Cerita Jokowi Diam-Diam Bentuk Tim untuk Wujudkan Gagasan Soeharto Pindahkan Ibu Kota
Presiden RI pertama, Bung Karno sudah memiliki gagasan dan rencana untuk memindahkan ibu kota.
Presiden RI pertama, Bung Karno sudah memiliki gagasan dan rencana untuk memindahkan ibu kota.
Cerita Jokowi Diam-Diam Bentuk Tim untuk Wujudkan Gagasan Soeharto Pindahkan Ibu Kota
Jokowi Diam-Diam Bentuk Tim untuk Pindahkan Ibu Kota dari Jakarta
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan proses peletakan batu pertama, atau groundbreaking pembangunan kompleks kantor Bank Indonesia (BI) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Dalam pidato pembukanya, kepala negara kembali menegaskan alasan pemerintah memindahkan ibu kota negara ke Nusantara.
Jokowi bilang, pemindahan ibu kota menjadi sebuah keharusan demi mencapai tujuan pemerataan ekonomi.
Mengingat selama ini pusat ekonomi Indonesia mayoritas hanya di Pulau Jawa.
merdeka.com
"Supaya kita tahu semuanya bahwa penduduk kita saat ini sudah 278 juta orang dan 56 persen itu hidup di Jawa. 56 persen dari 17 ribu pulau yang kita memiliki penduduknya ada di jawa 56 persen,"
Jokowi di IKN Nusantara, Kalimantan Timur, Kamis (2/11).
Alasan pemindahan ibu kota lainnya soal perputaran ekonomi yang selama ini terpusat di Jawa, khususnya di DKI Jakarta.
Hal ini pun membuat Jawa memikul beban yang berat, bahkan sudah tak bisa ditambah lagi.
"Perputaran ekonomi kita 58 persen juga ada di Pulau Jawa dan lebih terutama lagi Jakarta. Sehingga beban Pulau Jawa beban Jakarta itu sudah diluar kapasitas yang dimiliki," kata Jokowi.
Dia melanjutkan, Indonesia memerlukan pemerataan tidak hanya dalam bidang ekonomi namun juga pembangunan infrastruktur.
Makanya, sejak Presiden RI pertama, Bung Karno sudah memiliki gagasan dan rencana untuk memindahkan ibu kota.
Hal yang sama juga disuarakan Presiden RI ke-2, Soeharto. Pak Harto, kata Jokowi berencana memindahkan ibu kota dari Jakarta.
"Pak Harto juga sama ingin memindahkan ibu kota dari Jakarta," kata Jokowi.
Gagasan memindahkan ibu kota pun kembali digaungkan Jokowi.
Dia mengaku setelah setahun menjadi Presiden, Jokowi membuat tim khusus untuk mengkaji gagasan pemindahan ibu kota.
"Kemudian 9 tahun lalu secara diam-diam saya bentuk tim untuk melihat kembali gagasan yang telah dilakukan oleh presiden pertama, kedua dan selanjutnya," kata Jokowi.
Setelah menjalani studi selama 6 tahun, Jokowi mengaku melakukan berbagai perhitungan.Hingga akhirnya gagasan pemindahan ibu kota diwujudkan pada periode kedua kepemimpinannya.
"Setelah 6 tahun studi, berkalkulasi dan berhitung kemudian kita memiliki beberapa opsi dan akhirnya kita putuskan ibu kota kita yang baru ibu kota negara adalah Nusantara," kata Jokowi bangga.
Jokowi mengamini, pembangunan Nusantara memang tidak sepenuhnya ditanggung oleh pemerintah.
Pemerintah hanya membiayai sebesar 20 persen untuk infrastruktur dasar dan gedung-gedung pemerintahan oleh APBN.
Kemudian sisanya, lanjut Jokowi sebesar 80 persen akan diberikan kepada sektor swasta dan dunia usaha.
Meski begitu, sampai bulan Desember tahun ini pembangunan 'jatah' pemerintah akan dikebut.
Semisal pembangunan istana negara, kantor menteri, kantor bank sentral dan yang lainnya.
"Sampai hari ini dan hitungan kita sampai Desember nanti dan hari ini kita kembali groundbreaking untuk pembangunan kantor BI di IKN,"
kata Jokowi mengakhiri.