Antisipasi efek Trump, Apindo minta pemerintah fokus kelola pasar RI
Antisipasi efek Trump, Apindo minta pemerintah fokus kelola pasar RI. Ketum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan ini momen terbaik untuk membenahi pasar domestik Indonesia. Tantangan Indonesia ialah harus mewaspadai kebijakan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau The Fed.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan terpilihnya Presiden Donald John Trump menimbulkan ketidakpastian kondisi dunia. Terlebih di bidang ekonomi karena kebijakannya yang proteksionis.
Hariyadi menjelaskan Indonesia tidak perlu khawatir tentang hal itu. Sebab, Indonesia memiliki modal penggerak ekonomi di mana sebagai pasar terbesar di Asia. Lebih lanjut dirinya mengatakan ini momen terbaik untuk membenahi pasar domestik Indonesia.
"Kami melihat saat ini momentum yang tepat untuk membenahi pasar domestik kita. Indonesia itu agak unik karena terbesar pertumbuhan ekonomi dari konsumsi. Kita harus serius garap pasar ASEAN dan domestik. Jadi pasar ASEAN itu lebih mudah dijangkau dari Indonesia," kata Hariyadi, di Kantor Apindo, Jakarta, Jumat (3/1).
Lebih lanjut Hariyadi mengatakan tantangan Indonesia ialah harus mewaspadai kebijakan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat atau The Fed. Selain itu, Indonesia juga harus mengantisipasi perkembangan perjanjian perdagangan bebas.
"Karena tahun 2017 banyak hal yang kemungkinan besar tidak kita duga dampaknya. Seperti suku bunga turunnya susah karena The Fed akan terus naik oleh Trump, Rupiah akan terus tertekan. Belum lagi penyerapan tenaga kerja yang melambat Moratorium pengiriman TKI ke Timur Tengah," ujarnya.
Maka dari itu, dirinya menekankan saat ini waktu yang tepat untuk membenahi semua sektor khususnya di ekonomi. Hal ini nantinya akan menjadikan Indonesia akan bisa bersaing dengan negara asing.
"Bukan eksklusif tapi harus ada upaya agar barang-barang kita punya daya saing. Konsep perdagangan terbuka harus kita hormati dan harusnya produk kita bisa bersaing," ujarnya.
Baca juga:
Investasi masih jadi roda utama pertumbuhan Indonesia tahun ini
4 Langkah pemerintah kurangi ketimpangan di Papua
2017, Infrastruktur sumbang 1 persen ke pertumbuhan ekonomi RI
Standard Chartered: Ekonomi Indonesia 2017 lebih baik dibanding 2016
Sri Mulyani tetap optimis pertumbuhan ekonomi 2017 capai 5 persen
Wapres JK beberkan penyebab RI tumbuh di tengah pelemahan global
Depan Wapres JK, bos OJK pamer ekonomi RI tangguh di 2016
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kapan target pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan mencapai 6,22 persen? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Kapan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen secara tahunan? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.