Dominasi PLTU Jadi Kendala Indonesia Capai Net Zero Emission
Dalam konvensi Paris Agreement, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional di tahun 2030.
Direktur Ketenagalistrikan, Telekomunikasi dan Informatika Kementerian PPN/Bappenas, Rachmat Mardiana menyebut, dominasi energi fosil jadi kendala Indonesia untuk capai Net Zero Emission (NZE). Dia menjelaskan, saat ini energi fosil batu bara menjadi pembangkit listrik utama yang menyumbangkan 73.000 megawatt atau sekitar 65 sampai 66 persen dari kebutuhan listrik di Indonesia.
"Pembangkit listrik yang menggunakan batu bara sudah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap emisi,” katanya dalam virtual media briefing Indonesia Sustainable Energy Week, Kamis (6/10).
-
Kapan sidang perdana PHPU untuk Anies-Cak Imin? Pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Timnas AMIN, serta Tim Hukum hadir dalam sidang perdana perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 Mahkamah Konstitusi hari ini, Rabu (27/3).
-
Apa yang disampaikan Anies Baswedan di sidang perdana PHPU? "Karena memang sebagai prinsipal di awal kami hadir menyampaikan pesan pembuka sesudah itu nanti disampaikan lengkap oleh tim hukum," kata Anies, kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Siapa yang membangun PLTU Batang? PLTU Batang merupakan proyek dengan pola Kerjasama Pemerintah Swasta skala besar pertama dengan nilai investasi lebih dari USD 4 miliar.
-
Apa tugas utama BPUPKI? Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 29 April 1945 dengan tujuan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
-
Bagaimana Anies-Cak Imin menuju ke KPU? Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) telah resmi mendaftarkan diri sebagai pasangan Capres-Cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Saat itu, mereka menggunakan mobil Jeep untuk menuju ke KPU RI, Jakarta.
-
Mengapa PLTU Batang dibangun? Pembangunan PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.
Sebelumnya dalam konvensi Paris Agreement, Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional di tahun 2030.
Untuk itu, Rachmat menekankan, perlunya percepatan transisi energi ke energi terbarukan khususnya dalam pembangkit listrik, jika ingin menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara NZE di tahun 2060 atau dipercepat.
"Ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam Paris Agreement untuk turunkan emisi,” ujarnya.
Upaya Pemerintah
Rachmat menambahkan, saat ini pemerintah telah mengupayakan berbagai hal mulai dari penyusunan arah kebijakan, implementasi dari diversifikasi energi, pemanfaatan energi terbarukan dalam kanal listrik hingga upaya pengurangan dominasi batu bara secara perlahan.
Meski begitu, dia tidak menampik bahwa semua proses ini tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Tapi juga memerlukan keterlibatan dari pemangku kepentingan lain seperti praktisi dan akademis serta masyarakat secara inklusif.
"Internalisasi dari transisi energi dalam penyusun rencana pembangunan jangka panjang menjadi penting jika ingin NZE tercapai di 2060,” pungkasnya.
Reporter Magang: Hana Tiara Hanifah
(mdk/idr)