen.
Bahkan gol Timnas Indonesia ke gawang Arab Saudi di pertemuan pertama berawal dari serangan balik cepat yang gagal diantisipasi pemain bertahan mereka.
Mudah Panik saat Di-Pressing
Arab Saudi kerap melakukan serangan dari para pemain bertahan mereka. Biasanya bola akan dimulai dari Ali Al-Bulayhi atau Hussen Tambakti sebelum bergulir ke depan.
Namun, mereka sering kali lemah ketika mendapat tekanan (pressing) yang tinggi dari lawan.
Pada laga menghadapi Australia dan Jepang, Arab Saudi sering melakukan kesalahan karena panik mendapat tekanan ke arah sayap dan pemain yang membawa bola.
Timnas Indonesia bisa memanfaatkan situasi tersebut dengan memasang trio penyerang saat para pemain Arab Saudi membawa bola dan menutup lini tengah lewat Thom Haye dan Ivar Jenner.
Lini Depan Tumpul
Kelemahan ketiga Arab Saudi adalah tumpulnya lini depan mereka. Dari lima laga yang telah dilakoni, Arab Saudi baru mencetak 3 gol dengan rincian 1 gol melawan Indonesia dan 2 gol melawan China.
Bahkan mereka gagal mencetak gol di tiga pertandingan terakhir kala melawan Jepang (0-2), Bahrain (0-0) dan Australia (0-0).
Masalah bertambah usai penyerang andalan mereka Salem Al-Dawsari harus absen karena masih dibekap cedera.
Kelemahan ini bisa dimanfaatkan Timnas Indonesia untuk membuat lini depan Arab Saudi frustrasi dan terpancing untuk bermain terbuka.
Meski begitu, Indonesia tetap perlu waspada dengan second ball Arab Saudi dari para gelandang mereka yang bisa mengancam gawang Marteen Paes.