Korea Selatan Alami Hujan Salju Terlebat dalam 117 Tahun, Sampai Tewaskan Warga & Penerbangan Terganggu
Berikut potret Korea Selatan alami hujan salju terlebat dalam 117 tahun terakhir.
Musim dingin telah mendatangi Korea Selatan. Salju pertama yang menandakan datangnya musim dingin telah turun pada Rabu (27/11) lalu. Akan tetapi, awal musim dingin tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Bagaimana tidak, Seoul mengalami badai salju terbesar dan terlebat dalam sejarah sejak tahun 1907 atau lebih tepatnya 117 tahun yang lalu.
- Korea Selatan Diterjang Hujan Salju Lebat, Empat Orang Tewas
- Ternyata Ini Alasan Pekerja Paruh Waktu di Korea Selatan Merasa Senang Bekerja dengan AI
- Potret Terbaru Mawar AFI Usai Jalani Oplas Hidung di Korea Selatan, Penampilan Barunya Jadi Sorotan
- 10 Potret Atta Halilintar dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Gaya Kece Ameena Bikin Salfok
Bahkan, hujan salju tersebut sampai menewarkan warga dan mengganggu penerbangan di Korea Selatan. Lantas bagaimana informasi selengkapnya?
Melansir dari berbagai sumber, Selasa (3/12), simak ulasan informasinya berikut ini.
Hujan Salju Terlebat dalam 117 Tahun
Melansir dari The JoongAng, Seoul mengalami hujan salju terlebat dalam sejarah sejak tahun 1907. Dikatakan ketebalan salju pada Rabu (27/11) pagi mencapai 16,6 sentimeter (cm).
Sebelumnya, rekor ketebalan salju harian tertinggi tercatat pada 28 November tahun 1972. Saat itu, ketebalan salju mencapai 12,4 sentimeter (cm).
Salju tebal ini dialami di berbagai wilayah di Seoul, Korea Selatan. Seperti kawasan Jongno yang memiliki ketebalan salju mencapai 16,5 cm, kawasan Seongbuk mencapai 20,6 cm, dan kawasan Gangbuk dengan ketebalan salju mencapai 20,4 cm.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa fenomena ini terjadi karena adanya tekanan udara yang rendah di wilayaj Semenanjung Korea. Selain itu juga terjadi karena adanya perbedaan suhu ekstrem antara udara dingin dari utara dengan suhu laut yang masih hangat di Laut Kuning pasca musim panas.
Tewaskan 5 Warga
Melansir dari Liputan6.com, salju dengan ketebalan 40 sentimeter (cm) kembali menimpa beberapa bagian Seoul pada Kamis (28/11). Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa setidaknya lima orang tewas akibat hujan salju lebat di Provinsi Gyeonggi yang berbatasan dengan Seoul sejak Rabu (27/11).
Dijelaskan, empat orang tewas terkubur ketika struktur bangunan runtuh akibat tidak mampu menahan beban salju. Sedangkan, satu orang tewas dalam kecelakaan lalu lintas saat bus tergelincir di jalan yang licin.
Sementara di Provinsi Gangwon, polisi melaporkan sebanyak 11 orang terluka pada Rabu malam akibat kecelakaan beruntun yang melibatkan 53 kendaraan di jalan raya Kota Wonju. Di sisi lain, hujan salju lebat juga menyulitkan perjalanan warga di Suwon, Provinsi Gyeonggi.
Meski begitu, pada Jumat (29/11), suasana tidak sepenuhnya sendu di musim dingin seperti dikutip dari The Independent. Sejumlah video dan foto memperlihatkan bahwa baik itu turis maupun penduduk setempat saling lempar bola salju. Mereka juga banyak yang terlihat membangun manusia salju saat pepohonan tertutup salju segar.
Penerbangan di Seoul Terdampak
Selain itu, Bandara Internasional Incheon yang berada di Seoul juga menjadi salah satu yang paling terdampak. Bagaimana tidak, ratusan penerbangan ikut terkena imbas atas fenomena hujan salju terlebat tersebut.
Dari ratusan penerbangan terdampak, sebagian besar merupakan penerbangan domestik. Hal ini lantaran bandara di seluruh Korea Selatan juga dilanda cuaca buruk yang disertai angin kencang.
Hingga Rabu (27/11) pukul 13.00 waktu setempat, 40 penerbangan telah dibatalkan dan 180 penerbangan ditunda di bandara nasional karena salju. Termasuk 75 penerbangan di Bandara Internasional Incheon, menurut Korea Airports Corp. dan Incheon International Airport Corp.
Pada Kamis (28/11), sebanyak 31 persen penerbangan mengalami penundaan dam 16 persen dibatalkan, menurut situs pelacakan penerbangan Flightradar24.
Bukan hanya transportasi udara saja, transportasi laut pun juga terkena dampak dari lebatnya hujan salju yang terjadi. Tercatat, sebanyak 70 kapal feri yang melayani penyeberangan antar pulau-pulau di wilayah Korea Selatan berhenti beroperasi untuk sementara waktu.