Beli Pabrik Lamborghini, Anak Presiden RI Lalu Dirikan Pabrik Mobil Nasional
Usai membeli Pabrik Lamborghini, putra Presiden RI ini kemudian membangun pabrik mobil nasional.
Putra Presiden kedua RI Soeharto, Tommy Soeharto memiliki sejarah gemilang dalam hal bisnis yang ia tekuni. Salah satu 'kerajaan' bisnis yang ia dirikan bergerak di bidang otomotif.
Sejak tahun 1994, Tommy Soeharto mengakuisisi pabrik Lamborghini bersama konglomerat Setiawan Jody dengan nominal mencapai US$ 40 juta.
-
Kenapa Darma Mangkuluhur disebut mirip dengan Tommy Soeharto? Banyak yang menyebut Darma mirip dengan ayahnya, Tommy Soeharto, namun ada juga yang menyebut Darma mirip dengan kakeknya, Soeharto.
-
Mengapa potret Tommy Soeharto dan Darma Mangkuluhur mencuri perhatian netizen? Berbagai potret kebersamaan mereka yang diunggah Darma Mangkuluhur di media sosial mengundang decak kagum dari netizen.
-
Kenapa pria bernama Thomas ini viral di Indonesia? Asal Prancis Pria bernama Thomas ini berasal dari Prancis. Sosoknya menjadi viral di Indonesia lantaran fotonya menjadi meme.
-
Siapa yang menjalankan ibadah umroh bersama Tommy Soeharto? Darma Mangkuluhur, putra sulung Tommy Soeharto, terlihat sangat khusyuk dalam beribadah di Tanah Suci.
-
Apa yang dilakukan Tommy Soeharto dan Darma Mangkuluhur di Tanah Suci? Potret Ayah-Anak, Tommy Soeharto dan Darma Mangkuluhur Umroh Bareng
-
Apa yang dilakukan Tata Cahyani setelah bercerai dengan Tommy Soeharto? Setelah bercerai dengan Tommy Soeharto pada 2006, Tata Cahyani menjalin hubungan asmara dengan aktor Hollywood Bobby Tonelli sejak 2015.
Namun, usia kepemilikan Tommy Soeharto terhadap pabrik Lamborghini yang dikelola Megatech tak berlangsung lama. Tommy bersama Jody melepaskan pada tahun 1998 saat krisis moneter dengan keuntungan hampir tiga kali lipat.
Ketertarikan Tommy Soeharto di bidang bisnis otomotif terus berlanjut lewat perusahaan mobil nasional yang ia dirikan. Bagaimana kisah Tommy mendirikan perusahaan produsen mobil Indonesia? Simak selengkapnya.
Beli Pabrik Lamborghini Pada 1994
©2019 Merdeka.com
Tommy Soeharto bersama Setiawan Jody melalui perusahaan Megatech membeli pabrik Lamborghini senilai US$40 juta pada januari 1994.
Kala itu pemilik Lamborghini bernama Chrysler tak mampu meneruskan di tengah tekanan ekonomi. Alhasil Megatech berhasil menguasai saham Lamborghini hingga 60 persen dan sisanya dipegang perusahaan asal Malaysia, MyCom Berhad.
Megatech juga merupakan pemilik dari perusahaan Vector. Diketahui jika Vector merupakan salah satu merek supercar asal Amerika yang cukup populer kala itu meski tak berusia panjang.
Akhiri Kepemilikan di Krisis Moneter
Instagram darmamh ©2020 Merdeka.com
Krisis moneter yang melanda Indonesia pada tahun 90an berdampak juga kepada pabrik Lamborghini yang dikelola Tommy Soeharto dan Setiawan Jody. Kala itu Jody menunjuk Mike Kimberly sebagai presiden dan direktur pelaksana perusahaan.
Keduanya sepakat mengakhiri kepemilikan perusahaan berlogo banteng emas tersebut pada 1998. Mereka menjual ke perusahaan VW-Audi hingga saat ini.
Meski melepaskan di masa krisis moneter, Megatech mendapat keuntungan tiga kali lipat dari hasil penjualan pabrik Lamborghini.
Megatech mampu meraup keuntungan hingga US$110 juta dan nilainya terbilang tinggi meski berada di masa krisis moneter.
Dirikan Perusahaan Produsen Mobil Nasional
©2018 Merdeka.com
Pria yang memiliki nama asli Hutomo Mandala Putra tersebut akhirnya mendirikan perusahaan produsen mobil yaitu PT Timor Putra Nasional (TPN).
Perusahaan ini berdiri berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) tentang pengembangan industri mobil nasional. Bahkan saat itu Pemerintah Indonesia menunjuk TPN sebagai satu-satunya 'pionir mobil nasional'.
TPN sempat merencanakan untuk mengimpor 45.000 mobil per tahun, namun krisis finansial Asia pada 1997 berdampak besar pada penurunan penjualan.
Terlebih pada saat kerusuhan Mei 1998, banyak pemilik Timor melepas logo 'T' supaya tidak menjadi sasaran massa yang mengaitkan Timor dengan Soeharto.
Perusahaan TPN mengimpor mobil buatan Korea Selatan, KIA Motors. Namun perusahaan ini harus dihentikan operasinya setelah ada indikasi pelanggaran aturan dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Pioner Perusahaan Mobil Nasional
Pembangunan industri mobil nasional sesuai dengan Inpres No.2/1996 tanggal 28 Februari 1996 tentang Pembangunan Industri Mobil Nasional.
Kala itu perusahaan yang berdiri akan diberi status perintis mobil nasional dan dibebaskan menggunakan merek sendiri, diproduksi di dalam negeri dan menggunakan komponen buatan dalam negeri.
Perusahaan pioner juga akan dibebaskan bea atas komponen impor (65%) dan produknya terbebas dari pajak barang mewah (35% untuk sedan) selama empat tahun.
Sehingga berdirinya perusahaan TPN pada 1996 membuat perusahaan Tommy Soeharto diberi status 'pioni; karena perusahaan itu mayoritas dikendalikan putra bungsu Soeharto, Tommy Soeharto.