Jokowi dianggap aneh cuma naikkan harga BBM subsidi Rp 2.000
Aviliani menilai harga minyak dunia tidak akan selamanya turun, suatu saat pasti akan naik.
Pemerintah memutuskan besaran kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi premium menjadi Rp 8.500 per liter dan solar Rp 7.500 per liter. Kenaikan Rp 2.000 per liter dianggap tidak maksimal.
Pengamat ekonomi Aviliani menilai, angka kenaikan itu tergolong kecil. Sebab, dirinya memperkirakan harga minyak dunia bakal makin naik.
"Naiknya Rp 2.000 per liter itu enggak lama (bertahannya)," kata Aviliani saat ditemui dalam acara 'Kinerja Industri Keuangan Indonesia Review 2014 dan Prediksi 2015' di Jakarta, Selasa (18/11).
Aviliani menuturkan, harga minyak dunia saat ini sedang mengalami penurunan. Saat ini, kondisinya sedang berada di USD 84 sampai USD 87 per barel.
"Ke depannnya, harga minyak dunia kembali mengalami kenaikan. Apakah minyak dunia akan terus turun, enggak lah" jelasnya.
Dia mengklaim, kenaikan harga minyak dunia bisa tembus USD 100 per barel. Maka itu, dirinya merasa aneh bila Presiden Joko Widodo cuma menaikkan Rp 2.000 per liter.
Seperti diketahui, Kabinet kerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) belum genap berumur satu bulan. Di awal kepemimpinannya sebagai Presiden, Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi memberikan kado spesial buat rakyat Indonesia yakni kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.
Mulai pukul 00.00 atau Selasa (18/11), pemerintah resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. BBM bersubsidi jenis Premium dijual Rp 8.500 per liter atau naik Rp 2.000 per liter dari sebelumnya Rp 6.500 per liter. Sementara BBM bersubsidi jenis Solar dijual Rp 7.500 per liter atau naik Rp 2.000 dari sebelumnya Rp 5.500 per liter.