BCA catat 10 juta transaksi dari 9,5 juta kartu Flazz per bulan
BCA catat 10 juta transaksi dari 9,5 juta kartu Flazz per bulan. Kepala Biro Bisnis Dana dan e-Channel BCA Sinta Handajani menargetkan, setiap tahunnya ada peningkatan pengguna kartu Flazz 10 sampai 20 persen. Dia pun optimistis target tersebut dapat tercapai, di mana saat ini saja nasabah BCA sudah mencapai 14 juta.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) hingga saat ini mencatat 9,5 juta kartu Flazz beredar di seluruh Indonesia dengan nilai transaksi mencapai Rp 5 miliar per bulan. Setiap bulannya, 10 juta transaksi tercatat di merchant-merchant yang bekerja sama dengan BCA.
"Secara volume, 10 juta transaksi per bulan, kalau asumsinya 1 kartu dipakai untuk bayar TransJakarta misalnya sebut saja Rp 5.000 tinggal dikalikan saja, bisa sampai Rp 5 miliar," ujar Kepala Biro Bisnis Dana dan e-Channel BCA, Sinta Handajani di Bandung, Minggu (16/10).
Sinta menargetkan, setiap tahunnya ada peningkatan pengguna kartu Flazz 10 sampai 20 persen. Dia pun optimistis target tersebut dapat tercapai, di mana saat ini saja nasabah BCA sudah mencapai 14 juta.
"Target setiap tahun naik 10 sampai 20 persen, nasabah BCA saja sudah 14 juta, belum lagi yang bukan nasabah bisa menggunakan kartu Flazz," terangnya.
Sekadar informasi, kartu Flazz adalah kartu prabayar multifungsi untuk kecepatan bertransaksi. Kartu Flazz ini dapat digunakan di public transportation seperti kereta api commuter line, TransJakarta, tempat parkir, maupun mini market yang menerapkan pembayaran menggunakan kartu Flazz.
Karakteristik kartu Flazz yakni tidak ada pin, minimum top up Rp 20.000, saldo maksimum di kartu Rp 1.000.000, tidak ada pengembalian uang untuk kartu yang hilang, transaksi Flazz dengan cara di tap pada reader Flazz, transaksi offline, tidak ada minimum transaksi dan tidak dikenakan biaya transaksi.
"Kartu ini bisa digunakan siapa saja, bahkan yang bukan nasabah pun bisa, keuntungannya tidak ada biaya transaksi," tegas Sinta.
Ada pun kota-kota yang telah menggunakan kartu Flazz terdapat 22 kota yang tersebar di Jabodetabek, Serang, Bandung, Surabaya, Semarang, Solo, Jogja, Malang, Bali, Makassar, Medan, Pekanbaru, Bandar Lampung, Palembang, Batam, Padang, Cirebon, Banjarmasin, Manado, Balikpapan, Samarinda dan Pontianak.
Baca juga:
BCA gandeng perusahaan Jepang perkuat bisnis kartu kredit
Ada cashback hingga Rp 1 juta di BCA Travel Fair 2016
BCA & BRI, merek paling berharga Indonesia 2016 versi BrandZ Top 50
2016, BCA prediksi rasio kredit bermasalah 2 persen
Bos BCA soal Sri Mulyani: Dia kompeten dorong ekonomi nasional
Sedot dana dari tax amnesty, BCA sewa konsultan pajak
Bos BCA akui masih sulit prediksi dampak kebijakan tax amnesty
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Bagaimana cara bank pemerintah berperan dalam mengatasi tantangan ekonomi? Selain itu, bank pemerintah juga seringkali memiliki peran strategis dalam mengatasi tantangan ekonomi, seperti mengelola krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial kepada sektor-sektor yang dianggap vital bagi pembangunan ekonomi.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia? Melalui Holding Ultra Mikro dengan BRI sebagai induk, bersama PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM), perseroan secara grup berupaya meningkatkan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.
-
Bagaimana The Banker menilai kinerja BRI? Dalam situs resminya The Banker melakukan pemeringkatan Top 1000 World Banks 2023 mengacu pada pencapaian kinerja keuangan pada 2022. Adapun aspek penilaian diantaranya terdiri dari sisi balance sheet, income statement, dan capital adequacy.