4 Gebrakan jadi prioritas kerja bos baru OJK Wimboh Santoso
Dalam paparan visi-misinya saat uji kelayakan dan kepatutan, Wimboh banyak menekankan mengenai stabilitas industri jasa keuangan dan sinergi antara OJK, Bank Indonesia dan juga Kementerian Keuangan. Stabilitas, menurutnya, sangat penting untuk memitigasi terjadinya potensi krisis keuangan seperti yang terjadi pada '98.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) memilih Wimboh Santoso sebagai Ketua Dewan Komisioner OJK periode 2017-2022 menggantikan Muliaman Darmansyah Hadad. Wimboh berhasil mengalahkan pesaingnya, Ketua Perbanas Sigit Pramono dalam perhitungan suara.
Dalam paparan visi-misinya saat uji kelayakan dan kepatutan, Wimboh banyak menekankan mengenai stabilitas industri jasa keuangan dan sinergi antara OJK, Bank Indonesia dan juga Kementerian Keuangan. Stabilitas, menurutnya, sangat penting untuk memitigasi terjadinya potensi krisis keuangan seperti yang terjadi pada 1998 di Indonesia.
Wimboh juga setuju dengan bertahannya pembagian kewenangan makropudensial dan industri perbankan antara OJK dengan BI. Wimboh tidak menekankan pengaturan industri perbankan sepenuhnya harus diambil oleh OJK.
Isu penting lainnya yang diutarakan Wimboh adalah janjinya untuk mengkaji ulang besaran iuran yang diminta OJK dari industri jasa keuangan. Meskipun tidak menyebutkan secara spesifik dia berjanji akan transparan dan proprosional untuk menentukan besaran iuran yang diminta OJK ke pelaku industri.
Selepas pengumuman terpilihnya Wimboh, pria kelahiran 1957 ini langsung memaparkan sejumlah rencananya saat nanti mulai aktif bekerja. Berikut merdeka.com akan merangkum beberapa diantaranya.
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Mengapa OJK menyatakan sektor jasa keuangan Indonesia stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa kondisi sektor jasa keuangan nasional menurut OJK? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK memastikan stabilitas sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
OJK hadir di daerah terpencil
Salah satu program Wimboh adalah merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah terpencil Indonesia. OJK akan diarahkan ke daerah yang ekonominya memerlukan perhatian khusus.
Daerah prioritas nantinya adalah yang masih banyak pengangguran, kemiskinan, dan pendapatannya rendah. "Mungkin daerah remote area, di luar Pulau Jawa. Karena potensi di sana masih banyak yang bisa dikembangkan," kata Wimboh.
Bangun infrastruktur keuangan di desa
OJK nantinya juga akan menyiapkan infrastruktur jasa keuangan di daerah-daerah tersebut. Sebab, jika masyarakat di daerah tersebut hanya diberikan pembiayaan kredit tanpa difasilitasi infrastrukturnya maka kredit yang diberikan tidak akan maksimal.
"Karena masyarakat ini tidak bisa dikasih kredit, dilepas sendiri, mikir sendiri. Sehingga ini harus sinergi dari berbagai sektor. Kalau pertanian ya pertanian, perikanan ya perikanan. Jadi lintas sektoral," imbuh dia.
Menurutnya, fasilitas pembiayaan juga tidak akan difokuskan pada kredit perbankan. OJK nantinya akan mendorong pembiayaan melalui pasar modal dan asuransi.
"Jadi intermediasi itu bukan intermediasi perbankan. Juga bagaimana asuransi kita manfaatkan juga. Kan dananya besar, bagaimana kita bisa fasilitasi dana asuransi untuk digunakan pembangunan infrastruktur," tuturnya.
OJK kencangkan ikat pinggang
Dalam kepemimpinannya nanti, Wimboh mengatakan akan fokus pada efisiensi di segala bidang. Wimboh menegaskan, salah satu hal yang akan dilakukannya adalah mengevaluasi perjalanan dinas agar lebih efektif. Selain itu, frekuensi rapat yang dilakukan juga akan lebih pendek sehingga efisien.
"Frekuensi rapat makin pendek sehingga dewan komisioner bisa strategis. Setelah itu keputusan kita distribusi ke bawah, informasi disampaikan ke bawah," kata Wimboh.
Tak hanya itu, efisiensi ke depannya akan dilakukan di segala bidang seperti operasional pengawasan industri jasa keuangan, seminar dan lain sebagainya. "Efisiensi jadi prioritas utama kita, semua harus lebih terukur dan kita lihat kembali seperti perjalanan dinas," katanya.
Buat nyaman investor di Indonesia
Wimboh Santoso mempunyai strategi agar dana atau uang di pasar Indonesia tak kabur keluar negeri. Caranya adalah dengan pendalaman pasar keuangan dan membuat investor nyaman dalam negeri.
Menurut Wimboh, pasar keuangan dalam negeri selama ini masih sangat dangkal. Hal ini sekaligus menjadi tantangan OJK ke depannya.
"Volatilitas pasar keuangan masih tinggi karena instrumen pasar modal masih dangkal, sehingga orang tidak confidance dengan produk tertentu," kata Wimboh.
Oleh karena itu, Wimboh ke depannya akan akan fokus membuat investor nyaman dalam negeri. Instrumen pasar keuangan akan dibuat lebih meyakinkan dan suku bunga akan lebih terjaga.
Â
(mdk/bim)