Erupsi Gunung Agung, ESDM sebut Bali masih aman dikunjungi
Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Suhendar mengatakan, status Gunung Agung siaga atau level 3, setelah kembali mengalami erupsi pada Kamis malam (28/6). Atas kondisi tersebut Bali masih aman untuk dikunjungi.
Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Suhendar mengatakan, status Gunung Agung siaga atau level 3, setelah kembali mengalami erupsi pada Kamis malam (28/6). Atas kondisi tersebut Bali masih aman untuk dikunjungi.
Setelah hampir 24 jam aktivitas vulkanik Gunung Agung mengalami peningkatan letusan embusan, sejak 4 (empat) jam terakhir diinformasikan frekuensi dan amplitudi letusan Gunung Agung telah menurun drastis.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Kenapa Gunung Agung di Bali dikeramatkan? Gunung Agung merupakan gunung yang dikeramatkan warga Bali, karena ada banyak pantangan yang harus dipatuhi ketika akan mendaki.
-
Bagaimana Gunung Ijen memikat wisatawan? Di gunung ini kamu dapat melihat fenomena blue fire atau api biru yang hanya ada di Ijen. Tak heran banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang penasaran dan mengunjungi tempat ini.
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Mengapa Duta Wisata Kabupaten Paser 2024 ingin mempromosikan Gunung Embun? Banyak potensi wisata yang terdapat di Bumi Daya Taka yang dapat dikembangkan, seperti Gunung Embun atau Boga serta cagar budaya Museum Sadurengas. Termasuk destinasi wisata tersembunyi atau kurang diketahui masyarakat luas jadi pekerjaan rumah untuk dikembangkan.
"Pada 27 Juni 2018, pukul 22:00 WITA terjadi erupsi pertama yang membuka rekahan di dasar kawah menjadi lebih besar, rekahan tersebut menjadi jalan terjadinya erupsi secara menerus, hingga pukul 12:00 WITA esok harinya. Namun sejak pukul 1 dini hari tadi frekuensi dan erupsi Gunung Agung sudah menurun drastis," kata Rudi, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/6).
Rudi menjelaskan, intensitas emisi abu teramati mengalami penurunan ditunjukkan dengan warna asap yang teramati dominan berwarna putih, penurunan intensitas emisi abu mengindikasikan bahwa sistem telah terbuka. Embusan asap putih yang masih teramati saat ini berasal dari aktivitas efusi lava.
Fenomena emisi gas dan abu yang terjadi secara menerus dari kemarin hingga saat ini, merupakan bagian dari erupsi yang terjadi secara efusif yaitu berupa aliran lava segar ke dalam kawah sehingga menciptakan pertumbuhan kubah lava. Laju penambahan volume lava belum dapat diketahui dan masih menunggu informasi dari citra satelit.
Berdasarkan analisis data secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini aktivitas Gunung Agung masih berada dalam level 3 atau siaga, atas penetapan tersebut maka Badan Geologi menyatakan Bali tetap aman dikunjungi, karena abu erupsi melayang di udara ketinggian 15 ribu feet. Namun saat ini Pulau Dewata tersebut belum bisa diakses transportasi udara, karena lalu lintas udara masih tertutup abu.
"Abunya di Karangasem sendiri yang dekat (dengan Gunung Agung) tidak banyak, itu melayang di udara," tuturnya.
Namun dia mengimbau agar masyarakat di sekitar Gunung Agung dan wisatawan tidak berada, di zona perkiraan bahaya di seluruh area di dalam radius 4 km dari Kawah Puncak Gunung Agung.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung, agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder, berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
"Masyarakat diminta untuk tetap tenang, karena letusan embusan yang terjadi tidak serta merta meningkatkan status Gunung Agung tersebut," tuturnya.
Badan Geologi melalu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan terus memonitor aktivitas Gunung Agung, untuk mengevaluasi potensi ancaman bahaya erupsi antar waktu. Jika terjadi perubahan yang signifikan maka status aktivitas Gunung Agung atau pun rekomendasinya dapat dievaluasi kembali.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Gunung Agung meletus, 29 penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta dibatalkan
Bandara Ngurah Rai ditutup, penumpang lanjutkan perjalanan via jalur darat
Bandara Banyuwangi dan Jember diminta waspada letusan Gunung Agung
Citilink batalkan semua penerbangan dari dan menuju Bali
Gunung Agung meletus, Wings Air tunda penerbangan ke Bali