Erick Thohir: Merger Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II Selesai Februari 2024
Erick melaporkan, proses merger Angkasa Pura I dan II saat ini telah tuntas setengahnya.
Menurut Erick, proses restrukturisasi sejumlah perusahaan BUMN membutuhkan waktu tidak sebentar.
- Resmi Merger, Erick Thohir Sulap Pengelola Bandara AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia
- Erick Thohir Mau Gabungkan Ekosistem Pupuk dan Pangan, Begini Respons Dirut Bulog
- 7 BUMN Karya Dilebur Jadi 3 Perusahaan, Erick Thohir Tak Ingin Ada Lagi Saling Rebutan Proyek
- Erick Thohir Pangkas 7 Perusahaan BUMN Karya Jadi 3 Saja, Begini Pembagian Tugasnya
Erick Thohir: Merger Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II Selesai Februari 2024
Erick Thohir: Merger Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II Selesai Februari 2024
Menteri BUMN Erick Thohir buka suara soal proses penggabungan atau merger sejumlah perusahaan pelat merah.
Kali ini proses penggabungan dua BUMN pengelola bandara, yakni Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II.
Erick melaporkan, proses merger Angkasa Pura I dan II saat ini telah tuntas setengahnya. Diharapkan proses penggabungan keduanya bisa rampung paling cepat Februari 2024.
"Alangkah indahnya seperti Angkasa Pura, sekarang negosiasi sudah half done, mungkin Februari atau Maret set (jadi) satu," ujar Erick Thohir di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (19/12).
Menurut Erick, proses restrukturisasi sejumlah perusahaan BUMN membutuhkan waktu tidak sebentar.
Namun, Erick berharap proses perampingan sejumlah perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang yang sama bisa cepat seperti merger PT Pelindo (Persero).
"Saya sudah berulang kali bicara, proses restrukturisasi BUMN karya itu perlu waktu 2-3 tahun, dengan opsi-opsi masing-masing yang berbeda. Alangkah indahnya kalau bisa kayak Pelindo, dari empat (perusahaan) ke satu," ungkapnya.
Selain merger antar BUMN, Erick juga membocorkan rencana aksi korporasi lain yang akan dilakukan Bank BTN kepada Bank Muamalat.
Dalam proses merger tersebut, ia mengaku telah berdiskusi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Kementerian Agama.
Jika aksi korporasi tersebut dapat terwujud, Erick meyakini Indonesia akan kembali memiliki bank syariah yang skalanya cukup besar, selain PT Bank Syariah Indonesia (BSI).
"Kemarin sudah diskusi dengan BPKH, Menteri Agama. Mungkin enggak kita bersinergi antara Bank Muamalat dengan BTN Syariah untuk menjadikan alternatif bank syariah yang besar," kata Erick.
Erick melanjutkan, ekosistem ekonomi syariah di Indonesia punya potensi sangat besar. Salah satu indikator pendukungnya yakni harus menggenjot industri perbankan syariah di Tanah Air agar semakin kompetitif.
"Karena kenapa? finansial syariah ini menjadi sesuatu yang justru menarik pada saat ini. Jadi ke depan sedang dalam proses pembicaraan. Kalau semuanya lancar, Maret (2024) bisa final," pungkas Erick.