2014, BSM incar omzet gadai emas Rp 5,54 M
BSM optimis target ini akan tercapai seiring dengan penambahan outlet gadai emas.
Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan omzet gadai emas mencapai Rp 5,54 miliar sepanjang tahun 2014. Angka naik dibandingkan tahun dibanding tahun lalu yang hanya Rp 4,45 miliar dengan outstanding Rp 1,22 triliun.
Direktur BSM, Hanawijaya mengakui harga emas memang tidak secerah tahun lalu. Namun dengan penambahan 15 Konter Layanan Gadai (KLG) emas, Hanawijaya optimis target tersebut akan tercapai.
"Target naik 17 persen karena outlet tambah, tadi kita inisiatif tambahan outlet 15 unit di Bank Mandiri ada 6, 4 di kantor pos dan 5 di kantor anak usaha BSM di Bali," ujar Hanawijaya, di BSM Cabang Pasar Baru, Jumat (24/1).
Hanawijaya mengakui target omzet emas ini menurun dibandingkan tiga tahun lalu. Hal ini terjadi karena ada Surat Edaran Bank Indonesia mengenai jumlah pembiayaan paling banyak sebesar Rp 250 juta untuk setiap nasabah dengan jangka waktu paling lama empat bulan dan dapat diperpanjang paling banyak dua kali. Sebelum ada aturan tersebut, capaian omzet gadai emas BSM mencapai Rp Rp 12,6 miliar dan terus menurun di tahun 2012 sebesar Rp 6,62 Miliar.
"Pertama, aturan BI itu kita tidak boleh di atas Rp 250 juta. Kedua, jangka waktu hanya boleh setahun, jadi omset kami menjadi laba tertekan. Dan NPV (Net Present Value) hanya boleh 80 persen, padahal kita waktu itu sebelum aturan main dikeluarkan boleh 93 persen untuk logam mulia," jelasnya.
Selama ini paling besar omzet gadai emas untuk outlet yang dibuka di Bank Mandiri berada di Surabaya, tetapi pemberi kontributor tersebar berada di wilayah II (Jakarta). Total omzet empat outlet yang merupakan kerjasama Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri mencapai Rp 10,7 miliar. Tetapi paling banyak outlet layanan gadai BSM di PT Pos Indonesia sebesar Rp 114,23 miliar. "Iya karena jumlah outletnya lebih banyak," tutupnya.