Momen Pilu Seorang Ayah Lari-lari Selamatkan Anaknya saat Tragedi di Kanjuruhan
Sebuah video memperlihatkan seorang ayah yang sedang membopong anaknya menuju keluar stadion. Momen haru itu terjadi ketika situasi di stadion Kanjuruhan Malang sudah tidak terkendali.
Tragedi di Kanjuruhan, Malang adalah yang terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia. Bahkan terbesar kedua di dunia. Kematian ratusan orang tersebut tentu menyimpan duka yang dalam bagi semua orang.
Sebabnya, kerusuhan yang terjadi di stadion sepak bola tidak hanya menimbulkan korban orang dewasa, akan tetapi juga anak-anak.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
Sebuah video memperlihatkan seorang ayah yang sedang membopong anaknya menuju keluar stadion. Momen haru itu terjadi ketika situasi di stadion Kanjuruhan Malang sudah tidak terkendali, berikut ulasannya.
Bapak Bopong Anak
©2022 Merdeka.com
Dalam video yang diunggah di akun Twitter @MRNUHES menggambarkan sebuah kekalutan yang disebabkan oleh kerusuhan yang terjadi di dalam maupun luar stadion Kanjuruhan, Malang.
Terlihat seorang bapak yang berlari keluar stadion dengan membopong anaknya. Ia bermaksud untuk menyelamatkan anaknya dari kerusuhan yang sudah tidak bisa dikendalikan.
Beruntung, bapak dan anak tersebut sudah berhasil keluar stadion. Mereka sukses menembus dinding-dinding sempit yang dipenuhi oleh ribuan manusia yang juga ingin keluar.
Dibantu Polisi
©2022 Merdeka.com
Polisi yang berada di luar stadion juga turut serta dalam membantu ribuan orang yang ingin menyelamatkan diri.
Anak-anak yang terjebak dalam kerumunan dan ingin lolos segera mendapatkan pertolongan dari polisi. Bahkan, polisi membantu untuk menggendong demi mempercepat proses penyelamatan.
“Awas, arek cilik,” (Awas, anak kecil), terdengar teriakan dari salah seorang pemuda yang berusaha untuk membukakan jalan bagi polisi yang sedang membopong anak tersebut.
Kronologi Kejadian
©2022 REUTERS TV
Peristiwa di Kanjuruhan adalah tragedi kelam dunia sepak bola Indonesia. Tragedi sepak bola paling menyeramkan dan menyedihkan sepanjang masa. Tragedi ini berawal dari sebuah pertandingan yang mempertemukan Arema FC dengan Persebaya.
Arema FC mengalami kekalahan di kandang dan ketika wasit meniup peluit panjang, beberapa suporter Arema FC memasuki lapangan untuk menjumpai para pemain.
Namun, kondisi semakin lama semakin tidak terkontrol. Sampai pada akhirnya, ribuan suporter yang berada di tribun berlarian turun ke lapangan, sehingga Polisi terpaksa harus menembakkan gas air mata.
Kekalutan itu berujung dengan tewasnya 125 korban. Ini merupakan tragedi terburuk sepanjang sejarah sepak bola Indonesia, dan Kapolri membentuk tim penyidik untuk mencari siapa yang bertanggung jawab dalam tragedi ini.
Liga Diberhentikan Sementara
Dikutip dari Bola.com, buntut dari kerusuhan yang melahirkan ratusan korban tersebut membuat Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita memutuskan untuk menghentikan BRI Liga 1 selama satu pekan.
Hal itu sebagai bentuk prihatin atas kejadian yang terjadi di Malang, juga memberikan kesempatan kepada pihak yang berwenang untuk melakukan investigasi.
"Keputusan tersebut kami umumkan setelah mendapatkan arahan dari Ketua Umum PSSI. Ini kami lakukan untuk menghormati semua dan sambil menunggu proses investigasi dari PSSI," ujarnya.