Donald Trump ancam perang dagang, bukti ekonomi RI tak berkiblat pada AS
Juru Bicara PSI Bidang Ekonomi, Industri, dan Bisnis, Rizal Calvary Marimbo mengatakan, ancaman tersebut membuktikan kebenaran kiblat ekonomi rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak berat ke AS.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam menggelar perang dagang dengan Indonesia. AS tengah mengevaluasi produk asal Indonesia yang selama ini diberi perlakuan khusus.
Juru Bicara PSI Bidang Ekonomi, Industri, dan Bisnis, Rizal Calvary Marimbo mengatakan, ancaman tersebut membuktikan kebenaran kiblat ekonomi rezim Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak berat ke AS.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
-
Apa motif pelaku penembakan terhadap Donald Trump? Identitas dan motif pelaku penembakan belum jelas hingga saat ini.
-
Apa yang terjadi kepada Donald Trump saat sedang berkampanye? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Dimana peristiwa penembakan terhadap Donald Trump terjadi? Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Mengapa ramalan Donald Trump menimbulkan perdebatan? Prediksi ini memicu perdebatan ringan namun menegangkan dengan pembawa acara Jesse Watters. Pasalnya Watters dikenal atas dukungannya terhadap Trump.
"Finally proven. Intuisi Presiden Jokowi terbukti. Kita akan kecewa bila ekonomi berkiblat ke AS semata, seperti dulu-dulunya. Jauh hari, Presiden sudah mengurangi ketergantungan kita ke AS," ujar Rizal dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (6/7).
Rizal mengatakan, beruntung dibawa kepemimpinan Presiden Jokowi, Indonesia sudah menjaga jarak aman dengan AS dalam perekonomian. Sehingga ketergantungan Indonesia ke AS dapat dikurangi sehingga posisi tawar Indonesia lebih menguat. "Coba kalau dulu kita lanjutkan ketergantungan kita sepenuhnya dengan AS. Mati kita didikte habis," ucap dia.
Namun dengan menarik kiblat ekonomi nasional dari AS sejak awal, kemandirian Indonesia lebih membaik dibandingkan sebelumnya. Dia mengatakan, bila ekonomi RI dulunya berkiblat ke AS, maka saat ini akan sangat dikecewakan Indonesia. Sebab faktanya, Presiden Trump malah menabuh perang dagang dengan Indonesia.
Sebagai diketahui GSP (The Generalized System of Preferences/Sistem Preferensi Umum) Indonesia sedang di-review oleh AS. Dari 124 produk asal Indonesia yang sedang di-review oleh Trump, di antaranya terdapat kayu plywood, cotton, dan lain sebagainya. Indonesia dan AS pun sedang mengupayakan hubungan diplomasi membahas mengenai masalah tersebut. Bila GSP ini dihilangkan maka bea masuk ekspor produk Indonesia ke AS lebih mahal.
Rizal mengatakan ketergantungan Indonesia kepada investasi AS terus menurun terus menurun secara signifikan. Pada tahun 2013, investasi Amerika Serikat sempat mencapai USD 2,4 miliar. Namun nilai tersebut terus menurun hingga 2016 hanya sebesar USD 1,2 miliar. Bahkan pada tahun 2015, investasi Amerika Serikat hanya mencapai angka USD 893 juta. "AS tidak masuk lima besar," ucap dia.
Dalam pandangan Rizal, Indonesia sudah masuk dalam radar perang dagang dengan Amerika, sejak Donald Trump memasukkan Indonesia dalam 16 negara mitra dagang utama yang memiliki neraca perdagangan tidak seimbang pada 2016 lalu. Berada di urutan pertama adalah China yang menyumbang defisit mencapai USD 347 miliar. Disusul oleh Jepang sebesar USD 68,9 miliar, Meksiko sebesar USD 63,2 miliar, Irlandia USD 35,9 miliar, dan Vietnam senilai USD 32 miliar.
Beberapa negara lain yang juga menyumbang defisit neraca perdagangan AS adalah India, Italia, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Perancis, Taiwan, Kanada, dan termasuk Indonesia.
(mdk/idr)