Hanya dibangun masa Soeharto, ketahanan pangan sekarang rentan
"Bangsa ini rentan ketahanan pangan. Beras saja kita terlalu bergantung kepada Thailand dan Vietnam," ujar Ismed.
Pangan dan energi merupakan dua sektor utama yang menopang keberlangsungan hidup sebuah negara. Tetapi, justru dua sektor ini tidak mendapat perhatian cukup dari pemerintah.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro, mengatakan kondisi pangan di Indonesia sangat rentan. Hal ini karena sektor pangan Indonesia terlalu mengandalkan impor.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Apa saja contoh kerja sama di bidang ekonomi antara Indonesia dan Malaysia? Dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi, Malaysia merupakan partner perdagangan terbesar kedua Indonesia, dengan jumlah investasi ke-5 di tahun 2022 di ASEAN.
-
Kapan pancaroba terjadi di Indonesia? Di Indonesia, musim pancaroba sering terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada sekitar bulan Maret-April.
"Bangsa ini rentan ketahanan pangan. Beras saja kita terlalu bergantung kepada Thailand dan Vietnam," ujar Ismed di Jakarta, Minggu (23/3).
Ismed mengeluhkan tidak adanya perhatian serius dari pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan. Dia mencontohkan tidak adanya perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan produksi pertanian nasional.
"Hanya masa Soeharto, Indonesia membangun jaringan irigasi. Sekarang, banyak fasilitas irigasi tidak diurus oleh kementerian terkait, sehingga produksi padi tidak maksimal," ungkap Ismed.
Hal yang sama juga terjadi di sektor energi. Menurut dia, pemerintah tidak memiliki komitmen pemerintah untuk menjaga ketahanan energi. "Kita tergantung dengan Singapura dan pemerintah merasa nyaman karena ada rente di situ," terang Ismed.
Ismed sangat menyesalkan abainya pemerintah terhadap persoalan krisis listrik di Sumatera Utara. Padahal, menurut dia, Sumatera Utara memiliki prospek yang sangat cerah untuk investasi disebabkan industri bertumbuh dengan sangat baik di sana.
"Kita marah, Sumatera Utara tumbuh industrinya dan bagus, tapi listrik tidak ada," tutupnya.
(mdk/idr)