Penyebab Bayi Kuning, Komplikasi yang Bisa Terjadi & Cara Mengatasinya, Wajib tahu
Penyebab bayi kuning, komplikasi yang bisa terjadi dan cara mengatasinya.
Sebagian besar orang tua tentu mengetahui penyakit kuning atau bayi kuning. Penyakit ini merupakan sebuah kondisi yang biasa dialami oleh bayi baru lahir. Meski pada umumnya tidak berbahaya, para orang tua perlu memperhatikan beberapa hal. Terutama jika sang bayi menunjukkan tanda-tanda penyakit kuning.
Kondisi bayi kuning atau penyakit kuning ditandai dengan perubahan warna kulit dan bagian putih mata pada bayi menjadi kuning. Bayi juga biasanya akan memiliki urin yang berwarna kuning pekat, telapak tangan dan kaki yang menguning serta tinja yang berwarna pucat.
-
Apa saja penyebab biang keringat pada bayi? Biang keringat pada bayi disebabkan oleh penyumbatan atau iritasi kelenjar keringat. Berikut adalah beberapa penyebab biang keringat pada bayi: 1. Pakaian yang Tidak SesuaiPakaian yang terlalu tebal atau ketat dapat menyebabkan kelenjar keringat tertutup dan memicu biang keringat.2. Cuaca Panas atau LembapPada kondisi cuaca panas atau lembap, bayi dapat berkeringat lebih banyak, dan kelenjar keringat lebih mudah tersumbat.3. Penggunaan Produk yang Mengandung Bahan KimiaPenggunaan sabun, losion, atau bedak yang mengandung bahan kimia keras dapat mengiritasi kulit dan menyebabkan penyumbatan kelenjar keringat. 4. Aktivitas BerlebihanBayi yang terlalu aktif atau mengalami kelelahan dapat berkeringat lebih banyak, meningkatkan risiko biang keringat.5. Faktor GenetikBeberapa bayi mungkin lebih rentan terhadap biang keringat karena faktor genetik atau keturunan.6. Kondisi MedisBeberapa kondisi medis tertentu, seperti demam atau penyakit yang menyebabkan peningkatan suhu tubuh, dapat memicu keringat berlebih dan biang keringat.
-
Bagaimana cara mengatasi keringat dingin pada bayi? Meskipun pada umumnya tidak merupakan kondisi serius, tetapi sebagai orang tua, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi keringat dingin pada bayi: 1. Perhatikan Pakaian Pastikan bayi tidak mengenakan terlalu banyak pakaian, terutama jika cuaca sedang hangat.
-
Apa saja penyebab kepala bayi peyang? Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kepala bayi peyang, antara lain: 1. Persalinan yang Panjang atau Sulit Jika proses persalinan panjang atau sulit, bayi dapat mengalami tekanan yang lebih lama pada kepala, meningkatkan risiko kepala bayi menjadi peyang. 2. Posisi Bayi Jika bayi menghadap ke bawah atau posisinya tidak ideal, misalnya posisi bokong (sungsang), kepala bayi cenderung mengalami tekanan yang tidak simetris saat melewati jalan lahir, yang dapat menyebabkan kepala bayi peyang. 3. Faktor Fisik Beberapa bayi mungkin memiliki struktur tulang tengkorak yang lebih lembut atau rentan terhadap perubahan bentuk kepala, yang dapat menjadi faktor penyebab kepala bayi peyang.
-
Bagaimana cara mengatasi bibir kering pada anak? Berikut cara mengatasi bibir kering pada anak yang efektif, antara lain: Penuhi Kebutuhan Cairannya Cara mengatasi bibir kering pada anak yang pertama adalah penuhi kebutuhan cairannya. Cara ini akan membuat anak tetap terhidrasi dan meredakan bibir kering yang dialaminya. Selain itu, minum air putih juga akan menjaga mulutnya tetap sehat. Umumnya, anak umur 1-3 tahun membutuhkan sekitar 5 setengah gelas air putih setiap harinya. Oleskan Pelembap Bibir Cara mengatasi bibir kering pada anak selanjutnya adalah oleskan pelembap bibir. Selain untuk orang dewasa, pelembap bibir organik juga dapat digunakan untuk bayi dan anak-anak. Penggunaan pelembap ini mampu melapisi sekaligus melindungi bibir dari kekeringan dan kerusakan akibat paparan sinar matahari.Cara pemakaiannya cukup mudah. Anda hanya perlu mengoleskan pelembap bibir pada pagi hari sebelum Si Kecil beraktivitas dan malam hari sebelum anak tidur. Gunakan Humidifier Penggunaan humidifier bisa menjadi solusi terbaik untuk mengatasi bibir kering pada anak. Dengan begitu, tubuh Si Kecil akan terhindar dari udara kering dan bisa membantu mengatasi bibir kering.Caranya mudah, Anda bisa meletakkan humidifier di tempat yang sering dikunjungi Si Kecil, seperti kamar tidur atau tempat bermain di rumah. Dengan menerapkan cara tersebut, diharapkan bibir kering pada anak bisa diatasi dengan mudah. Oleskan Madu Cara mengatasi bibir kering pada anak lainnya adalah mengoleskan madu. Madu adalah bahan alami yang berperan penting untuk melembapkan bibir dan melindungi bibir dari pecah-pecah. Selain itu, madu juga mampu menghilangkan sel-sel kulit mati dan kering dari bibir.Jika anak berusia di atas 1 tahun, Anda bisa mengoleskan madu organik secara merata ke bibirnya. Sedangkan jika usianya di bawah umur 1 tahun, Anda bisa mengoleskan ASI atau minyak kelapa yang mengandung asam laurat dengan jari dan biarkan area di sekitar bibir Si Kecil tetap basah. Minyak Kelapa Cara mengatasi bibir kering pada anak selanjutnya adalah oleskan minyak kelapa. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat yang dapat membantu melembapkan kulit kering.Selain itu, Anda perlu mengatasi kondisi medis yang mungkin menjadi penyebab bibir pecah-pecah pada bayi. Dengan begitu, bibir anak akan terhindar dari bibir kering atau pecah-pecah.
-
Kenapa biang keringat sering terjadi pada bayi? Kelenjar keringat pada bayi belum sepenuhnya berkembang, sehingga lebih rentan terhadap penyumbatan yang dapat terjadi ketika bayi berkeringat lebih banyak, terutama pada cuaca panas atau lembap.
-
Apa saja penyebab gigi kuning pada anak? Berikut beberapa penyebab gigi kuning pada anak, antara lain: Kurang menjaga kebersihan mulut, Pola makan yang buruk, Efek samping penggunaan antibiotik, Gangguan pertumbuhan gigi, Gangguan pertumbuhan gigi, Infeksi atau kondisi medis
Gejala penyakit kuning umumnya muncul 2 hingga 3 hari usai kelahiran sang bayi. Di mana bisa hilang dengan sendirinya dalam kurun waktu 2 minggu. Namun jika kondisi bayi tidak kunjung membaik, bisa menjadi sesuatu pertanda adanya penyakit serius. Misalnya seperti hilangnya pendengaran, cerebral palsy hingga kerusakan otak.
Lantas apa saja penyebab bayi kuning, komplikasi yang bisa terjadi serta cara mengatasinya? Melansir dari laman Alodokter, Selasa (16/11)
Penyebab bayi kuning
Para orang tua alangkah lebih baik mengetahui penyebab bayi kuning atau penyakit kuning. Tak hanya orang tua, para calon orang tua juga perlu untuk mengetahui dan memahaminya. Bayi kuning terjadi karena adanya penumpukan kadar bilirubin pada darah bayi. Bilirubin sendiri adalah zat kuning yang dihasilkan dari proses penghancuran sel darah merah secara alami.
Kondisi ini kerap kali menyerang bayi baru lahir. Sebab, pada bayi baru lahir fungsi hati masih belum berfungsi secara maksimal. Sebenarnya, bayi sudah mempunyai bilirubin sejak berada di dalam kandungan yang diproduksi oleh plasenta. Bilirubin dari aliran darah bayi setelah lahir akan melalui proses penyaringan oleh hati dan dilepaskan ke saluran usus.
Akan tetapi, organ hati bayi belum bisa berkembang dengan sempurna. Sedangkan bilirubin yang diproduksi lebih banyak, maka proses pembuangan bilirubin pun menjadi terhambat. Bayi kuning akibat adanya peningkatan bilirubin sangat umum terjadi pada bayi baru lahir. Biasanya kondisi tersebut disebut juga dengan penyakit kuning fisiologis.
Adapun beberapa kondisi penyebab bayi kuning atau penyakit kuning adalah sebagai berikut:
- Infeksi virus atau bakteri
- Kerusakan hati
- Sepsis pada bayi
- Pendarahan internal
- Kekurangan enzim tertentu
- Golongan darah dan rhesus antara ibu dan bayi tidak cocok
- Masalah pada sistem pencernaan bayi termasuk atresia bilier
- Sel darah merah bayi yang tidak normal sehingga mudah rusak
- Bayi lahir prematur
- Bayi yang sulit mengonsumsi ASI
Komplikasi yang Bisa Terjadi
Setelah mengetahui penyebab bayi kuning atau penyakit kuning, kini beralih pada komplikasi yang bisa terjadi. Bayi kuning disebabkan oleh kadar bilirubin tinggi mampu mengalami sejumlah komplikasi. Adapun komplikasi yang bisa terjadi pada bayi kuning adalah sebagai berikut:
a. Ensefalopati akut
Komplikasi yang bisa terjadi pada bayi kuning pertama adalah Ensefalopati akut. Kondisi ini terjadi ketika bilirubin pada darah bayi masuk menuju area otak. Kemudian merusak sel-sel otak dan menyebabkan ensefalopati.
Gejala-gejala ensefalopati akut yang bisa muncul pada bayi antara lain:
- Demam
- Lesu
- Muntah
- Sulit menyusu atau mengisap puting ibu
- Sulit dibangunkan
- Lebih rewel dan gelisah
- Leher dan tubuh melengkung ke belakang
b. Kernicterus
Ensefalopati akut pada bayi kuning yang tidak diatasi atau tangani dengan baik bisa menyebabkan kernicterus. Kernicterus bisa disebut juga dengan kerusakan permanen pada otak. Kondisi ini nantinya mampu menyebabkan hilangnya pendengaran pada bayi. Selain itu juga bisa menyebabkan terhambatnya perkembangan lapisan luar gigi atau email gigi.
Cara Mengatasi Bayi Kuning
Para orang tua telah mengetahui penyebab bayi kuning dan komplikasi yang bisa terjadi. Kali ini bisa memahami cara mengatasi bayi kuning. Penyakit kuning biasanya tidak membutuhkan perawatan khusus karena bisa hilang dalam kurun waktu 10 hingga 14 hari. Akan tetapi, bila hasil pemeriksaan menunjukkan kadar bilirubin yang cukup tinggi maka diperlukan penanganan khusus dari dokter.
Adapun penanganan utama kepada bayi yang mempunyai kadar bilirubin tinggi adalah sebagai berikut:
a. Fisioterapi
Penanganan ini dilakukan untuk mengubah bilirubin menjadi bentuk yang mudah diurai. Khususnya oleh hati dengan menggunakan cahaya khusus.
b. Exchange transfusion (transfusi tukar)
Ini merupakan proses pengeluaran darah bayi dengan menggunakan kateter. Di mana akan ditempatkan di pembuluh darah serta diganti dengan darah dari donor yang tepat dan cocok.
Selain itu, para orang tua juga bisa mencegah naiknya kadar bilirubin pada bayi dengan memberikan asupan makanan yang cukup. Bayi yang mengonsumsi ASI harus menyusu setidaknya 8 hingga 12 kali dalam sehari. Terutama selama beberapa hari pertama kehidupannya di dunia.
Sedangkan untuk bayi yang mengonsumsi susu formula harus menyusu 30 ml hingga 60 ml setiap 2-3 jam. Terutama selama minggu pertama bayi dilahirkan ke dunia. Hal ini bertujuan untuk mencegah peningkatan kadar bilirubin dalam darah bayi.