Harga gas 12 kg naik, Pertamina tak bisa cegah migrasi ke 3 kg
Terjadi migrasi ke gas 3 kg membuat permintaan gas melon ini diprediksi naik 2 persen.
Kenaikan harga gas elpiji 12 kg berpotensi membuat gas 3 kg laku keras. Sebab, ada kemungkinan terjadi migrasi pengguna gas 12 kg ke 3 kg.
PT. Pertamina (Persero) mengaku tidak bisa mencegah dan menghalangi migrasi pengguna elpiji 12 Kg ke 3 Kg. Namun pihaknya yakin tidak akan ada kelangkaan gas 3 kg.
-
Bagaimana Pertamina memastikan keamanan tabung gas elpiji yang beredar di pasaran? Setiap tabung elpiji akan diuji ulang setiap lima tahun, untuk memastikan seluruh tabung yang telah digunakan konsumen, tetap memenuhi standar keamanan yang telah ditentukan.
-
Kenapa Pertamina menambah pasokan LPG 3 kg? Tambahan pasokan LPG 3 Kg ini dilakukan untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan masyarakat seiring Ramadan dan Idulfitri 1445 H.
-
Kapan Pertamina menambahkan pasokan LPG 3 kg? Pertamina terus memantau kebutuhan LPG 3 Kg hingga masa libur Lebaran selesai.
-
Kapan dugaan mark up harga pengadaan gas air mata terjadi? Terkait dengan paper projectil launcher tahun 2022 dan tahun 2023, dugaan indikasi Mark up (penggelembungan harga) ini mencapai sekitar Rp26 miliar," ujar Agus melalui keterangannya.
-
Bagaimana Pertamina Patra Niaga memastikan penyaluran LPG Subsidi 3 Kg tepat sasaran? “LPG dipastikan meningkat, jadi sangat perlu diantisipasi karena Tahun Baru pasti akan banyak perayaan. Selain memastikan stok, untuk LPG Subsidi 3 Kg juga perlu dipastikan penyalurannya tepat, dan kami juga melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah untuk pengawasan penyaluran LPG Subsidi ini,” lanjut Arya.
-
Bagaimana Pertamina memastikan pasokan LPG 3 kg aman? Pertamina Patra Niaga memastikan stok LPG 3 Kg aman berada di level 14-15 hari. “Pertamina terus memonitor kebutuhan LPG 3 Kg hingga akhir Lebaran dan kita lakukan penambahan ke daerah yang memang membutuhkan” ujar Irto.
"Kemungkinan migrasi itu ada 2 persen. Dari kuota elpiji 3 kg yang disediakan pemerintah cukup. Walaupun ada migrasi kita pastikan cukup," ujar direktur pemasaran dan niaga PT. Pertamina, Hanung Budya di Kantornya, Jakarta, Rabu (10/9).
Sementara itu, disinggung soal kemungkinan terjadinya pengoplosan, telah bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk mengantisipasi dampak negatif kenaikan harga elpiji 12 Kg. Langkah ini untuk mencegah aksi pengoplosan elpiji subsidi 3 Kg ke dalam 12 Kg.
"Memonya atau berkoordinasi dengan aparat kepolisian mencegah terjadi pengoplosan 3 kg ke 12 Kg, elpiji 3 Kg harga murah Rp 4.250 per Kg dan elpiji 12 Kg harganya Rp 9.519 per kg karena perbedaan harga ini kita lihat ada pihak-pihak yang melakukan pengoplosan," katanya.
Hanung mengaku pihaknya juga tengah membangun sistem monitoring distribusi elpiji 3 Kg sampai ke pangkalan melalui aplikasi SIMoL3K (Sistem Monitoring Penyaluran Elpiji 3Kg).
" Kita bisa tahu nama, agen siapa, penebusan berapa, dijual ke mana saja. Mencegah penjualan kepada konsumen yang tidak berhak," ucapnya.
(mdk/noe)