Fintech besutan LPDB dapat dukungan dari pegiat koperasi
Firdaus mengakui, sistem online itu bisa mengurangi praktik percaloan yang dilakukan oknum. Tentu saja, kata dia, LPDB bisa lebih terakses ke daerah-daerah.
Direktur Kopkun Institute (Koperasi Konsumen) asal Purwokerto, Firdaus Putra Aditama mengapresiasi dan mendukung inovasi Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Kementerian Koperasi dan UKM, Braman Setyo di bidang jasa finansial (fintech).
Menurutnya, hal itu bisa memperluas dan mempermudah akses kemanapun dan siapapun. "Karena selama ini dari dulu banyak oknum yang memanfaatkan soal akses terkait peminjaman dana bergulir," ujar Firdaus saat dihubungi, Jumat (6/10).
-
Bagaimana Finnet mendukung transformasi digital di Indonesia? Kami didukung dengan IT Infrastructure yang handal dan memiliki lisensi terlengkap di Perusahaan sejenis. Kami yakin Finnet dapat menjadi One Stop Solution yang tumbuh bersama mitra untuk bersama-sama mendigitalkan sistem pembayaran di Indoensia.
-
Apa yang ditawarkan Adira Finance di Jakarta Fair Kemayoran? Dalam rangka tema HUT tahun ini, yaitu Jakarta sebagai Kota Global Dengan Berjuta Pesona, Adira Finance hadirkan Kampung Adira di Jakarta Fair dengan tujuan menyediakan solusi finansial yang unik dan mempesona bagi para pengunjung melalui sinergi dengan ekosistem.
-
Kenapa OJK meluncurkan roadmap Fintech P2P lending? Peluncuran roadmap ini merupakan upaya OJK untuk mewujudkan industri fintech peer to peer (P2P) lending yang sehat, berintegritas, dan berorientasi pada inklusi keuangan dan pelindungan konsumen serta berkontribusi kepada pertumbuhan ekonomi nasional.
-
Kenapa Adira Finance hadir di Jakarta Fair Kemayoran? "Komitmen terhadap Pelanggan Harry Latif, Direktur Portofolio Adira Finance, menjelaskan bahwa kehadiran Adira Finance di Jakarta Fair Kemayoran adalah sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk terus mendekatkan diri dengan pelanggan melalui beragam solusi keuangan yang bersinergi dengan ekosistem. Upaya ini dilakukan agar pelanggan dapat merasakan pengalaman terbaik melalui produk inovatif serta berbagai program menarik."
-
Bagaimana cara Jepang mengelola keuangan di Indonesia? Gedung Departement of Finance dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas keuangan sehari-hari. Gedung ini juga menjadi tempat pengelolaan keuangan dan pemutusan kebijakan ekonomi oleh Jepang.
-
Kapan Bank Jago mulai berinovasi dan menghadirkan aplikasi keuangan? Berdiri Sebagai Bank Artos pada 1992 Akar dari bank digital yang satu ini adalah PT Bank Artos Indonesia yang berdiri pada 1992 di Bandung.
Firdaus mengakui, sistem online itu bisa mengurangi praktik percaloan yang dilakukan oknum. Tentu saja, kata dia, LPDB bisa lebih terakses ke daerah-daerah.
Terkait kendala kemungkinan gagap teknologi bagi pelaku usaha mikro dari kalangan orangtua yang ingin meminjam dana usaha, Firdaus yakin LPDB sudah memikirkannya. "Pada kasus yang seperti itu, LPDB bisa kerja sama dengan Pusat Layanan Usaha Terpadu di daerah atau Dinas Koperasi untuk membantu entri datanya," urai dia.
Firdaus menegaskan, kesulitan yang dihadapi calon peminjam dana usaha selama ini adalah panjangnya jalur birokrasi yang harus dilewati. "Karena dulu sebelum online, kita harus menyiapkan segepok dokumen persyaratan ini itu. Dijilid terus diantar ke Jakarta atau via pos. Nah, kalau begitu kan kita tidak tahu apakah dokumen sampai pada orang yang tepat atau tidak." tambah Firdaus yang juga Pengurus Kopindo Jakarta.
Sebelumnya, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) Kementerian Koperasi dan UKM Braman Setyo menggagas inovasi dengan konsep Financial Technologi (FinTech). Program ini bertujuan untuk mempermudah mitra koperasi dan UKM agar bisa mengajukan pinjaman secara online.
LPDB diakui Braman belum tersentuh oleh teknologi informasi. Di awal masa jabatannya sebagai Dirut LPDB, dia menggagas bagaimana LPDB ini sebagai salah satu institusi yang bisa bersaing dengan institusi lainnya. Fintech LPDB diharapkan bisa mengurangi mitra KUMKM untuk bertatap muka langsung, cukup dengan mengajukan proposal secara online.
"Harapannya, Fintech ini menjadikan koperasi yang familiar dengan menggunakan teknologi untuk bisa menyesuaikan diri terhadap perkembangan zaman," katanya.
Gagasan Dirut LPDB Braman Setyo ini merupakan pertama kali yang dilakukan LPDB, sehingga para mitra KUMKM cukup melalui teknologi informasi yang tentu akan masuk kepada LPDB, kemudian ada evaluasi dan LPDB akan turun ke lapangan. Kendala selama ini, LPDB masih terpusat di Jakarta dan belum memiliki fasilitas pengajuan pinjaman secara online yang bisa diakses di mana saja.
Lebih jauh, eksplorasi dari program FinTech ini, LPDB akan menyiapkan aplikasi berbasis website dan mobile apps untuk pengajuan dana bergulir LPDB. Termasuk membangun Sistem Informasi Debitur untuk KUMKM, sehingga lancar pembayaran cicilannya dan kualitas debitur akan termonitor.
Semua lembaga keuangan sudah menuju ke arah ekonomi digital karena diyakini akan mengurangi cost bagi koperasi yang bersangkutan, tanpa harus bolak-balik datang ke Jakarta.
Terkait kinerja, menurut data LPDB, dari tahun 2008 hingga 2017, LPDB telah menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 8,49 triliun kepada 1.012.287 UMKM melalui 4.299 mitra. Sedangkan realisasi dana bergulir di 2017 sebesar Rp 405,27 miliar yang disalurkan kepada 46.602 UMKM melalui 49 mitra di seluruh Indonesia.
Baca juga:
PNP luluskan sembilan startup gemblengan siap bersaing
Kuartal IV, Bank Indonesia keluarkan aturan main fintech
Perkembangan fintech dan kesiapan BPD dalam memasuki era digital banking
Fintech Crowdlending TaniFund bantu petani kembangkan usaha
Modalku masuk list 250 perusahaan fintech terbaik di dunia