Jadi Perwira Berprestasi, Ternyata Jenderal Kristomei Sianturi Berawal dari Hilangnya Senjata saat Pendidikan Akmil
Begini cerita jenderal bintang 1 TNI saat menjalani pendidikan di Akmil.
Komandan Resimen Taruna (Danmentar) Akademi Militer, Brigadir Jenderal TNI Kristomei Sianturi menceritakan pengalaman masa lalunya saat masih menempuh pendidikan di Akademi Militer.
Brigjen Kristomei mengatakan jika awalnya ia selalu mempertanyakan alasan ia memilih Akmil untuk melanjutkan pendidikan. Keragu-raguan itu selalu muncul sampai ia mengalami kejadian hilang senjata saat pendidikan.
- Ketatnya Persaingan Jadi Taruna Akmil, Banyak Anak Jenderal Tak Lulus Kalah Sama Anak Letkol & Kopral
- Kenalan Sama Jenderal Bintang Dua Wanita Pertama di TNI AD, Ternyata Sosoknya Punya Belasan Gelar Akademik
- Jadi Jenderal Bintang Dua Wanita Pertama TNI AD, Ini Sederet Prestasi Dian Andrian yang Membanggakan
- Jenderal TNI Bintang 4 Mutasi 61 Perwira, Salah Satunya Kadispenau
Kristomei Sianturi mencari-cari senjata yang hilang dan khawatir akan dikeluarkan dari Akmil jika tidak berhasil menemukannya. Simak ulasannya sebagai berikut.
Kehilangan Senjata saat Pendidikan Akmil
Dalam sebuah wawancara di channel Youtube Gema Nusantara memperlihatkan Brigjen Kristomei Sianturi yang menceritakan saat ia kehilangan senjata ketika sedang melakukan pendidikan di Akademi Militer.
Menghilangkan senjata adalah pelanggaran besar, sehingga ia takut sekali dikeluarkan dari pendidikan tersebut. Kristomei mengatakan jika ia kemudian merenungi kejadian tersebut dalam waktu yang cukup lama.
“Kalau saya dikeluarkan dari sekolah ini, bagaimana orang tua saya? Nah itu yang saya pikir. Betapa sedih dan malunya mereka anaknya dikeluarkan dari Akmil,” kata Brigjen Kristomei.
Di tengah-tengah perenungannya, ia berjanji kepada dirinya sendiri, jika senjata tersebut kembali ketemu, maka ia akan serius dalam menjalani pendidikan di Akmil tidak seperti hari-hari sebelumnya.
“Lalu saya duduk merenung, agak lama, satu atau dua jam. Kalau senjata ini ketemu, saya akan berdinas sebagai taruna yang baik, sebagai perwira yang baik,” jelasnya.
Ditemukan oleh Warga
Tidak lama setelah perenungan tersebut, Brigjen Kristomei tiba-tiba bertemu dengan dua orang warga yang datang dengan membawa obor. Kedua warga tersebut menanyakan keadaan Kristomei.
Setelah itu, kedua warga itu langsung membantu Kristomei untuk mencari senjatanya yang terjatuh. Beruntungnya, senjata tersebut bisa ditemukan oleh warga.
“Tiba-tiba datang dua masyarakat, bawa obor. ‘Kenapa pak?’ ‘Pak mohon maaf senjata saya terjatuh hilang’. Dibantu cari, ketemu akhirnya. Alhamdulillah ketemu,” ungkapnya.
Setelah senjatanya ketemu, Kristomei langsung melanjutkan perjalannya dan akhirnya sampai ke finish. Setelah itu, ia bertekad untuk selalu serius untuk menjalani pendidikan sebagai Akmil.
“Udah saya melanjutkan latihan lagi, dan saya lah orang terakhir yang masuk ke finish. Sejak itulah saya berikrar bahwa saya harus semaksimal mungkin,” pungkasnya.