Hasilkan 29 ribu MW, Jokowi kaji bentuk BUMN khusus panas bumi
"Panas bumi itu mempunyai potensi 29 ribu Mega Watt (MW), yang sudah bertahun-tahun tidak tertangani dengan baik."
Pemerintahan Jokowi-Jk saat ini sedang mengkaji pembentukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang khusus menangani energi panas bumi atau geothermal. Ini perlu dilakukan karena energi panas bumi selama ini belum digunakan secara maksimal.
Presiden Joko Widodo mengatakan, panas bumi mempunyai potensi energi besar mencapai 29 ribu Mega Watt (MW) dan ramah lingkungan tetapi hingga kini tidak dimanfaatkan.
-
Apa yang diresmikan oleh Presiden Jokowi di Gorontalo? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa yang Jokowi lakukan di Lampung? Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengunjungi Lampung. Salah satu tujuan kunjungan ini untuk mengecek jalan rusak di wilayah tersebut.
-
Bagaimana cara Jokowi mengatasi perubahan iklim? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Apa yang ditekankan oleh Jokowi tentang UU Perampasan Aset? Jokowi menekankan pentingnya adanya undang-undang perampasan aset. Hal ini untuk memaksimalkan penyelamatan aset dan pengembalian uang negara. Hal itu diungkapkan Jokowi saat memberi pengarahan dalam Peringatan 22 Tahun Gerakan Nasional Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/4). "Terakhir saya titip upayakan maksimal penyelamatan dan pengembalian uang negara sehingga perampasan aset menjadi penting untuk kita kawal bersama," ucap Jokowi.
-
Apa yang Jokowi lakukan di Gudang Beras Bulog Pematang Kandis? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung Gudang Beras Bulog di Pematang Kandis,Kabupaten Merangin, Jambi. Kepala Negara mengaku, hal itu harus dilakukan demi memastikan ketersediaan beras jelang momentum hari raya Lebaran yang sisa sepekan lagi.
"Panas bumi itu mempunyai potensi 29 ribu Mega Watt (MW), yang sudah bertahun-tahun tidak tertangani dengan baik. Padahal panas bumi menghasilkan listrik yang ramah lingkungan, namun tidak dikerjakan," kata Jokowi di Pontianak, Kalimantan Barat seperti dilansir dari situs Sekretariat Kabinet di Jakarta, Minggu (23/8).
Jokowi menegaskan, pemerintah saat ini sedang melakukan kajian terkait menggunakan potensi energi panas bumi itu untuk dijadikan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Dengan tingginya potensi kekuatan energi panas bumi untuk dijadikan energi terbarukan, jika diperlukan dibentuk BUMN khusus yang mengelola sumber energi itu.
"Oleh sebab itu, ini akan kita geser untuk bisa masuk ke geothermal, dan itu harus ada yang urusin, sehingga saat ini dibuat kajiannya, diproses untuk dibuat BUMN khusus yang menangani geothermal," tambah Jokowi.
Sebelumnya, Direktur PT Pertamina Geotermal Energy (PGE) Adriansyah menyayangkan Indonesia masih mengandalkan energi fosil khususnya minyak, ketimbang energi terbarukan. Padahal, semua menyadari minyak akan habis beberapa tahun lagi.
"Indonesia terbilang besar untuk energi terbarukan tapi kecil pemanfaatannya. Crude 2020-2040 peek ini sudah lewat, eksplorasi batu bara gila-gilaan peak batu bara lebih cepat," ujarnya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (1/11).
Dia meyakini, energi panas bumi adalah pilihan tepat, mengingat 40 persen potensi panas bumi dunia ada di Indonesia dan energi tersebut harus digenjot dengan cepat.
Meski memiliki predikat lumbung panas bumi terbesar dunia, pemanfaatan energi panas bumi Indonesia paling kecil. Bahkan masih kalah dengan Filipina.
"Indonesia masih terbuai menggunakan energi fosil, padahal energi fosil Indonesia semakin menipis, tidak seperti Norwegia yang menjadi eksportir gas terbesar namun dalam keberlangsungan energi negara tersebut menggunakan energi terbarukan," jelas dia.
(mdk/idr)