Jusuf Kalla minta gotong royong kurangi kesenjangan kaya dan miskin
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak semua komponen bangsa untuk bersama-sama mengurangi ketimpangan agar bisa lebih maju. Menurutnya, pekerjaan itu perlu dilakukan segera karena apabila terjadi ketimpangan atau kesenjangan yang besar antara kaya dan miskin di satu negara, maka negara bersangkutan akan goyang.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak semua komponen bangsa untuk bersama-sama mengurangi ketimpangan agar bisa lebih maju. Menurutnya, pekerjaan itu perlu dilakukan segera karena apabila terjadi ketimpangan atau kesenjangan yang besar antara kaya dan miskin di satu negara, maka negara bersangkutan akan goyang.
Hal ini diungkapkan sebelum meletakkan batu pertama pada peresmian pembangunan gedung center of microfinance kerjasama BRI dan Universitas Hasanuddin di dalam kawasan kampus Universitas Hasanuddin disaksikan direktur utama BRI, Asmawi Syam, Rektor Unhas, Prof Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, Senin, (27/2).
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Bagaimana Jusuf Kalla menilai harga alutsista bekas yang dibeli pemerintah? "Sebetulnya bukan hanya bekas, berapa harga bekas itu? Itu hal yang berbeda. Kalau ini 'kan harganya rata-rata Rp1 triliun satu pesawat, pesawat yang umurnya 25 tahun," kata JK. Ketika orang ingin membeli pesawat, yang diukur ada dua yaitu umur dan jam terbangnya. Khusus umur sangat berpengaruh pada teknologi yang ada di dalam pesawat tersebut.
"Negara akan goyang karena besarnya ketimpangan atau kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin itu sudah menjadi pengalaman banyak negara. Caranya adalah bukan menurunkan yang besar tetapi menaikkan yang kecil. Inilah langkah yang harus diperbaiki untuk bangsa ini," ujar JK.
Dia menjelaskan, untuk menaikkan yang kecil-kecil itu caranya adalah memikirkan bagaimana pengusaha kecil mendapatkan akses yang lebih baik, kemudian mendidiknya, mendorongnya karena dengan peningkatan yang kecil itu dapat meningkatkan pendapatan, memperluas lapangan kerja dan dapat menciptakan hormoni bangsa ini. Tanpa itu, maka yang terjadi adalah disharmoni dan selalu berbahaya untuk keutuhan bangsa ke depan.
“Pengusaha kecil bisa mendapatkan akses yang mudah dan murah serta sustainable untuk menjadi usaha yang menengah hingga besar. Tapi tentunya itu dicapai secara bertahap. Mungkin dulu pengusaha kaki lima, kemudian menjadi pengusaha yang telah memiliki kios di pasar, lalu toko. Jika dulu hanya kerja sendiri, kemudian punya dua karyawan, lima, sepuluh karyawan dan seterusnya. Hal itu tentu akan memberikan lapangan pekerjaan yang luas kepada anak bangsa. Hanya itu yang bisa memberikan harmoni untuk kelangsungan bangsa manapun. Itulah yang menjadi prinsip pokok bangsa ini," tegas JK.
JK menambahkan, rakyat Indonesia jumlahnya 225 juta orang. Di antaranya dibutuhkan banyak pengusaha besar kecil, menengah karena tidak mungkin semua bisa menjadi PNS atau dosen. Jika ingin hal itu lebih cepat dicapai tentu dengan pembiayaan yang lebih baik.
"Jangan lupa semua, yang kaya ini dimulai saat dia masih mahasiswa. Mereka semua dengan start up yang kecil," pungkasnya.
Baca juga:
Pemerintah target aturan plastik berbayar keluar April
Banyak BUMN bisa kelola tambang Freeport dan beri untung lebih besar
Bank Indonesia buka lowongan untuk pegawai kontrak, ini syaratnya
Cek di sini, BPJSTK buka lowongan kerja lulusan S1 sampai D3
'Dengan Freeport itu seperti berunding dengan maling'
Advokat Indonesia rapatkan barisan dukung pemerintah hadapi Freeport
GP Ansor: Pekerja lokal di Freeport cuma digaji Rp 3 juta-Rp 5 juta