Dukung kenaikan harga BBM, BPH Migas mau SPBU asing serbu RI
SPBU asing disebut akan membantu memenuhi suplai kebutuhan BBM di Indonesia.
Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas, Andi Norsaman Sommeng, meminta pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi sebesar Rp 4.000 per liter. Kenaikan harga BBM subsidi ini dipastikan akan menarik investasi SPBU asing di Indonesia.
Sommeng secara tegas mendukung SPBU asing seperti Shell, Total serta Petronas membuka usaha di Indonesia. Mereka disebut akan membantu memenuhi suplai kebutuhan BBM di Indonesia.
"BBMnya kan mereka yang bawa, Pertamina juga sudah kewalahan kan. Enggak gampang buka dari Sabang sampai Merauke," tegas Sommeng di Jakarta, Rabu (1/10).
Menurut Sommeng, semakin banyak SPBU asing menjual BBM non subsidi di Indonesia maka cadangan atau simpanan minyak Indonesia akan semakin banyak. Jalan keluar membangun kilang disebut juga tidak masuk akal karena tidak ada uang pemerintah.
"Makin banyak penyimpanan kan bagus. Pertamina besar bisa saja bersaing. Bangun kilang kita ada duit enggak? Kalau ada kilang terus yang supply crude ada enggak?," tegasnya.
Sommeng mengakui SPBU asing sekarang banyak yang tutup karena tidak bisa bersaing dengan Pertamina yang menjual BBM subsidi jauh lebih murah. Jika BBM subsidi naik Rp 4.000 maka dipastikan akan marak SPBU asing di Indonesia.
"Mereka usaha swasta mau datang biarin saja. Itukan uang mereka sendiri, peralatan mereka sendiri. Naik BBM nya itu Rp 4.000."
Untuk membuka SPBU baru, pihak asing juga tidak perlu lapor pada BPH Migas. Mereka cukup datang ke BKPM, Kementerian Perdagangan dan lain sebagainya. BPH Migas hanya mengatur agar tidak ada kartel harga dalam penjualan.
"Kita cuma atur dan tetapkan selling harga berapa disitu. Mereka bisa bersaing dari pelayanannya, mungkin convenience store. Kalau memang kita engga bisa memenuhi dalam negeri sendiri mau bagaimana lagi, memang kita kaya. Konsumsi kita banyak," tutupnya.