Ini 4 ambisi Rini jadikan Telkom raja satelit di Asia
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno meminta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) untuk terus berkembang dan tidak berhenti bekerja. Secara tegas, Menteri Rini meminta Telkom untuk segera memikirkan peluncuran satelit selanjutnya, meskipun Satelit Telkom 3S baru dioperasikan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno meminta PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) untuk terus berkembang dan tidak berhenti bekerja. Secara tegas, Menteri Rini meminta Telkom untuk segera memikirkan peluncuran satelit selanjutnya, meskipun Satelit Telkom 3S baru dioperasikan.
"Saya dapat kabar akan ada Orbit kosong ditinggalkan pemiliknya, kalau boleh tolong alokasikan untuk Satelit Telkom 4," ucap Menteri Rini dalam acara peresmian pengoperasian Satelit Telkom 3S di Stasiun Pengendali Utama Satelit Telkom Cibinong (SPU Cibinong), Senin (17/4).
-
Apa pekerjaan sampingan yang dilakukan Sus Rini? Ternyata, Sus Rini yang kini semakin kaya adalah karena penghasilannya sebagai afiliasi di beberapa platform e-commerce.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Apa bakat Rimbi di sinetron Ronaldowati? Rimbi, gadis kecil berbakat capuera dengan rambut kriwil, bertransformasi menjadi Alhan yang dewasa dan memesona setelah 15 tahun.
-
Siapa yang ikut terlibat dalam usaha Sarisa Merapi selain Rini Handayani? Sarisa Merapi mulanya dijalankan bersama kelompok wanita tani (KWT) Kemiri Edum di Dusun Kemiri, Kelurahan Purwobinangun, Kecamatan Pakem. Ketika itu dirinya mencetuskan ide untuk membuat manisan salak agar hasil panen terserap.
-
Siapa yang memerankan Rimbi di sinetron Ronaldowati? Rimbi, gadis kecil berbakat capuera dengan rambut kriwil, bertransformasi menjadi Alhan yang dewasa dan memesona setelah 15 tahun.
-
Apa yang diluncurkan Ririn Ekawati? Congrats Untuk Launching Parfumnya Ririn seneng banget dapet kue tar lagi. Rasanya kayak ulang tahun terus tiap hari. Eh, congrats ya buat launching parfumnya!
Menteri Rini sangat percaya Telkom akan bisa mewujudkan mimpinya. Sebab, pada 1976 lalu, Telkom yang masih berbentuk Perum mampu menjadikan Indonesia negara ke-3 di dunia yang mempunyai satelit setelah Amerika Serikat dan Kanada.
"Dulu masih Perum tapi sudah menoreh sejarah di 1976. Saya mendengar saat itu ada 20 enginer Indonesia bisa belajar di AS."
Melihat sejarah kinerja Telkom, Menteri Rini yakin perusahaan pelat merah ini mempunyai kapasitas besar untuk mengendalikan dan mengoperasikan satelit. Dia bahkan bermimpi Telkom bisa menjadi terbesar di Asia.
"Ini menunjukkan Telkom sudah punya kapasitas besar untuk manage satelit ini. Nantinya Telkom bukan saja menjadi perusahaan yang memanage satelit untuk Indonesia, tapi mimpinya saya terbesar di Asia."
Berikut ambisi Rini jadikan Telkom raja satelit di Asia.
Baca juga:
Menpar dukung AP II beri insentif maskapai yang buka rute baru
BTN klaim bantu wujudkan program rumah Jokowi lewat KPR subsidi
Kuartal I-2017, BTN bukukan laba bersih Rp 594 miliar
Tak perlu impor, kebutuhan cangkul RI bisa dipenuhi Krakatau Steel
Juni 2018, Telkom luncurkan satelit dari Florida
Telkom berambisi jadi pemilik satelit terbanyak se-Asia sebelum 2030
Mimpi Menteri Rini: Telkom jadi terbesar di Asia dan tambah satelit
Operasikan sendiri satelit
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meresmikan pengoperasian Satelit Telkom 3S di Stasiun Pengendali Utama Satelit Telkom Cibinong (SPU Cibinong), Senin (17/4). Satelit ini telah sukses meluncur pada 15 Februari lalu di Kourou, French Guiana.
Dalam acara peresmian ini, Menteri Rini didampingi langsung oleh Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Alex J. Sinaga. Menteri Rini mengapresiasi usaha Telkom yang telah berhasil mengoperasikan Telkom 3S.
"Dengan beroperasinya Telkom 3S, saya berharap Telkom semakin berperan aktif dalam menopang kemajuan industri nasional, mendukung konektivitas bangsa Indonesia, dan mempermudah komunikasi di seluruh pelosok negeri," ujar Menteri Rini.
Direktur Utama Telkom, Alex J. Sinaga mengatakan, Telkom secara penuh telah mengelola Satelit Telkom 3S seusai ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima pada Kamis lalu (6/4). "Pengelolaan Satelit Telkom 3S telah resmi dialihkan dari perusahaan pembuat satelit Thales Alenia Space (TAS) kepada Telkom. Selain itu, Telkom 3S juga telah berhasil melewati proses pembebanan transponder tanpa gangguan di pelanggan," jelas Alex.
Perjalanan Satelit Telkom 3S dari peluncuran hingga berbagai prosedur pengujian sukses dilalui sesuai rencana. Dua minggu setelah meluncur, Telkom 3S menjalankan uji transponder C-Band di orbit transit 135.5 Bujur Timur (BT). Pengetesan tersebut berjalan lancar tanpa degradasi. Setelah itu, proses drifting dari orbit transit menuju orbit 118 BT juga dilaksanakan sesuai jadwal tanpa anomali.
Hingga awal April 2017, Telkom 3S juga berhasil melalui pengetesan transponder Extended C-Band dan Ku-Band secara normal juga tanpa degradasi.Â
Telkom 3S memiliki kapasitas total 42 transponder atau setara 49 Transponder Equivalent (TPE) yang terdiri atas 24 transponder C-Band (24 TPE), 8 transponder extended C-Band (12 TPE), dan 10 transponder Ku-band (13 TPE), dengan jangkauan seluruh wilayah Indonesia, Asia Tenggara, serta sebagian wilayah Asia Timur.Â
Seluruh infrastruktur telekomunikasi yang telah dibangun oleh Telkom, di antaranya kabel laut fiber optic, jaringan terestrial, ditunjang dengan sistem komunikasi satelit, diharapkan dapat memperkuat kemajuan ekonomi digital nasional serta mendukung pemerintah dalam membangun masyarakat digital Indonesia.
Pernah jadi 3 negara punya satelit pertama
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) secara resmi mengoperasikan Satelit Telkom 3S di Stasiun Pengendali Utama Satelit Telkom Cibinong (SPU Cibinong), Senin (17/4). Pengoperasian ini dilakukan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno dan Direktur Utama PT Telkom, ALex J. Sinaga.
Alex bercerita, Indonesia pernah menjadi salah satu dari 3 negara di dunia yang memiliki satelit, yaitu pada tahun 1976 silam. Saat itu, Presiden Soeharto meresmikan pengoperasian Satelit Palapa.
"Sistem komunikasi ini menjadi keputusan strategis untuk menyatukan nusantara dengan telekomunikasi, menjangkau seluruh pelosok negeri," ucap Alex dalam acara peresmian.
Pada 1976, Satelit Palapa A1 dan A2 resmi mengorbit. Saat itulah Indonesia menjadi negara ke-3 dunia yang mengoperasikan satelit setelah Amerika Serikat dan Kanada.
"Indonesia menjadi negara ke-3 dan satelit ini tidak hanya melayani domestik tapi regional ASEAN."
Setelah itu, pemerintah terus mengembangkan satelit dengan meluncurkan dan mengoperasikan Satelit Palapa generasi B yang lebih baik dibanding sebelumnya. Satelit ini beroperasi pada tahun 2000-an.
"Kemudian, generasi B ini digantikan lagi dengan generasi Satelit Telkom yaitu Telkom 1 dan 2 yang secara teknis dan umur lebih baik. Selain menambah kapasitas transponder, ini juga mengamankan stol orbit," katanya.
Namun demikian, Telkom pernah gagal meluncurkan satelit beberapa waktu lalu, yaitu Satelit Telkom 3. Kini, Telkom telah berhasil meluncurkan dan mengoperasikan Satelit Telkom 3S.
"Menggantikan satelit Telkom 3 yang gagal mengorbit tersebut, sekarang 3S sudah dioperasikan," jelas Arif.
Perjalanan Satelit Telkom 3S dari peluncuran hingga berbagai prosedur pengujian sukses dilalui sesuai rencana. Dua minggu setelah meluncur, Telkom 3S menjalankan uji transponder C-Band di orbit transit 135.5 Bujur Timur (BT). Pengetesan tersebut berjalan lancar tanpa degradasi. Setelah itu, proses drifting dari orbit transit menuju orbit 118 BT juga dilaksanakan sesuai jadwal tanpa anomali.
Hingga awal April 2017, Telkom 3S juga berhasil melalui pengetesan transponder Extended C-Band dan Ku-Band secara normal juga tanpa degradasi.Â
Telkom 3S memiliki kapasitas total 42 transponder atau setara 49 Transponder Equivalent (TPE) yang terdiri atas 24 transponder C-Band (24 TPE), 8 transponder extended C-Band (12 TPE), dan 10 transponder Ku-band (13 TPE), dengan jangkauan seluruh wilayah Indonesia, Asia Tenggara, serta sebagian wilayah Asia Timur.Â
Seluruh infrastruktur telekomunikasi yang telah dibangun oleh Telkom, di antaranya kabel laut fiber optic, jaringan terestrial, ditunjang dengan sistem komunikasi satelit, diharapkan dapat memperkuat kemajuan ekonomi digital nasional serta mendukung pemerintah dalam membangun masyarakat digital Indonesia.
Punya satelit terbanyak di Asia
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno menginginkan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menjadi perusahaan besar pemilik satelit terbanyak di Asia. Saat ini, Telkom secara resmi telah mengoperasikan Satelit Telkom 3S.
Direktur Utama Telkom, Alex J. Sinaga mengatakan, mimpi Menteri Rini tersebut kemungkinan bisa terealisasi sebelum 2030 mendatang. Saat ini, jumlah satelit Telkom masih berada di bawah salah satu perusahaan China.
"Di atas kita ada satu perusahaan China berbasis di Hong Kong dan mereka punya 7 satelit. Tapi tidak sampai 2030 kita bisa nomor satu di Asia," kata Alex saat ditemui usai acara peresmian pengoperasian Satelit 3S di Stasiun Pengendali Utama Satelit Telkom Cibinong (SPU Cibinong), Senin (17/4).Â
Berbagai cara akan dilakukan perusahaan, mulai dari meluncurkan satelit sendiri atau mengakuisisi perusahaan satelit luar negeri. Kedua strategi ini terus dikaji perusahaan.
"Caranya kita tambah satelit atau akuisisi. Kalau akuisisi sudah ada satelitnya, kalau luncurkan kita beli satelit dan ini tergantung slot," katanya.
Namun demikian, Alex belum memutuskan apakah akan menambah satelit dengan meluncurkan sendiri atau mengakuisisi. "Kalau yang mau diakuisisi banyak, tapi kita akan kaji lagi ke depannya bagaimana."
Luncurkan satelit dari Florida
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berencana mengorbitkan Satelit Telkom 4 pada 2018 mendatang. Peluncuran akan dilakukan dari Florida, Amerika Serikat.
Direktur Utama Telkom, Alex J. Sinaga mengatakan satelit ini akan diluncurkan dengan peluncur space X yang disebut lebih efisien. Peluncur satelit ini bisa digunakan berulang.
"Satelit Telkom 4 ini menggantikan Telkom 1. Saat ini, Satelit Telkom 4 sudah masuk desain final dan akan selesai. Kita rencanakan Juni 2018 diluncurkan," kata Alex saat ditemui di acara peresmian pengoperasian Satelit Telkom 3S di Stasiun Pengendali Utama Satelit Telkom Cibinong (SPU Cibinong), Senin (17/4).
Alex menyebut, investasi atau dana yang dihabiskan untuk Satelit Telkom 4 akan lebih murah dibanding Satelit Telkom 3S yang telah dioperasikan. Penyebabnya, biaya peluncur dari space X bisa ditekan.
"Harga satelitnya juga lebih murah 40 persen, itu USD 156 juta belum termasuk asuransi. Sama asuransi jadi sekitar USD 160 juta."
Pembuatan roket dan peluncur sama sama dari Amerika Serikat, tapi perusahaan berbeda.
"Satelitnya Amerika Serikat juga, peluncurnya space X dari Amerika di Florida. Sama sama dari AS tapi perusahaan berbeda."