Bos BI Beberkan 4 Faktor Buat Rupiah Terus Perkasa Sepanjang 2019
Menurut Perry, setidaknya ada empat faktor yang akan mendorong tren penguatan nilai tukar tersebut. Salah satunya adalah ketidakpastian ekonomi global yang kian menurun di tahun ini. Selain itu, The Fed atau bank sentral AS dipastikan tidak akan seagresif tahun lalu dalam mengerek suku bunga acuannya.
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak bergerak positif di awal 2019. Banyak faktor yang mempengaruhi Rupiah tetap menguat di awal tahun ini.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo optimis bahwa nilai tukar Rupiah akan terus perkasa sepanjang 2019.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Apa manfaat utama dari Redenominasi Rupiah untuk mata uang Indonesia? Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menyatakan manfaat utama dari redenominasi rupiah adalah untuk mempertahankan harkat dan martabat rupiah di antara mata uang negara lain.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah sangat penting untuk Indonesia? Rupiah (IDR) termasuk dalam golongan mata uang dengan daya beli terendah. Hal ini semakin menunjukan urgensi pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
"Kami melihat bahwa nilai tukar Rupiah ke depannya akan stabil dan cenderung menguat," kata Perry dalam paparan KSSK, di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (29/1).
Menurut Perry, setidaknya ada empat faktor yang akan mendorong tren penguatan nilai tukar tersebut. Salah satunya adalah ketidakpastian ekonomi global yang kian menurun di tahun ini. Selain itu, The Fed atau bank sentral AS dipastikan tidak akan seagresif tahun lalu dalam mengerek suku bunga acuannya.
"Karena kenaikan suku bunga The Fed hanya dua kali (tahun ini), sehingga laju kenaikannya lebih rendah dari tahun sebelumnya," ujarnya.
Faktor kedua adalah tingkat confidence atau kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi domestik di tanah air akan terus seiring derasnya aliran masuk modal asing atau capital inflow yang sudah dimulai sejak kuartal akhir 2018.
Faktor selanjutnya adalah fundamental ekonomi Indonesia yang diklaim semakin kuat ditandai angka pertumbuhan ekonomi yang baik, tingkat inflasi rendah, dan defisit anggaran yang lebih rendah dari target.
"Terakhir, mekanisme pasar yang lebih baik akan mendukung stabilitas nilai tukar pada 2019," tutupnya.
Baca juga:
Rupiah Melemah Tipis ke Level Rp 14.091 per USD
2019, Indef Prediksi Pertumbuhan Ekspor Indonesia Hanya 6 Persen
Rupiah Diprediksi Menguat Tinggalkan Level Rp 14.000 per USD, Ini Pemicunya
Kebijakan Trump Akhiri Penutupan Pemerintahan Turut Sumbang Penguatan Rupiah
Rupiah Tengah Menguat, Bank Indonesia Sebut 4 Faktor ini Jadi Pendorongnya
Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis ke Level Rp 14.202 per USD