Bos BNI: Bank Mandiri-BNI digabung masih kelas bulu juga
"Modal Rp 800 triliun digabung Rp 400 triliun jadi Rp 1200 triliun, masih kelas bulu juga, DBS itu Rp 3.500 triliun."
Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Gatot Suwondo terus menyuarakan penolakan atas rencana pemerintah melebur institusinya dengan Bank Mandiri. Menurutnya, penggabungan itu belum membuat perbankan Indonesia naik kelas di tingkat internasional.
"Modal Rp 800 triliun digabung dengan Rp 400 triliun digabung jadi Rp 1200 triliun, masih kelas bulu juga, DBS (bank Singapura) itu Rp 3500 triliun, jadi belum masuk kelas berat juga," ujar ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) itu di Jakarta, Rabu (18/2).
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Kapan penandatanganan kerja sama BNI dan Bank Lampung dilakukan? Acara penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan antara Division Head Card Business BNI Grace Situmeang bersama Direktur Utama Bank Lampung Presley Hutabarat, di Menara BNI, Jakarta, Kamis (7/9).
-
Mengapa BNI meluncurkan hibank? Silvano menyebutkan, potensi UMKM di Indonesia sangat besar. “UMKM ini bersifat informal, akses pembiayaan masih sangat terbatas, perbankan perlu hadir, itulah sebabnya kita perlu tahu bahwa digital adalah kuncinya. Dan oleh sebab itulah kami memiliki hibank,” ujar Silvano dalam acara ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023 dengan tema Inclusive Digital Transformation, di Jakarta, Rabu (6/9).
-
Bagaimana BNI bertransformasi menjadi Bank Negara Indonesia 1946? Berdasarkan UU Nomor 17 tahun 1968, BNI resmi bertransformasi. BNI ditetapkan menjadi Bank Negara Indonesia 1946.
-
Apa tujuan utama dari kerja sama BNI dan Bank Lampung? Kerja sama ditujukan untuk mendukung gerakan bangga buatan Indonesia (GBBI), dimana untuk seluruh transaksi dengan menggunakan KKI akan diproses melalui sistem pembayaran dalam negeri.
-
Mengapa BNI dan Bank Lampung berkolaborasi untuk menerbitkan Kartu Kredit Indonesia? Langkah ini merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh BNI dalam memperluas kerja sama bersama bank daerah, khususnya dalam rangka mempercepat proses digitalisasi transaksi perbankan sekaligus bentuk komitmen perseroan dalam menggunakan produk dalam negeri.
Menurutnya, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tak tepat dijadikan alasan penggabungan dua bank terbesar nasional itu.
"Tujuan MEA itu untuk demi kesejahteraan di seluruh negara Asean, jadi itu bukan sebagai ajang persaingan, kami melihat ini sebagai ajang kerja sama untuk mencapai kesejahteraan itu," kata Gatot.
Senada, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Haryajid Ramelan mengatakan peleburan BNI-Bank Mandiri bukan langkah tepat. Dia malah menyarankan agar pemerintah mendorong perbankan melakukan konsolidasi manajemen agar lini bisnisnya lebih kuat.
"Menurut saya saat ini masih terlalu beresiko untuk hal itu, selain belum tentu akan menjadi lebih baik, itu sosial cost-nya sangat besar," katanya.
Baca juga:
Bos BNI ngeri Ditjen Pajak akses data nasabah perbankan
Ucapan pejabat negara bikin saham BNI dan Bank Mandiri bergejolak
Menko Sofyan yakin bunga bank menyusul turunnya BI Rate
Pemerintah bakal lebur 3 bank BUMN syariah
OJK: Ditjen Pajak ingin buka data nasabah bank, jangan langgar UU