Jusuf Kalla Endus Kecurangan Pemilu 2024: Semua Mengindikasikan, Kita Tunggu Hasil Resmi
JK mengaku masih menunggu hasil penghitungan suara resmi.
Hingga saat ini, hasil quick count atau penghitungan cepat menunjukkan, calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul atas dua paslon lainnya.
Jusuf Kalla Endus Kecurangan Pemilu 2024: Semua Mengindikasikan, Kita Tunggu Hasil Resmi
Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK) mengendus adanya kecurangan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Dugaan kecurangan itu sudah diungkap media massa dan film dokumenter ‘Dirty Vote’.
"Kalau itu (kecurangan Pemilu 2024) kan memang. Kalau kita lihat filmnya, berita-berita yang anda buat, semuanya mengindikasikan,” kata JK di kediamannya, Rabu (14/2) malam.
Namun, JK mengaku masih menunggu hasil penghitungan suara resmi. Hingga saat ini, hasil quick count atau penghitungan cepat menunjukkan, calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul atas dua paslon lainnya.
Dua paslon tersebut adalah capres dan cawapres nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), kemudian capres dan cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
“Kita menunggu, semuanya menunggu hasil pilpres,"
ujar JK.
merdeka.com
Mengenai sikap Anies-Cak Imin, JK mengaku tidak tahu. Sebagai informasi, JK merupakan pendukung Anies-Cak Imin.
"Ya enggak tahu lah, yang menentukan kan capres-cawapresnya dengan partai-partai yang ada. Partai pendukung," ujarnya.
Anies-Muhaimin ke Rumah JK
Anies-Cak Imin mendatangi rumah Jusuf Kalla di kawasan Jakarta Selatan usai pencoblosan Pemilu 2024. JK mengatakan, pertemuan itu membahas situasi pemilu.
“Ya tentu tadi datang untuk berbicara tentang situasi, semua sependapat bahwa kita menunggu hasil resmi dari KPU,” kata JK.
Saat disinggung hasil quick count sementara Prabowo-Gibran melebihi angka survei elektabilitas sebelum pencoblosan, JK menyebut hal tersebut hanya perkiraan.
"Ya jadi tidak ada yang fix memang, survei itu untuk memperkirakan berdasarkan data-data yang ada, quick count itu adalah perhitungan sementara dengan contoh-contoh dengan dasar katakanlah 1.000, 2.000 TPS. Tapi selanjutnya tunggu perhitungan yang benar-benar,"
pungkasnya.
merdeka.com