Jokowi patok EODB RI di bawah 50, kalau tidak menterinya diganti
"Presiden mematok tahun depan harus di bawah 50, kalau tidak menterinya diganti, pak Gatot Nurmantyo (Panglima TNI) jadi saksi."
Pada Oktober lalu, Bank Dunia merilis data terbaru peringkat kemudahan berbisnis atau Ease Of Doing Bussines (EODB) yang dilakukan kepada 190 negara di kawasan Asia Pasifik. Peringkat Indonesia melonjak signifikan dari 106 ke peringkat 91.
Jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam dan Brunei Darussalam, peringkat Indonesia masih jauh di bawahnya. Di kawasan ASEAN, Singapura berada di peringkat ke 2, sementara Brunei juga melonjak dari sebelumnya peringkat 97 menjadi peringkat 72.
-
Mengapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok untuk berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
-
Kenapa Presiden Jokowi ingin menerapkan skema investasi 'family office' di Indonesia? Pemerintah memproyeksikan investasi dari pengelolaan dana berbasis keluarga atau family office yang bisa ditarik ke Indonesia mencapai USD500 miliar dalam beberapa tahun ke depan.
-
Mengapa Jokowi menekankan pentingnya investasi sekarang untuk IKN? Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang," tegasnya.
-
Bagaimana Jokowi ingin meningkatkan aksesibilitas ke IKN untuk mendukung investasi? Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
Kendati demikian, pencapaian tersebut nyatanya belum cukup memuaskan Presiden Joko Widodo yang ingin agar peringkat kemudahan berbisnis Indonesia naik ke peringkat 40. Mantan Walikota Solo itu pun meminta kabinetnya agar pada 2017 mendatang target tersebut bisa tercapai.
Ketiga Menteri yang mendapat beban berat tersebut yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan, tahun depan Presiden Jokowi telah menargetkan kepada kabinetnya agar peringkat EODB Indonesia ada di bawah 50. Jika tidak, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengancam akan memecatnya.
"Presiden mematok tahun depan harus di bawah 50, kalau tidak menterinya diganti, pak Gatot Nurmantyo (Panglima TNI) jadi saksi," ujarnya dalam Indonesianisme Summit, di Jakarta, Sabtu (10/12).
Hal ini bukan tanpa alasan, sebab peringkat Indonesia sejak 2014 mengalami peningkatan yang baik, hanya saja trennya tidak signifikan. Dikhawatirkan, pemeringkatan tersebut akan memberi pengaruh kepada investor.
"EODB tahun 2014 ranking 120 dari 129. 2016 106 dari 189. Tahun ini jadi 91," tandas dia.
Baca juga:
Akhir pekan, Rupiah ditutup merosot ke level Rp 13.319 per USD
Ditjen Pajak kehabisan stamina, dana Tax Amnesty periode II melempem
Indonesia butuh peta jalan industri untuk jadi bangsa pemenang
Sri Mulyani optimis ekonomi RI tumbuh di atas 5,1 persen tahun depan
Sri Mulyani: Indonesia beruntung bisa ekspor saat ekonomi melambat