Ini Dia Sosok Ratu Tambang Paling Kaya di Dunia, Punya Harta Rp503 Triliun
Menurut catatan Forbes, dia memiliki kekayaan bersih sebesar USD31,3 miliar atau Rp503 triliun (kurs Rp16.096) menjadikannya ratu tambang terkaya di dunia.
Dia merupakan seorang pengusaha tambang yang mewarisi perusahaan keluarganya dalam keadaan sulit.
Ini Dia Sosok Ratu Tambang Paling Kaya di Dunia, Punya Harta Rp503 Triliun
- Perjalanan Hidup Orang Terkaya ke-25 di Dunia, Dulu Sopir Angkot Kini Tajir Melintir Hartanya Rp1.133 Triliun
- Ini Sosok Konglomerat Tertua dan Terkaya di Dunia, Usianya Sudah 102 Tahun
- Sosok Pendiri Toko Daiso, Meninggal Dunia Usia 80 Tahun dan Tinggalkan Kekayaan Rp29,7 Triliun
- Dalam 3 Tahun, Total Harta Kekayaan 5 Konglomerat Dunia Meroket hingga Tembus Rp13.500 Triliun
Di balik gemerlapnya kehidupan seorang pengusaha, terkadang ada kisah inspiratif yang layak untuk dibagikan.
Salah satunya adalah kisah sukses seorang pengusaha tambang, Gina Rinehart yang mewarisi perusahaan keluarganya dalam keadaan sulit. Namun, dia mampu mengubah nasib dengan kebijakan dan inovasi.
Gina Rinehart dari Australia merupakan ketua dan direktur grup Hancock Prospecting. Menurut catatan Forbes, dia memiliki kekayaan bersih sebesar USD31,3 miliar atau Rp503 triliun (kurs Rp16.096) menjadikannya ratu tambang terkaya di dunia.
Pengusaha wanita yang berada di peringkat ke-53 dalam daftar orang terkaya di dunia, juga merupakan miliarder terkaya di Australia.
Melansir dari berbagai sumber, Gina lahir pada tanggal 9 Februari 1954 di Perth, Australia Barat, anak tunggal dari pasangan Hope Margaret Nicholas dan Lang Hancock.
Masa kecilnya dihabiskan di Nunyerry. Dia bersekolah di St Hilda's Anglican School for Girls dan sempat belajar ekonomi di University of Sydney sebelum bergabung dengan bisnis ayahnya di industri bijih besi Pilbara.
merdeka.com
Terlahir dari keluarga kaya, Gina mewarisi Hancock Prospecting dari ayahnya Lang Hancock adalah raja tambang legendaris yang mendirikan Hancock Prospecting, sebuah perusahaan yang berfokus pada ekstraksi bijih besi dan memegang saham ekuitas yang signifikan di tambang bijih besi Hope Downs dan proyek bijih besi Roy Hill di wilayah Pilbara, Australia.
Perusahaan tersebut, melalui anak perusahaannya Hancock Coal, juga tengah mengembangkan dua proyek pertambangan batu bara utama yaitu Alpha dan Kevin's Corner, di Cekungan Galilee, Queensland, dalam kemitraan dengan grup bisnis GVK dari India.
Gina memasuki bisnis keluarga tersebut pada tahun 1970-an, dan mengambil alih setelah ayahnya meninggal pada tahun 1992. Dia terbukti sebagai pengusaha yang cerdik.
Dia secara agresif memperluas operasi Hancock Prospecting, menavigasi pasar yang tidak stabil dan persaingan global. Padahal pada tahun itu perusahaan yang mengalami kesulitan dan masalah keuangan.
Namun di bawah kepemimpinannya, perusahaan tersebut menjadi pemain utama dalam industri bijih besi, menghasilkan kekayaan yang sangat besar.
Meskipun kekayaannya sangat besar, citra publik Gina sering kali negatif. Dia dikritik karena pandangannya yang blak-blakan tentang isu sosial, penentangannya terhadap kenaikan upah minimum, dan kurangnya dukungannya terhadap hak-hak tanah adat.
Namun, dia juga seorang dermawan yang signifikan, menyumbang untuk berbagai tujuan, termasuk penelitian medis dan program pengembangan pemuda.
merdeka.com
Sehingga tidak dapat disangkal kontribusi Rinehart terhadap kemakmuran ekonomi Australia. Hancock Prospecting mempekerjakan ribuan orang dan menghasilkan pendapatan miliaran dolar, sebagian besar masuk ke kas pemerintah melalui pajak dan royalti.