Bank Mandiri berniat sewa satelit milik BRI
Bank Mandiri belum akan membeli satelit sendiri.
Perbankan dalam negeri saat ini berlomba untuk melakukan efisiensi dan memberikan pelayanan maksimum kepada nasabah. Salah satu caranya adalah dengan membeli satelit sendiri, seperti Bank Rakyat Indonesia Tbk (Bank BRI). BRI baru saja membeli satelit komunikasi seharga Rp 2,5 triliun. Bahkan, Bank BRI merupakan perbankan pertama di dunia yang membeli satelit.
Beda dengan BRI, Bank Mandiri memutuskan belum akan membeli satelit sendiri. Pasalnya jaringan atau cabang Mandiri saat ini diakui masih jauh lebih sedikit dibandingkan BRI.
"Belum ada rencana sampai saat ini, kan BRI jaringannya banyak, kalau Mandiri pakai jaringan Telkom dan Indosat. Mandiri kita kan cabangnya tidak sebanyak BRI," ujar Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin di Lapangan Senayan, Jakarta, Minggu (4/5).
Namun demikian, Mandiri saat ini berwacana akan ikut menyewa satelit BRI. Menurut Budi, hal itu bisa saja terjadi dan pihaknya akan bersedia dan terbuka. "Nah yang bagus, ini kalau ada provider baru harga mungkin bisa turun, kita cari yang paling murah," tegasnya.
"Kan jadi adanya satelit BRI ada semakin banyak pilihan, seperti misalnya pakai provider Tri, kalau dia pilih paket murah pasti kita pilih selama kualitasnya bagus dan murah kita ambil," tambahnya.
Selama ini, Bank Mandiri menyewa satelit komunikasi mencapai Rp 300 miliar. "Harga untuk komunikasi, sewa setahun bisa 200-300 miliar," tutupnya.
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) memperkirakan kepemilikan satelit komunikasi sendiri menghemat biaya operasional mencapai Rp 600 miliar per tahun. Selain efisiensi bisnis, kepemilikan satelit ini juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah.
"Dengan memiliki satelit yang mendukung komunikasi sendiri, maka kami dapat menekan biaya operasional untuk komunikasi," ujar Direktur Utama Bank BRI, Sofyan Basyir, di Gedung BRI, Jakarta, Senin (28/4).
Menurutnya, tahun depan, penghematan yang bisa diraup mencapai Rp 500 miliar sampai Rp 600 miliar. "Satelit ini paling tidak bisa dipakai 15 tahun, anda bisa hitung berapa efisiensi yang kami dapat," jelas dia.