Cerita supir bajaj dapat tambahan ilmu dari PGN
Muslich Khudin, supir bajaj bahan bakar gas (BBG) di DKI Jakarta bersyukur mendapat banyak tambahan teman dan ilmu meski hanya berprofesi sebagai pengemudi bajaj.
Muslich Khudin, supir bajaj bahan bakar gas (BBG) di DKI Jakarta bersyukur mendapat banyak tambahan teman dan ilmu meski hanya berprofesi sebagai pengemudi bajaj.
Saat ditemui merdeka.com, Ia bercerita, kelebihannya mendapatkan teman dan ilmu baru tak lepas dari keikutsertaanya dalam Komunitas Bajaj Gas (Kobagas). Melalui komunitas ini, mereka mendapat kesempatan menambah ilmu yang disponsori Perusahaan Gas Negara (PGN).
Menurutnya, PGN ingin pengemudi bajaj tak selalu fokus mencari nafkah di balik kemudi dengan berkeliling mencari penumpang. Mereka diharapkan juga mendapatkan banyak teman dan ilmu baru melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan PGN bersama Kobagas. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan ialah belajar bahasa Inggris.
"Kami sudah diberikan (kesempatan) oleh Direktur PGN, untuk bergaul keluar, supaya mereka tidak menyupir melulu," ujarnya saat ditemui merdeka.com.
Muslich menambahkan, dirinya sendiri hampir satu tahun bergabung bersama Kobagas. Dirinya pun sudah merasakan manfaat yang dirasakan. "Saya ikut Kobagas itu Januari 2016. Sebenarnya saya mau ikut dari dulu, cuma kesempatan ada baru bulan itu. Waktu itu awalnya ada kopdar di tempat saya di Kedoya. Memang karena Komunitas Bajaj Gas itu anggotanya dikhususkan supir-supir bajaj. Kobagas ini bagus sekali," terangnya.
Ketua Kobagas Agus Supriyono (30) mengatakan, saat ini sudah ada 80 persen bajaj yang telah menggunakan gas yang diproduksi oleh PGN sebagai bahan bakarnya.
"Dari 14.000 bajaj, 80 persennya sudah pakai BBG dari PGN," ujarnya.
Menurut Agus, pengemudi Bajaj sangat antusias memakai BBG dari pada BBM. Mereka lebih banyak merasakan manfaatnya. Dari segi operasional lebih irit dan juga menambah penghasilan, dibandingkan saat menggunakan bajaj model lama. Selain itu, Bajaj BBG juga lebih ramah lingkungan.
"Harganya jelas jauh lebih murah. Compress Natural Gas (CNG) hanya Rp 3.100 per liter setara premium (lsp), sedangkan bensin jenis premium saja harganya Rp 6.500. Jadi pengeluaran kalau pakai gas hanya habis Rp 20.000 perhari, kalau BBM kan bisa Rp 70.000 hingga Rp 80.000 per hari," kata Agus.