Kisah Sopir Bajaj 9 Tahun Jalani Profesinya, Kini Sukses Miliki Pabrik Mi 'Hidup Itu Harus Punya Tujuan yang Pasti'
Pak Beno adalah seorang pengusaha mie di Bantul lulusan SMP yang pernah mengalami jatuh bangunnya kehidupan.
Pak Beno adalah seorang pengusaha mi di Bantul lulusan SMP yang pernah mengalami jatuh bangunnya kehidupan.
Kisah Sopir Bajaj 9 Tahun Jalani Profesinya, Kini Sukses Miliki Pabrik Mi 'Hidup Itu Harus Punya Tujuan yang Pasti'
Sebuah perjuangan tidak akan pernah datang tanpa tantangan. Hal itulah yang dirasakan oleh seorang pengusaha mi asal Bantul, DIY.
Ia bernama Pak Beno yang pernah berkecimpung di berbagai bidang pekerjaan sebelum akhirnya menjadi seorang pengusaha.
Pak Beno mengalami pasang surut kehidupan yang cukup signifikan. Ia pernah menjadi seorang pengamen, tukang bakso, hingga sopir bajaj di Jakarta. Kehidupan yang keras membuatnya terus belajar untuk bangkit dari keterpurukan.
Berkat dari pengalaman pantang menyerah yang didapatkan dari Jakarta selama 9 tahun, membuat Pak Beno kini sukses menjadi seorang pengusaha mi yang cukup besar. Simak ulasannya sebagai berikut.
Pengusaha Mi Mantan Sopir Bajaj
Dalam sebuah video di channel Youtube CapCapung memperlihatkan sosok Beno. Dia adalah seorang pria lulusan SMP yang dahulu sempat memilih untuk menjalani hidupnya sebagai seorang pengamen, penjual bakso dan sopir bajaj di Jakarta.
Dalam perjalanan hidupnya di Jakarta, Beno belajar untuk terus berjuang dan pantang menyerah dalam menghadapi segala macam rintangan. Maka ia pun membawa pelajaran itu ke rumah di Bantul.
“Pendidikan saya hanya SMP dipojokkan oleh situasi dan keadaan. Kita pernah menjadi pengamen. Pernah menjadi tukang bakso keliling, dan juga pernah transmigrasi, terakhir saya sopir bajaj di Jakarta 9 tahun,” kata Beno.
“Dari pengalaman 9 tahun yang kita dapat dari Jakarta itu pantang menyerah. Dari Jakarta saya pulang tahun 1993 terus jatuh bangun saya merintis usaha di rumah dan menemukan usaha yang cocok itu di tahun 2003,” lanjut Beno.
Jatuh Bangun Kehidupan Beno
Setelah memulai usaha pada tahun 2003, Beno mengaku bahwa ia sempat mengalami jatuh bangun. Pada tahun 2006, Jogja dilanda bencana alam gempa. Beno mengaku, gempa itulah yang membuat usahanya hancur.
Setelahnya, pada 2007, ia kembali bangkit, dan jatuh kembali pada tahun 2009. Meski demikian, Beno mengaku bahwa jatuh bangun kehidupan itu adalah pengalaman dan pengorbanan yang wajib dikorbankan.
“Di saat saya jatuh ya banyak pengalaman suka duka yang saya alami. Tentunya karena saya tidak punya skill untuk bikin mi. Ini adalah otodidak, saya belajar sendiri. Banyak pengorbanan yang harus saya korbankan untuk jadi mi itu,” terang Beno.
Beno, kini menjadi pengusaha mi yang mempunyai pabrik sendiri. Sementara itu, ia juga mempekerjakan beberapa pegawai di pabriknya untuk produksi mi setiap hari.