Ikut Tugas Ayahnya, ’Anak Kolong’ Ini SD di Palembang-SMP di Papua, Kini Jadi Orang Kepercayaan Presiden
Pria yang lahir pada tanggal 5 November 1954 di Surakarta, Jawa Tengah, itu merupakan anak keempat dari delapan bersaudara
Pria kelahiran 5 November 1954 di Surakarta itu merupakan anak keempat dari delapan bersaudara.
Ikut Tugas Ayahnya, ’Anak Kolong’ Ini SD di Palembang-SMP di Papua, Kini Jadi Orang Kepercayaan Presiden
Orang kepercayaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini dijuluki ‘Daendels’ dari Indonesia. Karena dia adalah orang paling diandalkan dalam proyek infrastruktur presiden
Diketahui, Daendels merupakan Gubernur Jenderal pada masa Hindia Belanda yang melakukan pembangunan infrastruktur di daerah Jawa
Pria yang lahir pada tanggal 5 November 1954 di Surakarta, Jawa Tengah, itu merupakan anak keempat dari delapan bersaudara
Ayahnya, seorang tentara. Sebagai ‘anak kolong;, masa kecilnya selalu berpindah-pindah. Sebab, mengikuti tugas sang ayahnya.
Satu SD dengan Tito Karnavian
Pria ini mengenyam pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Xaverius 4 Palembang, Sumatera Selatan.
Ternyata, SD tersebut juga merupakan sekolah tempat Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menimba ilmu.
Dia adalah, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono,
Setelah lulus SD di Palembang, Basuki terpaksa harus kembali pindah. Dia melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Papua, sesuai tugas sang ayah.
Lulus dari SMP, Basuki melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun, belum selesai Basuki lulus, dia kembali harus pindah sekolah ke Surabaya, Jawa Timur
Lulus dari SMA, Basuki kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Gajah Mada di jurusan teknik geologi. Ia menyelesaikan kuliahnya pada tahun 1979 di usia 25 tahun.
Kuliah di Amerika
Berbekal ijazah sebagai insinyur, ia diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Pekerjaan Umum. Dari sinilah, karir Basuki dihabiskan di Kementerian PUPR hingga akhirnya menjadi Menteri PUPR.
Selama menjadi pegawai Kementerian Pekerjaan Umum, dia terlibat dalam dalam beberapa proyek besar di kementerian Pekerjaan Umum seperti proyek Pengembangan Air Tanah Jawa Tengah tahun 1981 - 1984, Proyek Pengembangan Air di Tanah Nusa Tenggara Timur 1985 - 1993.
Basuki kemudian melanjutkan pendidikan master di Civil Engineering, Colorado State University, Amerika Serikat. Hingga dia mampu lulus pada tahun 1989 di usia 35 tahun.
Setelah lulus, ia langsung melanjutkan pendidikan Doktornya di univeristas yang sama yakni Colorado University. Ia meraih gelar Doktornya pada tahun 1992, di usia 38 tahun.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia kembali mengabdi ke Kementerian Pekerjaan Umum. Ia pernah menjadi pemimpin proyek dalam proyek Induk Pengelolaan Wilayah Sungai (PWS) Ciliwung Cisadane.
Kiprah di PUPR
Prestasi serta pengabdiannya yang bagus dalam Kementrian Pekerjaan Umum membuat ia dinobatkan sebagai pegawai teladan saat berusia 41 tahun.
Karirnya menanjak naik seiring umurnya yang bertambah. Ia menjabat sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan.
Kemudian diangkat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum, dan kemudian menjadi puncaknya jadi Direktur Jenderal Penataan Ruang di Kementerian Pekerjaan Umum.
Pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Basuki Hadimuljono dipercaya dalam merehabilitasi insfrastruktur pasca bencana Tsunami di Aceh.
Dari tugas ini, dia menerima penghargaan Satyalancana Kesejahteraan Sosial Pasca Tsunami NAD.
Basuki juga turun tangan ketika peristiwa lumpur Lapindo muncul. Dia menjadi salah satu anggota dalam tim penanggulangan lumpur Lapindo, di Porong, Siodoarjo, Jawa Timur.
Setelah itu ia kemudian menjadi dipercaya menanggulangi Kerawanan Pangan yang terjadi di distrik Yahukimo, Papua
Tercatat, Basuki menghabiskan karirnya di Kementerian PUPR lebih dari 31 tahun. Pengabdiannya itu juga diganjar penghargaan berupa Satyalancana Karya Satya XXX pada tahun 2014
Ketika Joko Widodo terpilih sebagai presiden Republik Indonesia pada tahun 2014, ia menunjuk Basuki Hadimuljono sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Selama menjadi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki banyak menyelesaikan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia yang yang sangat gencar dicanangkan oleh pemerintahan Joko Widodo
Masih Pakai SMS
Fakta lainnya adalah, walaupun Basuki memiliki harta sebesar Rp18, 3 miliar, Basuki merupakan satu-satunya menteri yang masih menggunakan fitur SMS (Short Message Service).
Ketika berkomunikasi di kala menteri lain sudah menggunakan fitur aplikasi WhatsApp dalam berkomunikasi.
Dia juga kerap duduk menikmati secangkir kopi di warung kopi sederhana serta terbiasa menginap di hotel biasa walaupun ia merupakan seorang Menteri.
Basuki juga merupakan sosok yang pintar memainkan alat musik khususnya drum.