Doa Malaikat Tuhan Tiga Kali Sehari yang Wajib Tahu, Setiap Waktu Punya Makna Berbeda
Diyakini bahwa malaikat pelindung bertanggung jawab untuk menyelamatkan orang-orang secara fisik di bumi. Bacaan doa malaikat Tuhan ini sebaiknya dibaca setiap hari sebanyak tiga kali, yakni pukul 06.00, 12.00, dan 18.00.
Agama Katolik mengajarkan umatnya untuk percaya dan memperlakukan malaikat pelindung dengan hormat serta cinta. Malaikat adalah pelindung Anda terhadap iblis.
Sebab, setan ingin merusak, menarik Anda ke arah dosa dan kejahatan, bahkan membawa Anda ke jalan yang buruk. Melalui doa malaikat Tuhan ini, kita berusaha meminta perlindungan di jalan yang benar dan di jalan menuju surga.
-
Apa yang dimaksud dengan Doa Tobat Katolik? Doa Tobat adalah doa yang berisi ungkapan pertobatan atas dosa, permohonan belas kasih pengampunan Allah, dan kesadaran akan kerahiman Tuhan serta keterbatasan manusia.
-
Mengapa Doa Tobat Katolik penting? Doa Tobat mengajarkan umat Katolik untuk merendahkan hati, memohon ampun, dan berjanji untuk berubah.
-
Kapan doa tobat katolik dipanjatkan? Doa Tobat Katolik dapat merujuk pada Puji Syukur No 25.
-
Apa tujuan utama dari Doa Tobat Katolik? Doa Tobat Katolik adalah doa yang berisi ungkapan pertobatan atas dosa, permohanan belas kasih pengampunan Allah, dan menyadari kerahiman Tuhan serta keterbatasan manusia.
-
Kapan Doa Tahlil dibaca? Pembacaan lafal tahlil juga dilakukan oleh masyarakat pada peringatan haul, arwahan (ruwahan) di bulan ruwah, akhir Sya’ban, akhir Ramadhan, saat kumpul keluarga, dan lain sebagainya.
-
Bagaimana cara mengucapkan Doa Tobat Katolik? Melansir dari berbagai sumber, Rabu (17/4) berikut informasi selengkapnya. Doa Tobat Katolik Doa Tobat Katolik Bahasa Indonesia Dikutip dari Keuskupan Agung Jakarta, bahwa Allah selalu siap menerima orang yang bertobat. Untuk mengakui segala dosa, lakukan langkah-langkah pertobatan berikut sebagai cara menyadari dan mengakui dosa, menyesali dosa, berniat untuk tidak berbuat dosa lagi, memohon ampun, serta mau menghidupi cara hidup yang baru.
Diyakini bahwa malaikat pelindung bertanggung jawab untuk menyelamatkan orang-orang secara fisik di bumi. Ada banyak cerita yang mendasari keyakinan ini. Misalnya, tentang orang-orang yang diselamatkan dari situasi berbahaya oleh orang asing misterius yang menghilang tanpa jejak.
Meskipun kisah-kisah ini ditulis sebagai cerita turun temurun, beberapa mengatakan itu membuktikan betapa pentingnya malaikat dalam hidup Anda. Alasan inilah yang mendorong untuk meminta bantuan malaikat pelindung Anda dalam doa-doa.
Tak dapat dipungkiri, melalui doa kita akan semakin dekat dengan Allah dan mendapatkan kekuatan rohani dari-Nya. Dengan catatan, selama Anda membiasakan diri untuk memanjatkan doa. Bacaan doa malaikat Tuhan ini sebaiknya dibaca setiap hari sebanyak tiga kali, yakni pukul 06.00, 12.00, dan 18.00.
Mungkin Anda akan menjumpai atau mendengar bel gereja berbunyi di ketiga waktu tersebut. Doa malaikat Tuhan atau Angelus ini bisa dibaca sendiri di rumah atau di gereja. Selain memohon, doa ini menjadi pengingat kisah Bunda Maria saat berjumpa malaikat Jibril yang memberi kabar mengenai kandungan dalam perutya.
Simak doa malaikat Tuhan berikut penjelasannya ini, seperti dihimpun dari berbagai sumber, Jumat (18/2).
Doa Malaikat Tuhan
Liputan6 ©2022 Merdeka.com
Devosi secara tradisional dibacakan di gereja, biara, dan biara Katolik Roma sebanyak tiga kali sehari: 06:00, 12:00 dan 18:00. Masih banyak gereja yang mengikuti devosi, dan sebagian lain mempraktikkannya di rumah. Devosi juga diamati oleh beberapa gereja Anglikan, Ortodoks Ritus Barat, dan Lutheran.
Angelus biasanya disertai dengan membunyikan lonceng, yang merupakan panggilan untuk berdoa dan untuk menyebarkan niat baik kepada semua orang.
Malaikat yang dimaksud dalam doa itu adalah Jibril, seorang utusan Allah yang menyatakan kepada Perawan Maria bahwa ia akan mengandung seorang anak untuk dilahirkan sebagai Anak Allah. Hal ini tertuang dalam Lukas 1:26-38.
Kisah pemberitaan kelahiran Yesus, narasi panggilan Allah kepada Maria karena ada dialog dan kerjasama antara Allah yang memanggil.
1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, 1:27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. 1:28 Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau."
1:29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. 1:30 Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. 1:31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
1:32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, 1:33 dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
1:34 Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" 1:35 Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
1:36 Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. 1:37 Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." 1:38 Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Makna Didoakan dalam Tiga Kali Sehari
©Shutterstock.com/ Aubord Dulac
Di beberapa sekolah Katolik, Angelus dibacakan secara berkala. Sementara di sebagian besar biara Fransiskan dan kontemplatif, Angelus didoakan tiga kali sehari.
Termasuk di Jerman, keuskupan-keuskupan tertentu dan stasiun radionya menyiarkan Angelus. Selain itu, gereja Katolik Roma serta beberapa gereja Protestan membunyikan lonceng Angelus 3 kali sehari.
Setiap waktu rupanya memiliki maknanya tersendiri. Simak ringkasannya berikut ini, seperti dilansir dari Iman Katolik:
- Doa Angelus jam 6 pagi
Bertujuan menghormati kebangkitan Kristus. Yesus yang telah bangkit dan bersama Kristus akan memulai hari dengan semangat kebangkitan.
- Doa Angelus jam 12 siang
Bermakna menghormati sengsara Kristus. Di tengah pekerjaan dan kesibukan kita yang berat. Alangkah baiknya kita senantiasa ingat Kristus yang telah berkorban bagi kita.
- Doa Angelus jam 6 sore
Bertujuan menghormati Inkarnasi Allah menjadi manusia. Termasuk pada saat beranjak untuk beristirahat, ingatlah bahwa Allah selalu tinggal beserta kita.
Bacaan Doa Malaikat Tuhan I
©Shutterstock.com/Dennis Steen
Dipanjatkan pada pukul 06.00, 12.00, dan 18.00. Bacaan doa malaikat Tuhan atau Angelus ini bisa dibaca sendiri di rumah atau ke gereja. Tak ada kewajiban yang mengikat.
Maria diberi kabar oleh malaikat Tuhan,
Bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus.
Salam Maria …
Aku ini hamba Tuhan,
Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.
Salam Maria …
Sabda sudah menjadi daging,
Dan tinggal diantara kita.
Salam Maria …
Doakanlah kami, ya Santa Bunda Allah,
Supaya kami dapat menikmati janji Kristus.
Marilah berdoa (Hening)
Ya Allah, karena kabar malaikat, kami mengetahui bahwa Yesus Kristus Putra-Mu menjadi manusia. Curahkanlah rahmat-Mu ke dalam hati kami, supaya karena sengsara dan salib-Nya, kami dibawa kepada kebangkitan yang mulia. Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami.
Amin.
Bacaan Doa Malaikat Tuhan II
©2014 Merdeka.com/pixgood.com
Dalam lansiran yang berbeda dalam bahasa Latin dan Inggris, berikut doa Angelus. Sedikit perbedaan, tapi tetap menyiratkan kisah peristiwa Maria yang ditemui oleh malaikat Jibril.
Malaikat Tuhan menyatakan kepada Maria:
Dan dia mengandung dari Roh Kudus.
Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan besertamu;
Terberkatilah engkau di antara wanita dan terpujilah buah rahimmu, Yesus.
Santa Maria, Bunda Allah, doakanlah kami yang berdosa ini, sekarang dan pada saat kematian kita. Amin.
Lihatlah hamba Tuhan: jadilah padaku menurut firman-Mu.
Salam Maria...
Dan Firman itu menjadi Daging: Dan diam di antara kita.
Salam Maria...
Doakanlah kami, ya Bunda Allah yang Kudus, agar kami layak menerima janji-janji Kristus.
Mari kita berdoa:
Tuangkan, kami mohon kepada-Mu, ya Tuhan, kasih karunia-Mu ke dalam hati kami; bahwa kami, kepada siapa inkarnasi Kristus, Putra-Mu, diberitahukan melalui pesan seorang malaikat, semoga oleh Sengsara dan Salib-Nya dibawa ke kemuliaan Kebangkitan-Nya, melalui Kristus Tuhan kita yang sama.
Amin.
Sejarah Lonceng Angelus
©Reuters
Dalam semua tahap perkembangan Katolik, terkait erat dengan membunyikan lonceng gereja. Melansir dari Simply Catholic, sebagian besar sejarawan Gereja setuju bahwa Angelus dapat ditelusuri kembali ke Italia abad ke-11. Di mana para biarawan mengucapkan tiga Salam Maria selama doa malam, pada bel terakhir hari itu.
Seiring waktu, para pendeta mendorong umat Katolik mereka untuk menutup hari dengan mengucapkan tiga Salam Maria. Lonceng dibunyikan pada akhir hari untuk mengingatkan umat tentang waktu doa khusus ini.
Meskipun tidak dimaksudkan untuk mendorong doa, lonceng ini tetap dikaitkan dengan waktu doa malam, termasuk mengucapkan Salam Maria. Setelah persyaratan jam malam berakhir, bel terus dibunyikan pada penutupan setiap hari dan istilah bel jam malam sangat populer, meskipun di beberapa daerah itu dikenal sebagai bel "Ave" atau "Gabriel".
Dikutip dari Publication of the Catholic Truth Society, sekitar tahun 1323, Uskup Winchester, Inggris, dan calon Uskup Agung Canterbury, Uskup John de Stratford, mendorong orang-orang dari keuskupannya untuk berdoa Salam Maria di malam hari.
“Kami menasihati Anda setiap hari, saat Anda mendengar tiga suara terputus-putus. Bunyi bel, pada awal jam malam (atau, di tempat-tempat di mana Anda tidak mendengarnya, di waktu vesper atau malam tiba) Anda mengatakan dengan segenap pengabdian yang mungkin, berlutut di mana pun Anda berada, Salam Malaikat tiga kali pada setiap gemerincing, sehingga mengatakannya sembilan kali."
Sementara itu, sekitar tahun 1318 di Italia, umat Katolik mulai mengucapkan Salam Maria saat bangun di pagi hari. Kemungkinan kebiasaan ini kembali datang dari para biarawan, yang memasukkan Salam Maria dalam doa-doa yang mereka ucapkan sebelum hari kerja dimulai. Devosi pagi pun kian menyebar.
(mdk/kur)