Jarang Disorot, Ini Sosok Istri Cantik Keempat Soekarno yang Disebut 'Lambang Perempuan Jawa'
Ini sosok cantik pendamping Soekarno yang jarang disorot. Paras cantiknya bikin terpukau.
Ini sosok wanita cantik pendamping Soekarno yang jarang disorot. Paras cantiknya bikin terpukau.
Jarang Disorot, Ini Sosok Istri Cantik Keempat Soekarno yang Disebut 'Lambang Perempuan Jawa'
Membahas perjalanan hidup Soekarno yang tak lepas dari kemerdekaan, nampaknya juga melekat peran perempuan dalam kehidupannya hingga menjadi aspek yang tak terelakkan.
Menurut catatan sejarah, Bung Karno telah menjalin hubungan asmara dengan banyak perempuan. Sembilan di antaranya ia pilih untuk diperistri.
Publik dikenal akan sosok Siti Oetari yang menjadi istri pertama Soekarno, atau Fatmawati selaku penjahit bendera pusaka pertama, hingga Ratna Sari Dewi yang merupakan keturunan Jepang.
- Si Cantik Laki Banget, Ini Sosok Sopir Bus AKAP Bikin Betah Penumpang
- Jarang Tersorot, Ini Deretan PotretUlang Tahun Anak Kiky Saputri Yang Cantik dan Menggemaskan
- Jadi Satu-satunya Istri Soekarno yang Masih Hidup, Ini Potret Dewi Soekarno Cantik Berkebaya dan Sanggul Hadiri Ultah Putri Solo
- Sosok Cantik Sesepuh Persit Istri Eks Panglima ABRI, Beri Pesan Penting untuk Para Istri Prajurit TNI
Namun ada satu sosok istri Soekarno yang kadang dilupakan dan jarang disorot namun memiliki peran cukup besar dalam perjalanan hidup Sang Proklamator.
Sosok itu adalah Siti Suhartini atau yang lebih akrab disapa Hartini Soekarno. Hartini adalah istri keempat Soekarno setelah Fatmawati.
Banyak yang tidak tahu bagaimana paras cantik dari Hartini hingga membuat Soekarno jatuh hati.
Melansir dari Instagram @arsip_indonesia, Rabu (20/3) berikut kisah Hartini, istri keempat Soekarno.
Perjalanan Cinta Hartini dan Soekarno
Siti Hartini lahir di Ponorogo pada 20 September 1924. Sosoknya yang kalem dan lembut membuatnya terkadang disebut sebagai "lambang perempuan Jawa".
Kisah cinta Hartini dan Soekarno dimulai tahun 1952, di salah satu rumah di Salatiga usai keduanya pertama kali bertemu.
Kala itu Soekarno tengah dalam perjalanan menuju Yogyakarta untuk meresmikan Masjid Syuhada.
Tak perlu waktu lama, Soekarno lantas jatuh hati pada Hartini. Setahun kemudian, mereka bertemu lagi saat peresmian teater terbuka Ramayana di Candi Prambanan.
Soekarno pun mulai mengirimkan surat kepada Hartini melalui perantara temannya dengan menggunakan nama samaran "Srihana".
Berselang dua hari setelah kelahiran Guruh Soekarno Putra pada 15 Januari 1953, Soekarno meminta izin kepada Fatmawati untuk menikahi Hartini.
Fatmawati pun luluh dan mengizinkan Soekarno berpoligami. Hingga muncul kabar bahwa Fatmawati harus meninggalkan istana karena pernikahan Soekarno dan Hartini.
Keputusan Soekarno untuk menikahi Hartini kemudian menimbulkan protes dari berbagai organisasi perempuan, salah satunya Perwari yang sangat menentang poligami.
Meskipun demikian, Soekarno tetap menikahi Hartini di Istana Cipanas pada 7 Juli 1953.
Kehidupan Pribadi Hartini
Hartini terbilang sebagai salah seorang wanita yang paling lama bisa tinggal dan bertemu Soeharto. Namun kedekatan keduanya bukan berarti membuat Soekarno berhenti menjalin asmara.
Soekarno pun masih menikahi Ratna Sari Dewi (1961), Haryati (Mei 1963) dan Yurike Sanger (Agustus 1964).
Tapi tercatat bahwa Hartini menjadi sosok yang paling lama mengisi separuh usia Soekarno. Bahkan ia disebut sebagai sosok yang setia, menerima dan berbakti pada suami.
Bersama Soekarno, Hartini dikaruniai dua orang anak yaitu Taufan Soekarnoputra dan Bayu Soekarnoputra.
Hartini meninggal dunia di Jakarta pada 12 Maret 2002 dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak.