Carut marut jadi alasan Bulog tak mampu serap gabah petani
Bulog ditargetkan menyerap gabah petani yang menghasilkan 4 juta ton beras.
Badan Urusan Logistik (Bulog) tahun ini menargetkan penyerapan gabah dari petani untuk menghasilkan 4 juta ton beras dalam setiap tahunnya. Sayangnya, target tersebut dianggap sulit tercapai karena pengelolaan Bulog masih carut marut.
"Cadangan bulog mestinya 3,5 juta ton. Tapi penyerapan Bulog saja 2 juta ton tidak sampai tahun lalu," ujar Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati di Jakarta, Sabtu (23/4).
-
Siapa yang menugaskan BULOG untuk mengimpor beras? “Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, BULOG sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah di akhir tahun 2023 sebanyak 1,5 juta ton”, ujar Tomi.
-
Apa yang terjadi pada oknum buruh yang mempermainkan beras di gudang BULOG? Oknum buruh yang merupakan tenaga harian lepas di gudang Banjar Kemantren 2 dalam video tersebut sudah tidak dipekerjakan lagi dan Kepala Gudang Banjar Kemantren 2 sudah diberikan Surat Peringatan (SP) dan dimutasi.
-
Mengapa BULOG mengimpor beras dari negara lain? “Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, BULOG sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah di akhir tahun 2023 sebanyak 1,5 juta ton”, ujar Tomi.
-
Bagaimana BULOG menjamin pasokan beras untuk Natal dan Tahun Baru? Dengan stok beras yang dikuasai BULOG saat ini kemudian dengan tambahan baru penugasan impor dari pemerintah ini maka jumlahnya akan makin kuat untuk kebutuhan Natal dan Tahun Baru dan juga untuk penyaluran sampai dengan tahun depan guna mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat.
-
Berapa berat Bumi? Menurut NASA, Massa Bumi berkisar 5,9722×1024 kilogram atau sekitar 13,1 septiliun pon.
-
Dari mana BULOG mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia? “Saat ini kita sudah kontrak dengan beberapa negara yang produksinya masih banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, Myanmar dan Kamboja. Selanjutnya kita juga akan menjajaki dengan India maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan”, tambah Tomi.
Permasalahan tidak hanya datang dari pengelolaan saja, melainkan akibat dari minimnya lahan petani. Hal ini berdampak kepada penurunan jumlah gabah yang dihasilkan saat musim panen tiba.
"Lalu ada juga pergeseran ketenagakerjaan di struktur pertanian, yang masih bertahan adalah petani yang kuno. Tidak ada tenaga kerja petani dari anak muda. Jadi sudah banyak defisit," kata dia.
Selain itu, kata Enny, kondisi tersebut diperparah oleh persaingan dengan para pengepul beras. Dengan demikian, jumlah beras yang diserap Bulog menjadi terbagi dan semakin sedikit.
"Kalau ada pedagang atau pengepul yang datang, bargaining power Bulog enggak ada karena petani semakin sedikit. Dampaknya apa, ya semakin kecil serapan gabah kita," pungkas dia.
Baca juga:
Tak hanya Bulog, masalah distribusi beras juga terjadi di Kementan
Jaga setok beras, Bulog diminta gandeng UKM penggilingan padi
Jaga pasokan, pemerintah dinilai masih kudu impor beras
Jaga harga beras, Mendag Lembong minta Bulog bangun gudang pengering
Dorong produksi beras, Bulog benahi infrastruktur pascapanen
Ketimpangan harga, Bulog diminta cari strategi beli gabah petani
Bulog gandeng APPSI guna stabilkan harga pangan di pasar tradisional