Kereta cepat tak dibutuhkan dan tak cocok buat Indonesia
Jepang dan China dipersilakan mengajukan proposal baru untuk kereta berkecepatan menengah.
Presiden Joko Widodo memutuskan tidak melanjutkan proyek kereta cepat alias High Speed Train (HST) Jakarta-Bandung. Ada dua alasan. Pertama soal pembiayaan, kedua soal teknis pengoperasian kereta yang disebut-sebut berkecepatan hingga 300 kilometer per jam ini.
Pemerintah beralasan, Indonesia belum membutuhkan kereta cepat. Menko Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, yang dibutuhkan Indonesia adalah kereta berkecepatan menengah.
-
Siapa yang mencobai kereta cepat Jakarta Bandung bersama Presiden Jokowi? Rabu (13/9) hari ini Raffi Ahmad berkesempatan mencobanya bersama Presiden Jokowi.
-
Apa saja yang dilakukan Kemenko Perekonomian untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan di Indonesia? Pemerintah telah menetapkan pengembangan infrastruktur sebagai salah satu prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dengan pembentukan Proyek Strategis Nasional (PSN). Pengembangan infrastruktur yang signifikan akan terus dilanjutkan sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 guna mewujudkan visi strategis 100 tahun Indonesia. Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Pemerintah telah membangun lebih dari 2.000 km jalan tol yang menghubungkan pusat-pusat komersial, industri, dan perumahan utama di tanah air, menciptakan value chain perdagangan yang lebih kuat. Dalam program PSN tersebut, Indonesia juga mengembangkan proyek transportasi perkotaan seperti MRT yang telah selesai pada tahun 2019 dan proyek LRT Jabodebek yang baru saja selesai.
-
Dari mana Prabowo dan Jokowi memulai perjalanan dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung? Prabowo naik Kereta Cepat Jakarta-Bandung bersama Jokowi dari Stasiun Tegalluar, Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat menuju Stasiun Halim Jakarta Timur.
-
Bagaimana kondisi jalan yang dilalui Jokowi? Mobil dinas RI 1 jenis Mercedes Benz S 600 Guard itu harus berjalan lambat dan dikabarkan sempat 'nyangkut'. Saking rusak parah, Jokowi sampai harus berganti mobil. Dari kendaraan dinas mercy ke mobil jenis jip.
-
Mengapa kereta cepat Jakarta-Bandung mendapat sambutan baik dari masyarakat? Uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) akan dimulai besok, Jumat 15 September 2023 hingga 30 September 2023. Tak ayal, hal ini disambut baik oleh masyarakat, khususnya warga yang tinggal di sekitar KCJB.
-
Bagaimana Indonesia membangun konektivitas regional dalam mewujudkan transportasi berkelanjutan? Sebagai bagian dari komitmen ASEAN, Pemerintah Indonesia berusaha membangun konektivitas regional dan telah melibatkan diri dalam inisiatif seperti Indonesia-MalaysiaThailand Golden Triangle (IMT-GT) yang memiliki 36 proyek konektivitas senilai lebih dari USD 57 miliar.
Darmin mengakui pemerintah belum memiliki kerangka acuan membangun transportasi massal, termasuk kereta api berkecepatan menengah. Sehingga perlu ada diperjelas agar pembangunan infrastrukturnya sesuai dengan kebutuhan.
"Indonesia perlu merumuskan kereta seperti apa yang kita perlukan. Kereta seperti apa? Di mana saja stasiunnya? Di mana dia bersimpangan dengan angkutan bus, dengan kereta lain, mungkin kereta ringan di mana? Sehingga lebih optimum penggunaannya," ujar Darmin di kantornya, semalam.
Bahkan lebih dari itu, kerangka acuan ini juga mempertimbangkan kelanjutan dan dampak ekonomi dari pembangunan kereta kecepatan menengah. Karena dikhawatirkan, kereta ini belum tentu menghasilkan pemasukan untuk biaya operasional, sehingga membutuhkan bantuan subsidi pemerintah. Otomatis memberatkan keuangan negara.
"Walaupun dengan kereta kecepatan menengah itu belum tentu bisa membiayai dirinya sendiri. Ke depan, harus dikaitkan dengan pengembangan wilayah ya kan. Sehingga nanti di stasiun mana dibangun properti besar-besaran ya katakanlah dua atau tiga stasiun dari Jakarta yang mungkin hanya setengah jalan hanya 2/3 jalan hanya 100 berapa Kilometer," kata mantan Gubernur Bank Indonesia ini.
Meski tak melanjutkan proyek kereta cepat, Jepang dan China masih bisa bertarung memperebutkan proyek kereta kelas menengah. Presiden Jokowi memerintahkan untuk membentuk tim khusus yang merancang kerangka acuan pembangunan kereta kecepatan menengah ini.
"Presiden meminta dibentuk tim untuk menyusun kerangka acuan itu, setelah itu baik Jepang maupun China dipersilakan menyusun proposal baru," tutup Darmin.
(mdk/noe)