Kisah Koh Steven, Mualaf Sedekahkan Semua Harta buat Covid Lalu Tinggal di Kontrakan
Kisah Koh Steven yang memilih sedekahkan semua hartanya untuk penanganan Covid dan tinggal di kontrakan.
Rasa duka menyelimuti insan dakwah Islam di Indonesia. Steven Indra Wibowo, pendiri Mualaf Center Indonesia meninggal dunia pada Jumat (14/10) lalu.
"Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un Telah meninggal dunia dan berpulang ke rumah Allah saudara kami: Indra Wibowo," tulis akun Instagram Mualaf Center Indonesia mengumumkan kepergian Koh Steven untuk selamanya pada Sabtu (15/10).
-
Apa arti dari kata "Mualaf"? Kata "mualaf" berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti "orang yang baru berpaling" atau "orang yang baru masuk Islam".
-
Siapa saja yang disebut sebagai Mualaf? Mualaf adalah sebutan untuk orang yang memeluk agama Islam setelah sebelumnya beragama selain Islam.
-
Kapan Mahalini resmi menjadi mualaf? Mahalini memeluk agama Islam bulan ini, langsung setelah acara pamit kemarin.
-
Bagaimana cara seseorang menjadi Mualaf? Cara masuk Islam perlu dimulai dari memahami ajaran agama, mengucapkan kalimat syahadat, hingga menjalani kewajiban ibadah.
-
Apa arti dari Taaruf? Taaruf adalah perkenalan atau saling mengenal yang dianjurkan dalam agama Islam. Taaruf berasal dari kata ta'arafa - yata'arafu yang artinya saling mengenal sebelum menuju jenjang pernikahan.
-
Apa yang diraih oleh Miftah? Miftah dapat merayakan keberhasilannya dalam menyelesaikan pendidikan S2 dengan sangat baik.
Pria yang akrab disapa Koh Steven ini mengembuskan napas terakhirnya usai melaksanakan ibadah shalat Isya di Surabaya. Sebelum meninggal, Koh Steven sempat dilarikan ke rumah sakit namun takdir berkata lain.
Jenazah nya kemudian diberangkatkan dari Surabaya menuju Bandung. Usai dishalatkan di Masjid Al Imtiyaz di Bandung, jenazah langsung diberangkatkan ke lokasi pemakaman. Koh Steven dimakamkan di area pemakaman Firdaus Memorial Park, Ujung Berung, Bandung, Jawa Barat.
Sedekahkan Semua Harta buat Covid
Semasa hidupnya, mualaf asal Yogyakarta ini banyak membagikan kebaikan kepada sesama manusia. Ia bahkan rela menjual sebagian besar aset miliknya mencapai Rp12 miliar. Aset-aset tersebut meliputi 2 rumah, 7 mobil dan 3 moge atau motor gede pribadinya, saat awal pandemi Covid 19.
Uang hasil penjualan tersebut kemudian dialokasikan untuk membeli 48 ribu baju hazmat, 43 ribu pasang sarung tangan bedah, 150 ribu masker, 80 ribu hand sanitizer.
Barang-barang itu kemudian didistribusikan ke lebih dari 5.000 rumah sakit dan fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia. Selain itu ada pula 43 ribu perlengkapan APD surgical gown sesuai standar WHO.
Steven yakin bahwa pandemi Covid-19 ini merupakan petunjuk untuk dirinya mengembalikan titipan Tuhan melalui cara baik.
Bagi Sembako dan Makanan
Bukan hanya untuk membantu alokasi alat-alat kesehatan saja, hasil penjualan tersebut juga disisihkan untuk membeli ribuan sembako dan makanan cepat saji.
Melalui Mualaf Center Indonesia, yang didirikan dan diketuai oleh Steven, para anggotanya membagikan makanan di jalanan Yogyakarta.
Kemudian meratakan pembagian sembako dan makanan di berbagai wilayah Indonesia. Ia juga menyediakan makanan cepat saji bagi para tenaga medis.
Memilih Tinggal di Kontrakan
Bahkan, Koh Steven memilih untuk tinggal di rumah kontrakan di wilayah Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. Sementara itu, sang istri tinggal di Bandung bersama mertuanya.
Bukan tanpa alasan Koh Steven melakukan hal ini. Ia percaya bahwa harta akan datang lagi dengan mudah. Dia mengaku pernah hidup miskin. Yakin bahwa Allah SWT akan mencukupkan.
Rumah miliknya yang masih bertahan ada di Salatiga. Pengusaha tajir melintir ini juga hanya tinggal memiliki satu motor matic saja untuk bepergian.
Semua Harta Titipan Allah
Koh Steven memiliki prinsip hidup bersama sang istri tercinta, bahwa segala yang dititipkan oleh Allah SWT saat ini pasti akan diambil lagi. Semua bergantung pada caranya, bisa dengan jalan yang baik melalui sedekah. Bisa pula kembali ke sisi Allah SWT dengan cara yang tidak diduga.
"Gini lho, kalau aku sama istriku punya prinsip hidup yang dititipin sama Allah sekarang, pasti akan kembali lagi. Caranya aja. Mau kembali dengan baik-baik, kita sedekahkan," ujar Steven dalam wawancara dilansir melalui channel youTube TV One.
Harta titipan Tuhan tersebut juga bisa kembali jika digunakan Steven untuk membeli sesuatu yang tidak bermanfaat. Apabila berlaku sombong atas kekayaan, bisa jadi Allah SWT akan mengambil dengan paksa.
Steven membuat perumpamaan, datangnya suatu bencana di luar nalar menimpa seseorang. Hal ini menjadi salah satu cara Allah SWT mengambil titipan harta dengan cara yang tidak diinginkan seorang hamba.