6 Pengusaha anggota baru dalam daftar orang terkaya se-Indonesia versi Globe Asia
Globe Asia mengeluarkan daftar orang-orang terkaya di Indonesia pada 2018. Globe Asia mencatat total harta para orang terkaya di Indonesia sekitar Rp 303 triliun. Di antara nama-nama orang terkaya yang muncul didominasi nama-nama lama seperti kakak-adik Hartono, Anthoni Salim, Jusuf Kalla, sampai Sandiaga Uno.
Globe Asia mengeluarkan daftar orang-orang terkaya di Indonesia pada 2018. Globe Asia mencatat total harta para orang terkaya di Indonesia mencapai USD 21 miliar atau sekitar Rp 303 triliun (Rp 14.438/USD).
Di antara nama-nama orang terkaya yang muncul di Globe Asia didominasi nama-nama lama seperti kakak-beradik Hartono, Anthoni Salim, Jusuf Kalla, sampai Sandiaga Uno, tetapi muncul pula nama-nama pemain baru di kancah miliarder Indonesia.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia? Adapun Prajogo Pangestu seorang pengusaha yang masuk posisi pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sekitar 55,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp862,8 triliun (dalam kurs Rp 15.519 per USD).
-
Siapa saja orang terkaya di Indonesia? Memiliki kekayaan gabungan sebanyak US$ 48 miliar (Rp 744 triliun), Robert Budi dan Michael Hartono bertahan di posisi pertama.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia berdasarkan Forbes? Prajogo Pangestu masih menjadi orang terkaya di Indonesia versi Forbes.
-
Apa yang membuat orang terkaya Indonesia berpengaruh? Selain kesuksesan finansial, tokoh-tokoh berpengaruh ini juga berdampak pada bisnis dan masyarakat.
-
Siapa orang terkaya di Indonesia berdasarkan daftar Forbes? Di posisi pertama daftar orang terkaya Indonesia masih ditempati oleh Prajogo Pangestu dengan nilai kekayaan USD67,4 miliar.
-
Bagaimana Prajogo Pangestu menjadi orang terkaya di Indonesia? Forbes menuliskan, kekayaan mantan sopir Angkot itu bersumber dari usaha di sektor Petrokimia. Selain itu, kekayaan orang nomor satu di Indonesia tersebut juga berasal dari bisnis di sektor pertambangan.
Ada enam nama yang mendapatkan predikat pemain baru oleh Globe Asia. Kebanyakan dari mereka muncul akibat berkembangnya startup dan hampir semuanya masih berusia sekitar 30 tahun.
Siapa saja para pendatang baru di daftar orang-orang terkaya tersebut? Berikut profil mereka.
Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6
Stefanus Lo
Di antara para pemain baru di daftar orang-orang terkaya, terdapat nama Stefanus Lo (5) dan keluarga dengan jumlah kekayaan ditaksir mencapai USD 465 juta atau setara Rp 6,7 triliun.
Pria yang dijuluki Raja Berlian ini mengelola toko-toko berlian di bawah bisnis keluarga bernama PT Central Mega Kencana (PT CMK). Stefanus optimistis terhadap perkembangan dan potensi industri berlian dan perhiasan di Indonesia. Ditambah lagi, kebanyakan pegawainya adalah pekerja lokal.
"Kami terus menunjukan bahwa Indonesia dan rakyatnya memiliki potensi besar dan siap bersaing melawan negara dominan lain dan rakyat mereka," ucap Stefanus seperti dikutip dari Globe Asia.
Patrick Walujo
Patrick Walujo (35) aktif di sektor private equity. Dia adalah co-founder dari Northstar Group, sebuah private equity fund manager.
Sebelum membangun Northstar Group, dia sempat berkarier sebagai Wakil Presiden Pacific Century Ventures Ltd di Tokyo, dan pernah bekerja untuk Goldman, Sachs & Co., di London, dan New York.
Walujo juga merupakan lulusan dari salah satu kampus Ivy League, yakni Universitas Cornell. Dia mengambil jurusan operational research dan industrial engineering. Kekayaannya berjumlah USD 200 juta atau Rp 2,8 triliun.
Ferry Unardi
Ferry Unardi (30) ialah pendiri Traveloka yang menjadi sosok paling muda di antara orang terkaya Indonesia. Kekayaannya pria kelahiran Padang ini ditaksir mencapai USD 145 juta atau sekitar Rp 2 triliun rupiah.
Sebelumnya, Ferry pernah masuk daftar 300 pengusaha muda sukses dari yang berusia di bawah 30 tahun versi Forbes. Kepada Liputan6.com, Ferry Unardi mengatakan, "Penghargaan ini merupakan representasi capaian positif seluruh tim Traveloka di mana kami selalu bekerja keras untuk memberikan produk dan layanan terbaik kepada customer."
Ferry berkuliah S1 di Universitas Purdue dan sempat bekerja untuk Microsoft, kemudian melanjutkan di Sekolah Bisnis Harvard, tetapi dia dropout setelah satu semester untuk fokus pada startup-nya.
William Tanuwijaya
Pendiri Tokopedia, William Tanuwijaya (36), berada di posisi 148. Lulusan Binus yang pernah menjadi penjaga warnet ini ditaksir memiliki harta USD 130 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun.
Pada akhir tahun lalu, Tokopedia mendapat suntikan dana sebesar USD 1,1 juta dari raksasa e-commerce Alibaba. William menyebut fokus utama Tokopedia setelah mengantongi suntikan dana Rp 14,7 triliun ini adalah ingin membangun pusat riset dan pengembangan (R&D, Research and Development) di dalam negeri.
Achmad Zaky
Naik satu peringkat ke nomor 149, ada nama Achmad Zaky (31), salah satu dari pendiri Bukalapak. Kekayaan dari alumnus ITB ini ditaksir mencapai USD 105 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun.
Di bawah kepemimpinannya, Bukalapak tidak sebatas aktif di dunia dagang, melainkan membangun relasi dengan beragam komunitas masyarakat.
Bukalapak memperkuat komunikasi dengan pelapak mereka lewat wadah bernama Komunitas Pelapak, dan kemudian lanjut bertemu komunitas lain dari beragam latar belakang seperti para santri dan Bhayangkari.
Sekadar diketahui, Achmad Zaky kerap bercerita tentang perjuangannya membangun perusahaan rintisan hingga sesukses saat ini. Menurut Zaky, untuk mendirikan e-commerce dan memboyong Bukalapak ke fase yang sekarang tidaklah mudah.
Dia bahkan sempat menyebut, untuk membangun suatu usaha, terutama startup, seseorang harus memiliki mental kecoak. Mental kecoak yang dimaksud adalah mental di mana harus berani memperjuangkan sesuatu dengan kondisi seadanya. Bedanya, di sini harus memiliki keinginan untuk survive layaknya kecoak yang jika dibunuh tetap meronta-ronta bergerak.
Nadiem Makarim
Berada di peringkat 150, terdapat nama pendiri Go-Jek: Nadiem Makarim (33). Total kekayaan Nadiem ditaksir mencapai USD 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Nadiem adalah lulusan dari dua kampus Ivy League, yakni Universitas Brown dan Sekolah Bisnis Harvard. Di Brown, dia mengambil S1 jurusan Hubungan Internasional.
Setelah berhasil sukses di Indonesia, Go-Jek tengah berencana untuk lanjut ekspansi di empat negara Asia Tenggara, yakni Filipina, Thailand, Vietnam, dan Singapura.
Â
(mdk/bim)