Jawa Barat Alihkan 70 Persen Anggaran Infrastruktur untuk Penanganan Corona
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, A Koswara mengatakan, alokasi APBD untuk dinasnya sebesar Rp1,55 triliun. Jumlah itu mengalami penurunan karena sebagian besar dilakukan pergeseran anggaran untuk penanganan Covid-19 hingga menyisakan 23,9 persen.
Pemerintah Provinsi Jawa Barang melakukan refocusing atau pengalihan anggaran untuk penanganan pandemi virus corona di daerah tersebut. Lebih dari 70 persen anggaran infrastruktur dialihkan untuk penanganan dan penanggulangan covid-19. Hal ini berpengaruh pada target pengerjaan proyek yang sudah ditentukan.
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, A Koswara mengatakan, alokasi APBD untuk dinasnya sebesar Rp1,55 triliun. Jumlah itu mengalami penurunan karena sebagian besar dilakukan pergeseran anggaran untuk penanganan Covid-19 hingga menyisakan 23,9 persen.
-
Bagaimana Pertamina membangun infrastruktur hijau? Langkah konkrit perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
-
Apa saja contoh infrastruktur yang dibangun oleh Kementerian PUPR? Kementerian PUPR diamanahi 125 PSN yang harus dikerjakan, yang terdiri dari 51 ruas jalan tol dan jembatan, 56 bendungan dan irigasi, 13 proyek sektor air dan sanitasi, 2 proyek perumahan, 1 proyek tanggul pantai, 1 proyek pembangunan Indonesia Internasional Islamic university dan 1 proyek kawasan industri batang.
-
Gimana konstruksi jembatan Panyindangan dibangun? Melansir dari laman Pemkab Sumedang, jembatan ini menggunakan teknologi “judesa” untuk memperkokoh strukturnya. Judesa memiliki desain khas berupa sistem lantai, batang yang menggantung serta kabel baja sebagai pengikatnya.
-
Apa saja infrastruktur yang dibangun di Pulau Taliabu? Sebagai informasi, pada tahun 2023 melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) telah dilakukan pekerjaan sejumlah infrastruktur di dalam ibu kota Pulau Taliabu. Pengerjaan infrastruktur tersebut, di antaranya pembuatan drainase, peningkatan jalan, lampu jalan, dan median jalan.
-
Apa saja infrastruktur yang dimaksud Gibran? Tujuan akhir dari infrastruktur sosial adalah terciptanya ekosistem yang mampu menekan angka stunting, yang berarti target dari kebijakan ini adalah para perempuan, ibu-ibu, dan anak-anak. “Surplus sumber daya manusia adalah berkah untuk bangsa. Maka, kita perhatikan betul dari kebutuhan mendasar seperti makan siang dan susu gratis untuk ibu hamil, siswa, dan santri. Kesehatan gizi rakyat harus terpenuhi karena kita ingin menghindari stunting, terutama sejak dalam kandungan sampai usia 2 tahun,” ujar dia.Sementara itu, infrastruktur fisik merujuk pada bantuan pemerintah dari aspek sarana dan prasarana guna menunjang terwujudnya SDM berkualitas di masa depan.
-
Siapa yang menginstruksikan pembangunan infrastruktur pasca gempa di Sulbar? Jokowi menekankan rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur pasca gempa ini merupakan perintah langsung darinya."Saya lihat tadi Alhamdulillah (bangunan) sudah selesai. Hanya kurang gedung DPRD dan satu masjid," kata Jokowi saat peresmian sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (23/4).
"Jadi, asalnya anggaran belanja langsung (dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat) sebanyak Rp1,55 triliun, kini menjadi Rp371 miliar. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap target-target kerja kita," kata Koswara di Gedung Sate, Selasa (23/6).
Dia menyebut bahwa rencananya akan ada 90 paket kegiatan lelang untuk tahun ini. Namun yang masih berjalan dan menjadi kontrak terselesaikan tinggal enam paket, sehingga 84 paket yang tersisakan dan dialihkan ke 2021.
Lalu, kegiatan yang tersisa di 2020 tinggal ada 4 proyek yang masih berjalan, di antaranya fly over di Jalan Jakarta dan fly over di Jalan Laswi. Kedua proyek di Kota Bandung ini ditargetkan selesai akhir 2020. Selain itu, jembatan di Leuwigajah, Cimahi yang pengerjaannya dilakukan bertahap dari rencana diselesaikan tahun ini. Sisa pengerjaannya dilakukan di tahun depan.
Proyek yang masih bisa dikerjakan adalah ruas Jalan Baros-Sagaranten sepanjang 3,1 kilometer. Proyek ini menjadi prioritas pascakerusakan akibat bencana dan jalan ambles.
"Bisa disampaikan bahwa target-target yang diselesaikan di 2020 menjadi berkurang karena sisa anggarannya tinggal 23,9 persen. Itu perubahan target dari kinerja kita di tahun 2020 sebagai dampak dari pandemi Covid-19," tuturnya.
Anggaran Pemeliharaan Tetap Dipertahankan
Selain itu, dia memastikan bahwa alokasi untuk pemeliharaan jalan dan jembatan masih tetap dipertahankan dengan pemeliharaan sepanjang 2.360 kilometer jalan. Sedangkan untuk peningkatan jalan, awalnya ditargetkan 68,59 kilometer, terjadi perubahan setelah refocussing menjadi 3,1 kilometer.
"Jadi cukup jauh perubahannya. Kemudian pembangunan jalan awalnya untuk 2,55 kilometer menjadi 0 kilometer, kita tidak punya kegiatan pembangunan jalan," ujarnya.
Selain itu, pekerjaan drainase dari awalnya ditargetkan 25.600 meter, tinggal 2.600 meter untuk tahun ini. Kemudian perbaikan drainase jalan yang awalnya 1.378,95 meter, sisanya tinggal 500 meter perbaikan drainase tahun ini. Rehabilitasi jalan tinggal 48 meter, dari 123,65 meter yang direncanakan.
Lebih lanjut, pembangunan Masjid Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung mengalami keterlambatan dan penyelesaiannya diundur menjadi tahun 2021. Sebelum ada pandemi, dana yang dialokasikan sebanyak Rp360 miliar untuk penyelesaian masjid yang dibangun di atas tanah seluas 25,99 hektare tersebut.
"Karena teralokasikan Rp31,5 miliar dari kebutuhan Rp360 miliar, sisanya kita geser ke tahun depan juga," kata dia.
(mdk/idr)