Jawa Barat Pengguna PLTS Atap Terbesar di Indonesia
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Jawa Barat sebagai provinsi dengan memiliki kapasitas daya terbesar pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di Indonesia. Di mana besarannya mencapai 8,84 megawatt peak (MWp).
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Jawa Barat sebagai provinsi dengan memiliki kapasitas daya terbesar pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di Indonesia. Di mana besarannya mencapai 8,84 megawatt peak (MWp).
"Kalau kita lihat sebaran 35 MWp, Jawa Barat paling banyak dengan hampir 9 MWp," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, seperti dikutip dari Antara dalam diskusi daring bertajuk "Pemanfaatan PLTS Atap" yang dipantau di Jakarta, Jumat (27/8).
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Kenapa PLN menerapkan strategi ARED untuk pengembangan energi baru terbarukan? Oleh karena itu, Darmawan mengatakan, PLN di bawah arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang mampu meningkatkan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan hingga 75% pada tahun 2040.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
Setelah Jawa Barat, empat provinsi penyumbang energi surya terbesar adalah Jakarta Raya 6,99 MWp, Jawa Tengah dan Yogyakarta 5,81 MWp, Jawa Timur 4,54 MWp, dan Banten 2,31 MWp.
Dadan menjelaskan total pelanggan PLTS atap di Indonesia sampai Juli 2021 sebanyak 4.208 pelanggan dengan total daya listrik yang dihasilkan mencapai 35,56 MWp.
Sektor rumah tangga menempati porsi terbanyak dalam menggunakan PLTS atap dengan jumlah mencapai 3.300 pelanggan, disusul bisnis 299 pelanggan, sosial 255 pelanggan, pemerintah 133 pelanggan, industri 28 pelanggan, dan layanan khusus 13 pelanggan.
"Jumlah pelanggan ini sudah mulai tersebar bahkan sampai ke wilayah lain. Papua dan Papua Barat juga sudah ada yang memasang PLTS atap," ungkap Dadan.
Selanjutnya
Kementerian ESDM menargetkan kapasitas terpasang PLTS atap bisa mencapai 3,6 GW dalam kurun waktu empat tahun ke depan.
Optimalisasi pengembangan PLTS atap tersebut akan bertumpu pada sektor rumah tangga dan industri yang memiliki potensi besar dalam mendorong penggunaan energi terbarukan di Indonesia.
Berdasarkan proyeksi Kementerian ESDM, target pengembangan PLTS atap untuk sektor rumah tangga selama empat tahun ke depan memiliki potensi daya listrik sebesar 1,52 GW.
Asumsi jumlah pelanggan PLN yang akan memasang PLTS atap dengan target dua persen dari pelanggan 1.300 VA dan 10 persen dari pelanggan 2.200 VA.
Sedangkan dari sektor bisnis, pemerintah memperkirakan ada potensi 1,30 gigawatt energi surya dengan rincian 10 persen pelanggan PLN 1.300 VA sampai 14 kVA dan 20 persen pelanggan di atas 14 kVA juga memasang PLTS atap.
(mdk/bim)