Istilah Atletik Berasal dari Kata dalam Bahasa Yunani, Ini Sejarahnya di Indonesia
Istilah atletik berasal dari kata dalam Bahasa Yunani dan sejarahnya di Indonesia.
Tahukah kalian, sebenarnya istilah atletik berasal dari kata dalam Bahasa Yunani. Atletik merupakan suatu cabang olahraga tertua di dunia. Karenanya, atletik sering kali dianggap sebagai induk dari semua cabang olahraga.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, atletik merupakan cabang olahraga (terutama yang dilakukan di luar dan membutuhkan kekuatan, kecepatan dan ketangkasan) yang terdiri atas nomor-nomor lari, jalan, lompat dan lempar.
-
Di mana atlet bulu tangkis Indonesia disambut meriah oleh para penggemar? Tak hanya disambut oleh petinggi bulu tangkis tanah air, para juara All England 2024 ini juga disambut meriah oleh para penggemar. Mereka menyanyikan lagu nasional mengiringi kedatangan para atlet di bandara.
-
Bagaimana Megawati memulai karir atletiknya? Megawati memulai karir atletiknya pada usia 14 tahun dan berhasil menjadi bagian penting dalam tim Surabaya Bank Jatim pada Livoli Divisi Utama 2015.
-
Apa itu olahraga kasti? Kasti adalah permainan yang mengutamakan kerja sama antarpemain, kekompakan, ketangkasan serta kesenangan.
-
Siapa saja yang menyambut kepulangan para atlet bulu tangkis Indonesia? Kedatangan mereka pun disambut meriah oleh banyak pihak. Jonatan Christie tampak begitu ceria setibanya di tanah air. Pada potret ini, ia berpose dengan Sekjen PP PBSI Fadil Imran. Kedatangan mereka ini disambut hangat oleh Menpora Dito Arirotedjo. Dalam potret ini tampak Fajar Alfian yang tengah berpose dengan politisi Golkar ini. Anthony Ginting juga tampak berpose dengan Anindya Bakrie selaku Chef de Mission Olimpiade Paris 2024.
-
Di mana aktris-aktris Indonesia itu tinggal bersama pasangan bulenya? Tak hanya menemukan cinta sejati, mereka juga memilih untuk membangun rumah tangga dan keluarga di luar negeri.
-
Siapa pelatih Timnas Indonesia di pertandingan ini? Pelatih untuk timnas Indonesia adalah Shin Tae-yong.
Sementara itu, menurut ensiklopedia Indonesia, atletik adalah pertandingan dan olahraga pada atletik. Sebenarnya, istilah atletik berasal dari kata dalam Bahasa Yunani 'Atlon' yang memiliki arti pertandingan atau perjuangan.
Atletik sendiri sudah menjadi olahraga Internasional di mana hampir setiap negara di dunia terlibat dalam beberapa bentuk kompetisi ini. Lantas bagaimana penjelasan istilah atletik berasal dari kata dalam Bahasa Yunani dan sejarahnya di Indonesia?
Melansir dari emodul.kemdikbud.go.id, Rabu (24/5), simak ulasan informasinya berikut ini.
Sejarah Atletik di Dunia
Istilah atletik berasal dari kata dalam Bahasa Yunani 'Atlon' yang memiliki arti pertandingan atau perjuangan. Olahraga Atletik awal mulanya dipopulerkan oleh bangsa Yunani sekitar pada abad ke-6 SM. Iccus dan Herodicus menjadi orang-orang yang berjasa mempopulerkan atletik. Tahukah kalian, atletik yang terkenal saat ini sebenarnya sudah berbeda dibanding atletik yang dilakukan oleh bangsa Yunani dulu.
Meski begitu, dasarnya tetap sama yaitu berjalan, lari, lompat dan lempar. Lantaran memiliki berbagai unsur inilah, atletik dikatakan sebagai ibu dari segala cabang olahraga.
Bukan hanya Yunani, istilah atletik berasal dari kata dalam Bahasa lainnya pun ada. Istilah atletik berasal dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu 'Athletic'. Kemudian, istilah atletik berasal dari kata dalam Bahasa Perancis yaitu 'Ateletique'. Selanjutnya, istilah atletik berasal dari kata dalam Bahasa Belanda yaitu 'Atletiek'. Terakhir, istilah atletik berasal dari kata dalam Bahasa Jerman yaitu 'Athletik'.
Sejarah Atletik di Indonesia
Seperti diketahui istilah atletik berasal dari kata dalam Bahasa Yunani 'Atlon' yang memiliki arti pertandingan atau perjuangan. Olahraga ini pun juga sudah diikuti oleh hampir setiap negara di dunia. Tak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia sendiri, atletik dikenal melalui bangsa Belanda yang menjajah Tanah Air selama tiga setengah abad.
Meski dibawa oleh Belanda, saat itu atletik masih belum dikenal secara luas. Terlebih yang mendapat kesempatan melakukan latihan-latihan atletik hanya sekolah-sekolah dan kemiliteran saja. Itu pun sekadar untuk melengkapi kebutuhan pendidikan jasmani.
Organisasi atletik yang pertama kali didirikan di Indonesia pada zaman Belanda yaitu Nederlands Indisehe Atletiek Unie (NIAU). Di mana dalam bahasa Indonesia berarti "Perserikatan Atletik Hindia Belanda". Organisasi ini didirikan pada tahun 1917.
Atlet Berprestasi Zaman Belanda
Propaganda untuk menyebarkan atletik memang ada, namun usaha untuk mendirikan perkumpulan-perkumpulan atletik atau cabang dari NIAU ini hanya bisa terlaksana di beberapa kota besar. Khususnya yang memiliki sekolah-sekolah lanjutan dan yang mempunyai tangsi-tangsi militernya. Seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Solo dan Medan.
Pada zaman tersebut, setiap tahunnya diadakan perlombaan atau kejuaraan atletik di Jakarta. Acara digelar bertepatan dengan penyelenggaraan Pasar Gambir (semacam Jakarta Fair) di akhir bulan Agustus atau awal bulan September.
Meski begitu, beberapa warga Indonesia ada yang menjadi atlet yang menonjol. Atlet yang menonjol prestasinya pada zaman penjajahan Belanda tersebut meliputi Mohammad Noerbambang, pelari 100 meter yang konon pernah mencapai 10,8 detik, dan Harun Alrasyid, pelompat tinggi yang pernah melewati mistar mencapai 1,80 meter dan lompat jauhnya mendekati 7,00 meter.
Sejarah Atletik Zaman Penjajahan Jepang
Pada zaman penjajahan Jepang selama 3,5 tahun mulai awal tahun 1942 sampai Agustus 1945, pada umumnya keolahragaan mengalami perkembangan. Melalui siaran radio yang dikenal dengan 22 nama Radio Taiso, semua pelajar dan mahasiswa menyelenggarakan latihan-latihan dari berbagai cabang olahraga. Termasuk senam dan atletik.
Atletik mendapat perhatian yang cukup baik. Hampir setiap menjelang tutup tahun ajaran, diadakan pertandingan-pertandingan olahraga dengan atletik sebagai nomor utamanya. Baik itu berbentuk pertandingan antar kelas, antar sekolah maupun antar kota.
Pada tahun 1943 diselenggarkan perlombaan atletik segitiga antar pelajar sekolah menengah Bandung, Yogya dan Solo di Solo. Pelajar-pelajar dari Bandung di bawah panji-panji GASEMBA (Gabungan Sekolah Menengah Bandung), dari Yogya GASEMMA (Gabungan Sekolah Menengah Mataram) dan dari Solo GASEMBO (Gabungan Sekolah Menengah Solo).
Atlet Berprestasi Zaman Jepang
Perlombaan atletik untuk masyarakat umum juga sering diadakan. Lari jarak jauh dan lari jarak pendek dengan membawa beban merupakan kejuaraan yang paling sering diperlombakan. Selama masa penjajahan Jepang ini, atletik tampak ada kemajuan dalam bidang organisasi.
Perhimpunan-perhimpunan atletik mulai bermunculan di sejumlah kota besar. Seperti IKADA (Ikatan Atletik Djakarta), GABA (Gabungan Atletik Bandung), IKASO (Ikatan Atletik Solo) hingga IPAS (Ikatan Perhimpunan Atletik Surabaya).
Pada tahun 1949, pekan olahraga diselenggarakan oleh ISI (Ikatan Sport Indonesia) di lapangan IKADA. Pekan olahraga ini diikuti oleh sejumlah atlet dari seluruh Jawa.
Atlet-atlet yang menonjol pada masa penjajahan Jepang meliputi Soetantio (pelari 100 meter yang mencapai 11,00 detik), Soetrisno (atlet pancalomba) dan Bram Matulessi (pelempar Lembing).