Cak Nun Menunggu Jokowi Ucapkan Belasungkawa, 6 FPI Tewas Ditembak Polisi Rakyatnya
Sosok Emha Ainun Nadjib atau lebih dikenal Cak Nun akhirnya ikut buka suara terkait kasus tersebut.
Insiden baku tembak di Tol Jakarta-Cikampek KM 50, masih bergulir hingga menyeret nama Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab (HRS). Enam laskar FPI yang mengawal rombongan itu tewas usai menerima timah panas dari anggota polisi.
Sosok Emha Ainun Nadjib atau lebih dikenal Cak Nun akhirnya ikut buka suara terkait kasus tersebut. Tokoh intelektual Muslim Indonesia ini dikenal kerap menyampaikan pemikiran dan kritik dalam berbagai bentuk, seperti cerpen, puisi, dan lagu.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kenapa Jokowi memanggil Menaker Ida dan Kakak Cak Imin? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
-
Kapan Jokowi memanggil Kapolri dan Jaksa Agung? "Sudah saya panggil tadi," kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
Masing-masing pihak baik polisi dan FPI muncul dengan versi berbeda terkait bentrok tersebut. Sejumlah pihak pun mendorong agar dibentuk tim investigasi pencari fakta.
Berikut ulasannya.
Tokoh Intelektual Muncul
Dilansir dari caknun.com, bertajuk 'Dialog 4-Mata Jokowi-HRS'. Terlihat serangkaian kalimat khas Cak Nun yang begitu mengena di hati. Seakan miris melihat Indonesia tengah diadu domba.
"6 Orang rakyat Indonesia mati ditembak. Menurut FPI yang salah Polisi, menurut Polisi yang salah FPI. Kita rakyat mendengarkan dan percaya ke yang mana?" tulisnya membuka kritik.
Sampai ia memberi huruf tebal atau bold, pada kata 'akibat' dan 'sebab'. Dua hal yang patut ditelusuri, demi informasi yang akurat.
"Semua keruhnya permusuhan yang tak habis-habis ini adalah akibat yang tidak diurus sebabnya secara mendasar," imbuhnya.
Mendasari dengan Pancasila
Indonesia memiliki pancasila sebagai dasar negara. Hal itu patut dipraktikan dalam kasus ini. Ia tekankan pada sila keempat, "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan".
"Semua pertengkaran nasional yang tak ada ujungnya ini karena semua pihak tidak mempelajari, mendewasai dan membijaksanai manajemen jarak antara musyawarah menuju mufakat dalam Sila-4 Pancasila," tulis dalam dialog.
"Ini momentum untuk menguji apakah bangsa kita punya tokoh dengan jiwa kepemimpinan, berkecerdasan dan berkebijaksanaan pemimpin," tambahnya.
Menunggu Jokowi Berbelasungkawa
Hingga saat ini, rakyat seakan berseteru sendiri menilai tanpa tahu kejadian sebenarnya.
Cak Nun seraya meminta pemimpin Indonesia untuk sekedar ikut menunjukkan rasa belasungkawanya. Sebab enam rakyatnya tewas di tangan anggota polisi, yang juga berstatus rakyatnya.
"Sambil menunggu Presiden mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya enam (6) rakyatnya," tulisnya.
Dialog 4 Mata
Cara berpikir dan kritik Cak Nun terbilang apik, ia sampai menyarankan untuk melakukan dialog dengan Rizieq Syihab. Serta didampingi oleh dua orang sebagai wali.
"Sekarang saatnya terjadi Dialog 4 mata antara Jokowi dengan Habib Riziq. Di"wali"i misalnya oleh Pak Jusuf Kalla dan Gus Mus (KH Mustofa Bisri). Bisa disusul dialog-dialog berikutnya antar berbagai kelompok dan stakeholders bangsa ini," tulisnya lagi.
Tujuan: Demi Kemenangan Bersama
Dialog empat mata yang disampaikan oleh Cak Nun, diharapkan membawa jawaban baru. Saling bermusyawarah tanpa saling menjatuhkan.
"Prinsip yang harus dicapai: 1- Menang bersama, bukan menangan sendiri 2- Semua Insya Allah menjadi lerem dan tenang oleh pertemuan itu 3- Tidak boleh ada yang dipermalukan. Menang tanpo ngasorake (menang tanpa merendahkan wibawa)," tulis dalam dialog.
Seakan tak mau masalah tersebut menjadikan rakyat bingung dan menyalahkan satu pihak. Tentunya demi perdamaian dan kemenangan bersama.
"Yang menang NKRI, Persatuan Kesatuan, Bangsa dan Rakyat Indonesia. Win-win Game. Kita punya Pancasila, kita pelaku Demokrasi, kita punya warisan wisdom luar biasa dari sejarah masa silam. Kita pastikan apapun yang terlanjur terjadi, pada akhirnya yang menang adalah bangsa dan rakyat Indonesia," tutupnya.
(mdk/kur)