Jokowi: Kereta Cepat Indonesia Cuma 148 Km, di China 28.000 Km
Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini telah resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023, dan saat ini Kereta Cepat Whoosh sudah bisa dinikmati masyarakat umum.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa Indonesia masih ketinggalan jauh dari China soal pembangunan infrastruktur transportasi umum.
Kata Jokowi, saat ini Indonesia memang telah memiliki Kereta Cepat yang dimanakan Whoosh dengan rute Jakarta-Bandung. Whoosh dalah Kereta Cepat pertama di Indonesia dan Asia Tenggara dengan kecepatan rata-rata 350 km/jam.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini telah resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023, dan saat ini Kereta Cepat Whoosh sudah bisa dinikmati masyarakat umum.
Namun, panjang lintasan kereta cepat mencapai 148 kilometer (km), masih jauh jika dibandingkan dengan panjang lintasan kereta cepat di China yang mencapai 28.000 kilometer.
"Kereta cepat juga sudah dibangun dari Jakarta ke Bandung. Hanya 148 kilometer, itu pun ramainya bertahun-tahun. Di China sekarang sudah memiliki kurang lebih 28.000 kilometer kereta cepat, kita 148 kilometer. Artinya, stok infrastruktur kita masih jauh tertinggal dari negara yang tadi saya sebut," kata Jokowi dalam CEO Forum yang diadakan di IKN, Jumat (11/10).
Kendati demikian, Jokowi menilai infrastruktur transportasi umum di Indonesia sudah berkembang cukup pesat. Sebab, di Jakarta juga sudah dibangun MRT. Jalur yang telah beroperasi saat ini merupakan jalur sepanjang 15,7 km yang menghubungkan Stasiun Lebak Bulus dengan Stasiun Bundaran HI.
MRT Fase Timur-Barat
Adapun saat ini Pemerintah sedang melakukan pembangunan MRT Fase Timur-Barat. Pembangunan fase pertama sepanjang 24,5 kilometer mulai dari Tomang, Jakarta Barat hingga Medansatria, Bekasi.
"Transportasi massal karena keruwetan di Jakarta dan Jabodetabek dan mungkin Bandung, kita juga telah memulai bangun MRT yang sudah berjalan, meskipun baru dari utara, dari Lebak Bulus ke HI. Kemudian dalam proses dari HI ke kota dan nanti selanjutnya sampai ke Ancol," ujarnya.
Untuk pendanaannya, Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan Pemerintah Jepang. Pemerintah Jepang mengucurkan pinjaman senilai JPY 140,699 miliar atau setara Rp14,52 triliun (kurs Rp 103,21) kepada pemerintah Indonesia. Pinjaman ini digunakan untuk mendanai proyek MRT Jakarta koridor Timur-Barat Fase I Tahap I.
Selain MRT dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Indonesia juga telah memiliki LRT. Meskipun pengoperasiannya masih terbatas untuk kawasan Jakarta menuju Bekasi, namun transportasi tersebut menjadi opsi lain bagi masyarakat di Jakarta yang hendak melakukan perjalanan ke Bekasi dan sekitarnya.
"LRT juga sudah kita bangun, meskipun juga baru dari tengah kota Jakarta menuju Cibubur dan Bekasi. Yang lain-lain sayapnya masih dalam proses nanti akan dibangun," pungkasnya.